“kami berharap Fosfat tidak pernah ditemukan di negara ini, hingga kami tidak perlu menyaksikan kengerian semacam ini”.. 
 
Kalimat tersebut cukup ngeri ya gan, dan kalimat tersebut tentu saja sangat berkaitan dengan judul di atas, yakni kaya karena fosfat dan blangsak juga karena fosfat. Lalu apa itu fosfat? Siapa yang kaya lalu kemudian hidup dalam kemiskinan karena satu sumber yang sama? Kengerian macam apa yang di deritanya hingga berharap mereka tidak pernah mau mengenal fosfat?

Sebelumnya, kita kepoin dulu tentang apa itu fosfat..

Fosfat adalah unsur batuan beku atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis, dan fosfat ini sangat penting serta amat berharga yakni sebagai pupuk pertanian, bahan-bahan peledak, korek api, pestisida, odol, deterjen dan lain-lain. Nah kira-kira begitu singkatnya gan.

Di dunia ini, di antara ratusan negara-negara, dahulu hanya ada satu negara yang tanahnya sekitar 70 persen terdiri dari fosfat! Nah negara ini namanya Nauru, mungkinn bagi kita nama Nauru cukup asing, oleh karena letak yang jauh dari kita. Nauru adalah sebuah pulau kecil yang letaknya di tengah samudera pasifik bagian selatan,  42 kilometer dibawah garis khatulistiwa dan sebelah selatannya adalah kepualauan Marshall. Sedangkan jarak Nauru ke tanah Papua adalah sama dengan jarak Nauru ke pulau Jawa. Pokoknya kalau dilihat dari globe, nauru ini satu di antara banyak pulau-pulau kecil di tengah samuduera pasifik yang luas.



Nauru di dapuk menjadi negara terkecil kedua setelah Vatikan, untuk skala jumah penduduk saja tahun 2018, Nauru berpenduduk hanya sekitar 9.692 orang saja. Sedangkan luas negaranya sekitar 21 KM[sup]2[/sup], Wah cukup kecil banget ya gan untuk disebut sebagai negara.

Nah, yang menarik dari Nauru ini adalah soal fosfatnya. Seperti yang TS sampaikan di awal bahwa dataran Nauru terdiri dari sekitar 70 persen fosfat. Fosfat yang banyak di temukan di Nauru adalah tumpukan kotoran dari burung Guano selama ratusan sampai ribuan tahun yang lalu.



Atau kata lainnya, koloni burung-burung Guano sering buang air tepat di negara yang kita sebut ia Nauru sekarang, saking banyaknya kotoran burung tersebut hingga menutupi sekitar 70 persen datarannya dan mengeras selama ribuan tahun berlalu. Sampai tahun 1899 fosfat di temukan dan mulai di eksplorasi tahun 1907.

Nauru adalah negara yang memiliki fosfat berkualitas, diera keemasannya jumlah fosfat yang diseluruh Nauru digadang-gadang menjapai 41 juta ton! Jika dibandingkan dengan Indonesia, dari  Sabang sampai Marauke jumlah fosfat yang kita punya hanya sekitar 2,5 juta ton, Wah sangat beda jauh ya gan. Hal inilah yang menjadikan fosfat sebagai satu-satunya industri andalah Nauru.

Sejak merdeka dari Inggris tahun 1968, Nauru mandiri mengurusi negaranya. Sedang pada 1970-1980an permintaan fosfat di dunia mengalami kenaikan pesat sebagai penyubur tanah, maka eksploitasi besar-besaran dilakukan di Nauru.


Pendapatan negara Nauru sangat besar sejak itu, karena tambang fosfat menyebabkan pada tahun-tahun itu Nauru di dapuk dalam jajaran negara terkaya di dunia. Bayangin aja gan, tahun 1980an pendapatan perkapita Nauru mencapai 27.000 USD, sedangkan negara adidaya Amerika Serikat yang hanya 12.500 USD.


Pokoknya sekitar 40 tahun lalu Nauru dan segenap rakyatnya jadi negara yang amat kaya bergelimpangan harta dan kesejahteraan , tahun 1980 Naura dapet 123 juta dollar AS dari fosfat dan itu belum termasuk penerimaan pajak dan royaltinya. Gedung-gedung tinggi mereka buat, impor mobil dan pesawat mewah seenak hati, semua masyarakatnya pada kaya dan tidak ditemukan gelandangan atau orang misquen walau seorang aja!

Negara mengangkat sekitar 80 persen rakyatnya jadi pegawai negeri yang gak punya jadwal kerja, yang pengangguran disubsidi sama negara, semua bentuk pajak ditiadakan, pendidikan dan kesehatan gratis, bahkan para pemudanya dikirim ke Australia buat kuliah pakai beasiswa negara, pangan serta perumahan di subsidi, masyarakat Nauru bisa kaya tanpa bekerja, bahkan saking nyamannya hidup disana ‘seolah setiap hari ada pesta’ kata seorang masyarakat Nauru, mereka terbiasa berlibur keluar negeri dan sering mengimpor mobil spot mewah.




Agan percaya gak kalau saking banyaknya uang yang mereka miliki, bahkan mereka sampai menjadikan uang sebagai tissue toilet, ini bukan hanya sekedar kata kiasan atau guyonan untuk menjelaskan bahwa memang mereka sangat melimpah uangnya, tetapi ‘uang sebagai tissue toilet’ adalah hal yang benar terjadi. Bahkan pada suatu waktu, ada yang membeli sesuatu di toko, ia membayar dengan uang yang banyak dan menolak kembaliannya.

Yang agak geli, karena masyarakatnya cenderung dimanja oleh negara, akhirnya Nauru harus impor tenaga kerja dari Australia, Kiribati, Cina dan Tuvalu, karena rakayatnya yang mager buat kerja lapangan 

Pokoknya rakyat Nauru di masa itu bisa merasakan kenyamanan dan banyak uang walau enggak keringat, berfoya-foya, hidup dalam kenyamanan dan tidak bekerja, banyak makan, pola hidup tidak sehat karena gemar mengkonsumsi alkohol dan rokok membuat masyarakat Nauru banyak mengidap obesitas.






Yang sangat mengagetkan, data WHO tahun 2007 mengumumkan dari 100 persen terdapat 71,7 persen orang Nauru yang menderita obesitas. Yang paling bertanggungg jawab dari obesitas ini adalah kebiasaan makan yang tidak terkontrol, alkohol dan merokok. Hingga saat ini Nauru menjadi negara dengan tingkat obesistas tertinggi di dunia.

Selain pola hidup yang tidak sehat, di masa lalu juga mereka melakukan satu kesalahan besar yakni tidak menginvestasikan kekayaannya. Seperti kata salah satu penduduknya Evi Agir “dari tahun 1970an sampai 1980an kami dihujani kekayaan tapi tak tau cara menanganinya”, “ hampir tidak ada orang yang berfikir untuk menginsvestasikan uang itu”. dan juga “banyak hal-hal bodoh terjadi, orang-orang akan pergi ke toko untuk membeli permen, membayar dengan banyak uang dan tidak miinta kembalian”

Karena fosfat mereka kaya, karena fosfat juga mereka miskin..

Pada tahun 1990an, secara perlahan dan alamiah deposit fosfat mulai habis karena eksplorasi yang berlebihan.  Fosfat yang semakin menipis ini sangat mempengaruhi pemasukan Nauru, dan beberapa tahun setelah itu Nauru benar-benar bangkrut.
Selain fosfat yang kian menipis, kini Nauru dihadapkan pada situasi gawat dimana 80 persen tanahnya menjadi rusak karena pertambangan yang gila-gilaan. Sisa bekas tambang fosfat tersebut mengakibatkan tangah lubang menganga dimana-mana, tandus dan tidak dapat ditanami apa-apa dan organisasi pencinta lingkungan Greenpeace mencatat 90 persen wilayah Nauru kini menjadi tak layak huni. Pohon-pohon kelapa dipinggir pantai semuanya rusak dan dan roboh, lahan tidak ada yang bisa ditanami,

Karena hanya fosfat yang di andalkan Nauru membuatnya kini menjadi negara penghutang untuk tetap eksis. Hingga saat ini Nauru bergantung pada Australia dan terus menerima bantuan setiap tahun, tetapi ketika tahun 2002 lalu Nauru tidak bisa membayar hutangnya pada Australia sebanyak 239 juta dollar Australia, maka sebagai gantinya Nauru menggadaikan asetnya yakni Nauru House dengan tinggi 50 lantai di Collin Street, Melbourne. Banyak pula gedung serta satu lapangan terbang yang ditutup, karena benar-benar tidak mampu walau sekedar punya dana untuk melakukan perawatan.


“kami berharap Fosfat tidak pernah ditemukan di negara ini, hingga kami tidak perlu menyaksikan kengerian semacam ini”..

Demikianlah kata James Aingimea, mantan menteri Nauru yang sekiranya fosfat tidak pernah ditemukan saja agar negaranya tidak morat marit rusak dan berhutang seperti ini. Ia juga berujar dengan sedih “saya berharap Nauru bisa seperti sebelumnya, ketika saya kecil semuanya tampak indah, waktu itu masih ada pohon, hijau dimana-mana, dan kita masih dapat memakan kelapa segar. Sekarang saya melihat apa yang terjadi rasanya saya mau menangis”.

Banyak banget ya gan pelajaran yang dapat di ambil dari kisah negara Nauru, investasi dan tabungan sangat penting walau kadang hidup nyaman dan diambang kekayaan membutakan mata..