Sumber: korea.net

Selain Benteng Hwaseong, terdapat hal yang menjadi ciri khas dari Kota Suwon, Provinsi Gyeonggi-do. Hak yang menjadi ciri khas Suwon adalah galbi atau iga panggang. Galbi dari Suwon dikenala dengan kualitas tinggi dan rasa juicynya. Tersedia sepanjanh tahun, makanan ini menjadi salah satu makanan tradisional Korea. Makanan ini pun banyak dilirik oleh para pemula masakan Korea dengan membuat galbi yang diasinkan dan dipanggang di atas arang..

Raja Jeongjo (1752-1800), raja ke-22 dari Dinasti Joseon (1392-1910), membangun Benteng Hwaseong dan pertanian garnisun untuk mengembangkan Suwon menjadi kota mandiri. Untuk mempromosikan pertanian dia memberi petani di sana benih dan sapi. Dia mengambil setengah dari hasil panen mereka setiap tahun. Untuk sapinya, Raja Jeongjo meminta satu setiap tiga tahun. Hal ini secara drastis meningkatkan jumlah sapi dan menghasilkan pasar sapi yang besar.


Sumber: korea.net

Pasar dipenuhi dengan penjual sapi dan petani. Hampir 20.000 ekor sapi dipertukarkan selama setahun. Suwon kemudian menjadi pusat logistik untuk mengirimkan barang dan makanan ke Hanyang (nama sebelumnya Seoul), ibu kota Joseon. Pasar sapi yang menyediakan daging sapi di kota sepanjang tahun, menjadikan Suwon tempat yang sempurna untuk galbi.

Asal usul gaya galbi Suwon yang terkenal berasal dari tahun 1940-a. Saat itu, Lee Gui-seong membuka restoran sup, Hwachunok, di Pasar Yeongdong. Untuk menonjol di pasar yang sangat kompetitif, dia memasukkan banyak iga sapi ke dalam supnya, dan meskipun strategi ini meningkatkan kualitas sup. Sayangnya strategi ini tak terlalu membawa keuntungan. Llau dia melakukan inovasi dengan membuat galbi panggang dan diasinkan. Dagingnya yang dipanggang dengan arang memiliki rasa yang manis dan berair membuatnya menjadi terkenal.


Sumber: korea.net

Pada tahun 1979, restoran tersebut ditutup secara permanen untuk dijadikan toko serba ada, tetapi warisan Hwachunok melahirkan banyak restoran galbi lainnya.

Galbi adalah salah satu makanan Korea paling populer di kalangan orang Korea dan non-Korea. Jenis galbi bervariasi dari iga panggang biasa dan yang diasinkan hingga sup iga pendek. Saeng galbi adalah iga tanpa kuah yang dibakar di atas arang dengan taburan garam. Yangnyeom galbi adalah iga yang dibumbui dengan berbagai bahan yang juga dipanggang di atas arang. Kedua bentuk ini adalah jenis Suwon galbi yang paling terkenal. Sementara galbitang (sup iga pendek) adalah salah satu makanan kesehatan paling populer yang disajikan untuk orang tua atau pria muda yang sebentar pulang dari dinas militer. Galbi konon menyebabkan terciptanya budaya barbekyu Korea, di mana pengunjung mengonsumsi daging terlebih dahulu dan kemudian makan mie atau nasi.


Sumber: korea.net