Pernikahan merupakan suatu hal yang pasti diinginkan oleh sebagian orang, termasuk kamu kan?

Kalau ada beberapa negara yang orang-orangnya tak terlalu peduli dengan sebuah pernikahan, tapi berbeda dengan di Indonesia. Hampir sebagian besar masyarakat Indonesia ingin melanjutkan hidup ke jenjang perikahan. Bahkan, saking pentingnya sebuah pernikahan, orang yang baru lulus kuliah, baru dapat kerja, dan orang-orang berusia 20 tahunan pasti akan selalu diteror dengan pertanyaan “kapan nikah?”.

Meskipun menjadi impian dan dambaan setiap orang untuk bisa menikah dengan orang terbaik dan membangun rumah tangga sakinah, mawaddah, wa rahmah, dengan dikaruniai anak-anak yang shaleh dan shalehah, tapi menetapkan hati untuk yakin melangsungkan suatu pernikahan bukanlah suatu hal yang mudah. Pasalnya, pernikahan membutuhkan kesiapan lahir dan batin. Pernikahan tak bisa hanya bergantung dengan kata cinta, dan pernikahan pun tak bisa bergantung hanya karena harta.



Cinta, cinta memang dibutuhkan untuk melangsungkan pernikahan, karena menikah tanpa cinta mungkin hanya akan menyiksa pribadi masing-masing. Selain itu, pernikahan cinta kemungkinan besar akan menjadikan keluarga tersebut tak bahagia, atau bahkan tak bertahan lama. Karena pasti mereka akan mencari “cinta” mereka di luar sana dan tak mempedulikan pernikahan yang telah mereka bangun.



Harta, harta juga termasuk hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan sebelum melangsungkan pernikahan. Hmm, bukan maksudnya matre atau mata duitan. Tapi tak bisa dipungkiri kalau banyak orang yang pernikahannya harus putus di tengah jalan karena masalah ekonomi. “Nikah ga punya uang, anak orang mau dikasih makan apa?” Sebenarnya, masalah ini kembali ke pribadi masing-masing, asalkan sang pria dan wanita sama-sama dewasa, saling mengerti, dan saling mendukung untuk membangun keluarga dari nol, mungkin keluarga sederhana mereka bisa terasa sangat bahagia.



Selain cinta dan harta, hal lainnya yang sangat penting untuk membangun sebuah rumah tangga adalah kedewasaan. Pasalnya, pernikahan tanpa kedewasaan hanya akan menciptakan pertengkaran setiap harinya karena hal-hal sepele.



Nah, jika kita sudah memiliki hal-hal tersebut dan yakin untuk melangsungkan pernikahan, kalian harus tanggung jawab atas pilihan yang kalian pilih ya. Jangan sampai yang awalnya sudah yakin untuk menikah dan mempersiapkan segalanya, lalu tibatiba hilang ditengah jalan. Seperti yang dialami Syahindah Ishak, seorang wanita asal Singapura yang melakukan foto prewedding seorang diri karena sang tunangan yang tiba-tiba menghilang tanpa alasan sejak tiga minggu sebelum tanggal menikah.

Syahindah bertemu dengan tunangannya melalui aplikasi kencan khusus muslim. Setelah tiga kali kencan, sang pria pun dengan yakin melamar Syahindah. Meskipun sang pria merupakan seorang duda, tapi Syahindah tetap menerima lamaran tersebut karena rasa nyaman yang dirasakannya.



Sayangnya, suatu hari Syahindah bertemu tunangannya tersebut dan sang tunanngan mengatakan bahwa ia ingin memutuskan hubungan. Ternyata hal yang diucapkannya tersebut tidak main-main, bahkan sang tunangan dan keluarganya tidak bisa dihubungi dan Syahindah.

Sakit hati tentu dirasakan oleh Syahindah karena sang calon suami yang tiba-tiba meghilang tanpa alasan yang jelas. Namun, Syahindah tetap melangsungkan sesi foto prewedding meski seorang diri. Meski sulit untuk melakukannya karena pasti membuat dirinya emosional, tapi Syahindah mengaku kalau ia ingin menginspirasi wanita lain yang juga mengalami hal yang serupa dengan dirinya.