Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kartu.prakerjaAvatar border
TS
kartu.prakerja
FPI Kena Batunya, Denny Siregar: Masih Memandang Lemah Jokowi?


Membubarkan sebuah ormas yang sudah berakar di masyarakat itu tidak gampang. Tidak semudah membubarkan kumpulan kerbau. FPI selama ini berlindung di balik elite-elite beberapa partai dan pengusaha besar yang juga menggunakan jasa mereka, mulai jasa keamanan sampai menggoyang pemerintahan. Ada simbiosis mutualisma di antara mereka. Jika waktu dan kondisinya tidak tepat, goyang negara.

Lihat saja aksi yang mereka galang di 212 dan 411 dulu. Dengan dana besar, mereka memobilisasi warga-warga di luar Jakarta untuk berkumpul bersama, membangun tameng supaya orang tak berdosa bisa jadi korban kekerasan aparat. Kalau dulu ketika mereka kuat dipukul, jelas guncang kita. Bisa jadi tragedi 98 kedua, dan ormas-ormas radikal itu akan dapat simpati masyarakat awam.

Bahkan pendukung Jokowi pun ikut memaki sampai menyesal sudah memilihnya kembali. Emosional. Semua harus sesuai keinginan mereka, tanpa mengerti apa yang bakalan terjadi.

Jokowi sebenarnya sudah geram sejak lama dan dia sampaikan di depan para penasihatnya. Bukan karena dia dendam pada FPI, tapi karena setiap demo yang mereka lakukan, negara harus mengocek duit puluhan sampai ratusan miliar rupiah untuk pengamanan. Dan ini berarti uang terbuang sia-sia, padahal banyak yang harus dia bangun supaya ekonomi kita bisa sehat.

Karena itu mereka dibiarkan dulu, kemudian dipisah-pisah satu demi satu, disusupi dan dipecah dari dalam, lalu dilokalisir mana yang paling membahayakan. Pemerintah pura-pura bodoh dan lemah, supaya mereka sangka mereka menang.

Ibarat main catur, jalan dibuka supaya tampak gampang diserang. Musuh lengah dan terus memainkan buahnya ke depan, sampai rajanya ikut turun menyerang. Penonton ikut teriak-teriak, "Woii, kalian bisa skak mat. Bodoh. Bego. Pemerintah lemah. Jokowi plin-plan. Plonga-plongo," dan segala macam cacian buatnya. Sabar. Ada waktunya.

Negara tampak seperti tidak punya wibawa. Bahkan pendukung Jokowi pun ikut memaki sampai menyesal sudah memilihnya kembali. Emosional. Semua harus sesuai keinginan mereka, tanpa mengerti apa yang bakalan terjadi.

Kapan waktu yang tepat? Haul Gus Dur yang ke-11. Orang yang paling dibenci FPI dan Rizieq Shihab. Ini seperti piala yang dipersembahkan untuk orang yang sangat dihormati.

Dan waktu yang tepat itu datang. Pandemi memudahkan semua. Ketika Rizieq pulang dan langsung melanggar aturan protokol kesehatan bahkan menantang-nantang negara dengan revolusi berdarahnya, simpati orang padanya berubah jadi kebencian. Gema teriakan di mana-mana, "Tangkap Rizieq! Bubarkan FPI!"

Ini saatnya. Maka dipanggillah malam-malam para Panglimanya. "Saya tidak mau tahu. Hajar mereka, atau kalian yang saya ganti dengan orang yang lebih tegas!" Perintah malam itu jelas dan keras. Cukup sudah main bertahan, sekarang main keras.

Lalu gelombang demi gelombang hajaran dimainkan. Posisi catur yang tadi terbuka mulai merapat dan mengunci sehingga lawan sulit bergerak. Dijemput satu satu karena kebodohan mereka sendiri. Sebagian dilepas kembali dengan ancaman, "Kalian mainkan dari dalam barisan kalian, kalau tidak, kalian saya hajar sendiri."

Meraunglah lagu Metallica, "Searching... seek and destroy!"

Gugurlah pion, benteng, kuda, peluncur satu persatu. Kaget lawan, "Lha, kok jadi begini?" Mereka teriak-teriak cari simpati, tapi masyarakat sudah kadung benci. Tinggal Raja dan Ratu, dan beberapa pion lagi.

"Tunggu dulu," perintah datang lagi. "Kita jadikan ini momen paling diingat orang, dan untuk kita menghormati seseorang."

Kapan waktu yang tepat?

Haul Gus Dur yang ke-11. Orang yang paling dibenci FPI dan Rizieq Shihab. Ini seperti piala yang dipersembahkan untuk orang yang sangat dihormati.

Lalu dijalankanlah langkah terakhir. Skak, ster! Bukan skak mat. Ratunya rubuh. Raja lawan tidak bisa jalan. Pura-pura sibuk dengan urusan tali ban.

Semua bahagia. Masyarakat senang. Selamat Tahun baru 2021 diucapkan dari dalam Istana, dengan hadiah yang dikemas sangat indah.

Papan catur dibereskan. "Mau main lagi? Ayo, silakan. Atur kembali papannya." Tantangan diberikan. Ini negara demokrasi. Siapa pun boleh main berkali-kali. Tapi yang harus disadari, setiap kekalahan itu pasti menguras finansial banyak sekali. Investasi besarnya hangus seketika.

https://www.tagar.id/denny-siregar-m...g-lemah-jokowi

Semua mantan pengurus efpei ormas terlarang, sudah diberkasin polisi dan akan langsung ditangkap jika kedapatan berulah lagi provokasi masyarakat.

Semua mantan petinggi efpei itu sudah dipersulit pergerakan dan keuangannya bikin rekening, istilahnya sudah di PKI-kan. Sebaiknya novel bamukmin dkk segera tobat.
Cukup NU atau Muhammadiyah yang atur politik indonesia..

BRAVO JOKOWI-MAKRUF, MERDEKA!
Beri mereka waktu 4 tahun kedepan membangun Indonesia tanpa gangguan dan ancaman penggulingan kekuasaan.

Selamat jelang tahun baru 2021..
Kado tahun baru dari Jokowi buat kaskuser seindonesia



emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan

Mari berdendang lagu karangan agan potrek

Quote:
Diubah oleh kartu.prakerja 31-12-2020 12:40
ian.benjaminAvatar border
tien212700Avatar border
cungkringokeAvatar border
cungkringoke dan 13 lainnya memberi reputasi
14
3.5K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.