Sumber Gambar : klikdokter.com

Kita sudah di pucuk tahun. Sebentar lagi kita akan dipetik dan dijadikan teh hangat sebagai kaleidoskop kenangan. Bulan-bulan yang kita lewati telah menjadi momen penting dalam sejarah kita. Kita berjuang mencari kedamaian dunia. Tapi, mengapa dunia dikagetkan dengan virus korona. Akibatnya, semua aspek kehidupan direvolusi secara masif. Kehidupan pun jadi porak poranda.

Walau begitu, kita masih diberikan kekuatan untuk bertahan, sudah lumayan bersyukurlah sebagai manusia. Sodara-sodara kita banyak yang meninggal dunia kita turut berbelasungkawa. Mendoakan mereka semua ditempatkan disisi yang paling tinggi oleh Allah SWT. Aammiinn.

Di pagi hari yang sudah dikerumuni rintik-rintik hujan. Menanti masa-masa pergantian. Maksud hati ingin menggelar pesta tanda perayaan tahun baru, tapi itu dilarang. Berkumpul dengan teman lama dan sejawat serta menceritakan kisah apa yang mereka capai di tahun ini. Aku begitu penasaran. Setidaknya ada semangat itu yang ditunggu-tunggu.

Biasanya orang-orang lebih hedonisme untuk menyambut perayaan tahun baru lalu menggelar acara kecil-kecilan dirumahnya seperti karokean, makan-makan, minum-minuman, intinya sebuah pesta penyambutan detik 00.00 berganti satu.

Dulu, aku pernah heran mengapa mereka pada sibuk semua dengan pesta tahun baru. Sampai-sampai rela menghambur-hamburkan uang sedemikian banyaknya. Padahal hutang pun masih menjerat. Belum di bayar.

Aku mengitari perkampungan dimana aku tinggal dan menetap. Sewaktu masih anak SMP/SMA dengan perasaan kebingungan akan perayaan tahun baru pada malam hari yang larut. Kantuk belum memeluk hangat berkat suara menggelegar layaknya petir menyambar. Keindahan cahaya memencar warna-warni itulah kembang api atau biasa kami sebut percon. Ketika itu aku terusik untuk pergi keluar melihat sekitaran perkampungan. Musik dimana-mana. Di satu rumah dan rumah lainnya saling adu kedentuman suara speaker yang mereka miliki. Kumpul keluarga kebanyakan. Kukira sanak saudara yang jauh juga ikut bergabung. Entah, sampai kapan mereka menyudahi acara itu, yang jelas pagi terabaikan hingga menjelang siang. Kalian tau kan. Iya, orang-orang masih nyaman dengan tidur pulas mereka. Hari-hari pertama menginjak tahun baru dinikmati diatas kasur. Jalan-jalan pun sepi. Penuh sampah. Apalagi tempat wisata. Tanggal satu jadi tanggal dimana orang-orang bebas melampiaskan segala yang mereka lalui di tahun sebelumnya. Apa yang dilarang justru bukan pantangan. Terutama pesta seks atau semacamnya. Maksiat, mungkin jadi momen perpisahan tahun yang lalu. Bagian dari ekspresi. Hal yang sudah cukup wajar bagi kalangan umat manusia jaman sekarang.

Tanggal satu di tahun barulah yang menjadi start awal perjuangan. Dimana disana ada susunan rencana dan cita-cita yang sudah tertulis. "Oooh, ini harus running di tahun ini." Program kerja harus sudah mantap. Bulan januari jangan dikotori dengan noda kemalasan tanpa berbenah. Tanggal satu kita perlukan untuk mengikat standar dasar pencapaian. Supaya nanti, ketika tutup buku cita-cita, kita akan gariskan semangat untuk sebuah mimpi besar. Katakan perubahan pada pacarmu dan bilang "Aku suka kamu, tapi tolong hubungan kita jangan monoton. Kalau kamu perlu jarak, atau kedekatan atau apalah itu. Jangan kuatir doakan aku agar cepat menghalalkanmu." Lalu kau mesti sering-sering bilang "Maaf jangan ganggu aku, sebab didepan sana aku sedang membangun istana. Jangan pernah kau masuki istana itu ketika masih dibangun. Tunggu jadi dan berdiri kokoh. Agar, nanti kau tak terlalu kecewa, khawatir ataupun cemas dengan berbagai hubungan basa-basi yang sering menimbulkan luka. Aku ya aku. Kamu ya kamu. Mungkin itu batasannya."

Cukup sekian dan terimakasih. Semoga kalian yang baca tulisan ini diberikan kemudahan-kemudahan dalam mencapai mimpi besar di tahun depan. Aammiin.

SalamHangatSatuJanuari2021