Selamat Hari Ibu, semoga engkau selalu dalam keadaan sehat walafiat dan bahagia di sepanjang harimu. Tak ada kata yang bisa kuucapkan dan mewakili rasa sayangku padamu. Terima kasih karena telah melahirkanku di dunia ini bersama dengan kedua saudaraku. Terima kasih karena selama ini telah merawatku hingga ku tumbuh dewasa dan menjadi sosok seorang suami.


Hal paling mengesankan yang masih terkenang hingga kini adalah saat pertama kali aku memberikan kabar gembira yang membuatmu bahagia hingga menitikkan air mata. Adalah saat aku memberitahumu bahwa aku telah menemukan seorang wanita yang bersedia menjadi pendamping hidupku. Wanita yang kemudian kausebut menantu.


Saat kabar ini sampai ke telingamu, alangkah bahagianya engkau, Ibu. Dan bagiku, itulah kenangan paling indah yang kudapatkan saat bersamamu.


Jika ada waktu sehari saja bersamamu, tanpa disibukkan dengan banyak hal, aku ingin menghabiskannya dengan berbaring di pangkuanmu. Ya. Sedewasa ini aku masih merindukan pangkuanmu, Ibu. Selanjutnya engkau akan bercerita tentang banyak hal. Tentang masa lalu, tentang si mbah, ataupun juga tentang pertama kali engkau bertemu Ayah. Bagiku, tak kan habis waktuku untuk mendengarkan seluruh rangkaian cerita hidupmu. Rasa yang sungguh damai.





Jika waktu bisa memihakku kali ini, tentu aku ingin bersamamu lebih lama lagi. Menggantikanmu mengurus rumah, menggantikan pekerjaanmu sepanjang hari, agar di masa tuamu engkau bisa memiliki banyak waktu beristirahat. Mungkin bukan materi yang akan kuberi, tapi waktu bersamamu yang berharga. Menemanimu melewati usia emasmu bersama Ayah.


Semoga Tuhan selalu memberimu kesehatan hingga ajal menjemput nanti. Tetap semangat menjalani hidup. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu. Aamiin.



Melalui surat yang mungkin tak akan pernah kaubaca ini, aku juga ingin mengungkapkan apa yang tak sanggup kuucapkan. Maaf, jika selama ini aku pernah menjadi anak yang kurang ajar atau tidak baik kepadamu. Maaf, jika sekali dua kali aku pernah membentakmu saat kita tak sepaham. Rasa bersalah dan menyesal itu ada, tapi entah kenapa aku tak sanggup untuk mengucapkan kata maaf.


Biarlah permintaan maafku tertulis dalam puisi sederhana ini. Sebagai bukti ketulusan dan rasa sayangku.