Akhir-akhir ini berita media massa dihebohkan oleh sebuah berita yang sedang trending topik yakni tentang surat pernyataan putus hubungan keluarga. Ini diberitakan di salah satu media massa Indonesia. Media masa tersebut menggugah sebuah foto yang isinya pernyataan putus hubungan keluarga. Dalam foto tersebut terpampang nama dari anak lelaki yang masih muda, beserta dengan alamatnya. Isi pernyataannya seperti berikut ini.

'Mulai hari ini tanggal tanggal 16 Desember 2020,  tidak saya akui lagi sebagai anak karena ia sudah tidak mau mendengar nasehat dan bersikap kurang ajar serta orangtuanya, maka sejak pernyataan ini dimuat segala tindak tanduknya di luar menjadi tanggung jawabnya sendiri.'

Nah, dari sejak minggu (20/12/020) foto itu diunggah di media online banyak memilki lebih dari 13 ribu likes dan beberapa netijen ikut berkomentar tentang surat itu. 







ternyata GanSist, pernyataan tersebut berasal dari keluarga Tionghoa, berdasarkan literatur yang dibaca oleh kepala Studi Sastra Bahasa Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya UNS Surakarta, selebaran ini sudah ada sejak masa kolonial. Mereka sudah biasa mengumumkan di koran tentang pernyataan putus hubungan dan memasang iklan kematian karena agar orang lain tahu kebenaran tersebut. 


Kabarnya selain karena alasan itu memasang iklan di koran adalah menunjukkan kehormatan keluarg yang bersifat positif. Karena jika pemakamannya semakin ramai, maka itu menandakan orang tersebut terpandang di masyarakat. 

Gimana GanSist? menarik bukan? tradisi tionghoa yang amat berbeda dari kita sebagai pribumi, jika di masyarakat kita mungkin terkenal dengan nama Malin Kundang yang bercerita tentang seorang anak muda yang tak lagi menghormati orangtuanya (durhaka) yang menjadi batu karena kutukan sang ibu. 

Sekian dulu dari ane, semoga kita bisa mengambil pelajaran dari thread kali ini, ya. Manteman, bahwa keluarga adalah satu-satunya tempat kita pulang. Yang paling menerima kekurangan kita. Dan kita pun tak boleh jahat dengan orangtua. 

Sumber link