Mama, Aku (Sungguh) Mencintaimu

Beranda

...

Sista
Mama, Aku (Sungguh) Mencintaimu

kaniarf

23-12-2020 13:27

Mama, Aku (Sungguh) Mencintaimu

ALOHA GANSIS

WELCOME TO MY THREAD

Katanya, anak perempuan itu pasti punya kedekatan lebih dengan ibunya. Banyak teman-teman perempuan ane yang setuju dengan hal itu. Menurut mereka, karena sama-sama perempuan, ibu jadi orang pertama yang mereka cari untuk meminta pendapat serius atau bahkan sekedar curhat terkait masalah yang tengah mereka hadapi.

Namun, yang terjadi pada ane sedikit berbeda. Dari kecil, ane harus akui hubungan ane dengan mama tidak seperti anak perempuan lain. Tidak terlalu dekat, apalagi sampai jadi teman curhat. Mungkin karena pada dasarnya ane punya sifat terlalu tertutup atau mungkin karena sejak kecil ane diminta mandiri sebelum waktunya karena hadirnya seorang adik. Entahlah …

Mama … begitu cara ane memanggil beliau. Sosok yang mungkin tidak istimewa di mata orang lain, tapi diam-diam ane cintai dan kagumi. Mama bukan wanita karir, tapi dia hebat sebagai ibu rumah tangga yang tidak punya waktu istirahat atau hari libur. Saat mama ada di sekitar ane, harus diakui kadang kehadirannya seringkali ane sepelekan. Tapi, kalau beliau tidak ada, ane justru merasakan kehilangan dam kerepotan sendiri.

Sumber: Dok. Pribadi

Tidak dekat, tapi bukan berarti tidak ada yang membekas. Banyak kejadian bersama mama yang sampai saat ini membuat hati ane bergetar. Salah satu yang paling membekas adalah bagaimana mama begitu khawatir dan langsung menyusul ane ke tempat KKN saat ane mengabari bahwa ponsel ane rusak di hari-hari pertama ane sampai di desa.

Bayangkan, beliau langsung membeli ponsel seketika itu juga dan nekat menuju tempat KKN ane untuk memberikan ponsel itu secara langsung. Padahal, beliau tidak tau alamat lengkap desa yang ane tinggali. Beliau pergi menggunakan tranportasi umum pula, hanya ditemani seorang temannya yang mengaku mengenal daerah ane KKN. Beruntung saat itu beliau berhasil sampai dengan selamat, tidak ada drama nyasar-nyasar dan kami pun akhirnya bisa bertemu.

Kejadian lain yang sangat membekas di hati adalah kejadian yang terjadi beberapa tahun lalu. Ane yang dari kecil dikenal sebagai anak penurut, hari itu benar-benar merasa tertekan dengan salah satu permintaan mama. Stress, tanpa sadar ane meninggikan volume suara. Beliau pasti tidak menyangka, anak perempuannya yang selalu bersikap manis, tiba-tiba memberontak di hari itu.

Tak hanya mama, ane pun terkejut dengan apa yang ane lakukan hari itu. Setelah kejadian itu, ane mengurung diri di kamar. Saat itulah ane merenung dan menyadari bahwa ane sudah melakukan kesalahan besar. Pada akhirnya, kejadian itu diakhiri dengan tangisan kami berdua. Ane yang minta maaf karena sudah membentak beliau dan beliau yang juga minta maaf karena sudah bersikap terlalu menekan.

Sumber: Dok. Pribadi

Hubungan kami menjadi semakin dekat beberapa tahun belakangan, yang paling ane rasakan adalah betapa dekatnya kami tahun lalu. Banyak momen saat kami pergi nge-date. Jalan-jalan ke mall untuk belanja, nonton film atau menuruti keinginan beliau yang ingin makan ramen. Kegiatan yang sederhana, tapi mampu mendekatkan hubungan kami sedikit demi sedikit.

Jika saja ane diberi waktu satu hari penuh dengan mama, ane mungkin akan memanfaatkannya untuk pergi ke tempat yang beliau inginkan. Dan sepertinya tempat itu adalah tanah suci. Ya, semoga saja suatu hari kami bisa pergi ke sana bersama-sama. Aamiin~

Sumber: Dok. Pribadi

Yah, kira-kira begitulah sedikit gambaran hubungan ane dengan mama. Selama ini, rasanya ane belum pernah mengungkapkan perasaan ane pada beliau. Maka dari itu, saat ini mungkin adalah waktu yang tepat untuk mengatakannya. Belum punya keberanian untuk mengungkapkannya secara langsung, tapi semoga tulisan ini bisa mewakili …

Quote:

Dear Mama,

Aku tahu betapa kau mencintai anak-anakmu dan seberapa sering nama kami terselip dalam doamu. Kau mungkin bertanya-tanya, mengapa anakmu tidak pernah mengucapkan rasa cinta dan sayangnya padamu seperti anak-anak lain? Apakah anakmu benar mencintaimu?

Ma, pecayalah … aku sungguh mencintaimu. Aku tidak pernah mengatakannya karena aku terlalu malu. Mengatakannya secara langsung terlalu sulit bagiku. Namun, semoga kau bisa merasakan ungkapan cinta yang kuberikan dalam tindakan kecil dan perhatianku untukmu yang kulakukan secara sembunyi-sembunyi itu.

Ma, terima kasih sudah selalu berada di sisiku ketika aku membutuhkan bantuan tanpa harus aku memintanya lebih dulu. Dan maaf, karena aku belum bisa menjadi anak yang bisa memberimu kebahagiaan seutuhnya. Maaf pula telah merepotkanmu selama ini dengan segala sifat burukku yang tanpa sadar pasti pernah melukai hatimu.

Ma, mungkin hanya sedikit yang bisa kusampaikan dalam tulisan ini, namun sesungguhnya ada banyak kata yang sulit kuungkapkan. Semoga yang sedikit ini bisa mewakili semua yang belum terungkap itu karena aku yakin mama se-peka itu.

Sehat terus ya, Ma~

From : Anakmu yang keras kepala ini

Spoiler for Mama and Little Me: