si.matamalaikatAvatar border
TS
si.matamalaikat
KRI I Gusti Ngurah Rai, Mari Mengenal Kapal Fregat Milik TNI AL
Kembali lagi di Formil Kaskus, pada kesempatan kali ini TS akan mengajak agan dan sista mengenal salah satu kapal fregat milik TNI AL, kapal ini termasuk baru gan sist. Mulai bertugas pada tahun 2018, dan awal bulan ini baru saja dilakukan upgrade pada sistem radar dan senjatanya. Langsung saja kita mulai pembahasannya, seperti biasa dimulai dari sejarahnya.


SEJARAH

Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) adalah sebuah galangan kapal dari Belanda yang menjalin kesepakatan dengan Kementerian Pertahanan Indonesia. DSNS diberikan kontrak membangun dua kapal kelas fregat melalui alih teknologi alias ToT. Dalam kesepakatan ini, kapal kedua kemudian dibangun oleh PT PAL di Surabaya.

Dalam ToT ini, diharapkan kedepannya Indonesia bisa membuat kapal secara mandiri. Karena dalam proses ToT, Indonesia diberi kesempatan belajar dan membuat kapal sendiri, tentu masih didalam arahan pihak DSNS.

Kesepakatan ini mulai dilakukan pada akhir tahun 2013, pengadaan kapal perang jenis fregat masuk ke dalam program untuk memenuhi kebutuhan pokok minimum atau MEF (Minimum Essential Forces) TNI. Pengadaan kapal fregat ini merupakan langkah lanjutan guna melengkapi kapal PKR kelas SIGMA fregat (SIGMA-10514) atau TNI AL mengklasifikasikannya sebagai kelas Martadinata, yang saat ini dihuni oleh dua kapal dengan nomor lambung 331 dan 332.




Foto editan TS.

Foto: dokumentasi PT. PAL

Kapal pertama diberi nama KRI Raden Eddy Martadinata bernomor lambung 331. Kapal ini dibangun tanggal 16 April 2014, dan resmi diluncurkan pada tanggal 18 Januari 2016. Serta secara resmi dikukuhkan sebagai kapal TNI AL pada tanggal 7 April 2017, di Tanjung Priok. Untuk kapal kedua diberi nama I Gusti Ngurah Rai, dibangun pada tanggal 18 Januari 2016, resmi diluncurkan pada tanggal 29 September 2016. Serta dikukuhkan sebagai kapal TNI AL tanggal 10 Januari 2018 di Pelabuhan Benoa, Pulau Bali.




KRI Raden Eddy Martadinata, saat diresmikan di Jakarta tahun 2017.

Foto: kemhan.go.id




KRI I Gusti Ngurah Rai saat diresmikan di Pelabuhan Benoa pada awal tahun 2018.

Foto: indomiliter.com


TNI AL berencana menambah pemesanan jenis PKR (Perusak Kawal Rudal) Sigma ini secara bertahap untuk menggantikan Kapal perang Van Speijk yang akan dipensiunkan secara bertahap. Kapal perang ini dibangun di Indonesia dengan sistem pembangunan "Moduler System".

Sistem pembangunan PKR ke-2 ini terbagi dalam 6 modul, 1 modul dikerjakan di Belanda sementara 5 modul lainnya dikerjakan oleh PT. PAL Indonesia. Pembagunan kapal PKR dengan program ToT melibatkan kurang lebih 200 orang dari PT. PAL Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan, sebanyak 75 orang diantaranya telah dididik di Damen Schelde-Vlisingen Belanda.


Cerita Peresmian Kapal KRI I Gusti Ngurah Rai

Kapal Republik Indonesia (KRI) I Gusti Ngurah Rai merupakan salah satu kapal yang spesial menurut penulis, nama kapal ini diambil dari salah satu pahlawan yang berasal dari Bali. Saat peresmian pada tanggal 10 Januari 2018, pihak TNI AL pun melakukannya di Dermaga 2 Pelabuhan Benoa.

I Gusti Ngurah Rai sendiri dulu memimpin pasukan yang bernama Ciung Wanara dengan 230 prajurit, mereka gugur saat perang Puputan Margarana, usia beliau masih 29 tahun ketika memimpin perang. Perang Puputan sendiri tercatat pecah empat kali di Bali, yang pertama di Buleleng (1848), Badung (1906), Kusamba Klungkung (1908), dan terakhir Puputan Margarana (1946).




Silaturahmi serta penyerahan miniatur dan lukisan KRI I Gusti Ngurah Rai kepada pihak keluarga.

Foto: Tangkapan layar chanel Garuda NET.


Momentum peresmian ini juga digunakan perwakilan dari awak kapal I Gusti Ngurah Rai untuk bersilaturahmi ke rumah keluarga I Gusti Ngurah Rai. Dalam acara kunjungan itu pihak TNI AL memberikan miniatur kapal beserta sebuah lukisan kepada pihak keluarga, yang waktu itu diterima langsung oleh anak pertama beliau yaitu Bapak I Gusti Ngurah Gede. Hal ini dilakukan TNI AL sebagai wujud penghargaan dan penghormatan atas jasa dan perjuangan beliau dalam mempertahankan NKRI.

Sebelum peresmian kapal ini, juga dilakukan berbagai macam acara adat masyarakat Bali di kapal tersebut, salah satunya adalah acara memercikan air suci (Melaspas) dan menorehkan simbol-simbol pada kapal. Kemudian juga dilakukan doa di buritan, haluan dan ruangan yang berada di kapal.






Tradisi Melaspas di dalam KRI I Gusti Ngurah Rai.

Foto: Tangkapan layar chanel Garuda NET.


Dengan serangkaian upacara adat tersebut, diharapkan nantinya rumah baru TNI AL ini akan bersih dari hawa yang tidak baik dan bisa memberikan semangat baru kepada para awak kapal. Tradisi ini juga mencerminkan bahwa TNI AL juga menghormati tradisi yang ada di Nusantara, selain itu komandan kapal juga diberikan sebuah udeng. Yang berarti komandan dan seluruh awak kapal telah resmi menjadi putra daerah Bali.

Kapal ini juga memiliki semboyan yang bernama Puputan Yudha Sagara, artinya berjuang di laut sampai titik darah penghabisan.Diharapkan para awak kapal akan termotivasi dengan semboyan ini, untuk terus menjaga wilayah laut Indonesia sampai titik darah penghabisan.




Selesai upacara pemberian udeng kepada komandan kapal, dengan ini seluruh awak kapal telah resmi menjadi putra daerah Bali.

Foto: Tangkapan layar dari hannel Garuda NET.


Selain itu para awak kapal juga mengunjungi Taman Pujaan Bangsa. Disana terdapat monumen, museum, sekaligus tempat dimakamkannya I Gusti Ngurah Rai beserta pasukannya.



Kunjungan ke Taman Pujaan Bangsa oleh kru KRI I Gusti Ngurah Rai.

Foto: Tangkapan layar Garuda NET.



Spesifikasi Kapal

Kapal ini memiliki panjang 105,11 meter serta lebar 14,02 dengan bobot mencapai 2.365 ton. Menggunakan mesin diesel 2 x 10000 kW MCR diesel propulsi, dengan mesin ini mampu melaju hingga kecepatan maksimal 28 knot. Untuk daya jelajahnya mencapai 6.700 km, kapal ini diawaki oleh 120 kru.

Nama I Gusti Ngurah Rai sendiri pertama kali digunakan TNI AL sebagai salah satu nama kapal destroyer escort Claud Jones Class, yakni KRI I Gusti Ngurah Rai 344 (eks USS McMorris). Kapal ini merupakan generasi ketiga yang memakai nama I Gusti Ngurah Rai.




Saat peresmian KRI I Gusti Ngurah Rai di Pelabuhan Benoa.

Foto: replubika.co.id


Kapal ini juga dilengkapi berbagai macam senjata untuk perang permukaan, anti-kapal selam, anti udara sampai peperangan elektronika. Kapal dengan nomor lambung 332 ini juga mengusung rancangan siluman (stealth), sehingga membuatnya susah dideteksi radar lawan. Dengan rancangan siluman, akan menurunkan pancaran radar cross section, sehingga nantinya kapal akan terlihat lebih kecil saat tampil di sistem radar lawan.

Pihak PT. PAL menyebut kapal ini sebagai light fregat, sementara dikalangan TNI AL kapal ini dikenal sebagai Perusak Kawal Rudal (PKR). Pada tanggal 3 November 2020, kapal ini sudah menyelesaikan pemasangan seluruh sistem radar dan senjata. Poses ini dilakukan di fasilitas produksi Divisi Kapal Perang PT PAL Indonesia.

KRI I Gusti Ngurah Rai dilengkapi dengan sistem persenjataan meriam utama Oto Melara 76 mm, Denel GI-2 2 x 20 m, serta tambahan sistem pertahanan diri (Close in Weapon System-CIWS) 1 x Rheinmetall Oerlikon Millennium Gun 35 mm.




Oto Melara 76 mm.




Ilustrasi Oerlikon Millenium 35 mm.


Foto: indomiliter.com


Untuk rudalnya dipersenjatai dengan rudal permukaan ke udara (SAM) berupa 12 x VL MICA, rudal anti kapal 8 x Exocet MM40 Blok III, serta sistem rudal permukaan ke permukaan (SSM). Sementara untuk peluncur torpedonya terdiri dari 2 x tiga sistem peluncuranTorpedo EuroTorp B515, EuroTorp A244/S Mod.3 Whitehead.


KRI I Gusti Ngurah Rai atau biasa disebut GNR oleh para krunya, juga memiliki kemampuan peperangan elektronik melalui sistem Electronic Counter Measure (ECM) dan Electronic Support Measure(ESM) yang telah terintegrasikan dalam Combat Management System (CMS).

Bicara soal radar maka KRI I Gusti Ngurah Rai memakai Smart-S MK2, merupakan radar dengan kemampuan 3D yang beroperasi di frekuensi E/F band (S-band), radar ini buatan Thales Nederland B.V. Adopsi teknologi pulse doppler memungkinkan radar untuk menangkap sasaran kecil yang bergerak dengan kecepatan tinggi, bahkan radar ini disebut mampu mengendus sasaran berupa pesawat dan kapal permukaan yang menggunakan teknologi siluman.

Untuk jangkauan udara deteksi radar mencapai 250 km, untuk memindai sasaran berupa rudal berkemampuan stealth, sistem radar bisa mendeteksi mulai jarak 50 km. Sedangkan untuk deteksi sasaran di permukaan hingga jarak 80 km. Batas minimal jangkauan radar adalah 150 meter. Secara keseluruhan, radar dapat mendeteksi 750 sasaran sekaligus.




Radar yang TS maksud.

Foto: indomiliter.com


Radar juga telah dilengkapi sistem IFF (Identification Friend or Foe), untuk mendeteksi lawan atau kawan, pola kerja radar ini sudah terintegrasi penuh dengan combat management system. Dalam moda surveillance, kecepatan putar radar mencapai kecepatan 13,5 rpm, dan dalam moda defence kecepatan putar menjadi 27 rpm. Smart-S MK2 punya sudut elevasi hingga 70 derajat.

Jika dibandingkan radar MW08 yang terpasang di korvet SIGMA 9113 (Diponegoro Class) yang sama-sma buatan Thales. Jarak endus MW08 hanya 150 km serta mampu mendeteksi 160 sasaran di udara dan 40 sasaran di permukaan. Tak salah jika TNI AL mengklaim bahwa KRI RE. Martadinata dan KRI I Gusti Ngurah Rai sebagai duo kapal perang dengan sistem radar tercanggih yang dimiliki Indonesia sampai saat ini.




Foto: indomiliter.com


Kapal ini juga dilengkapi tempat pendaratan helikopter, helikopter yang bisa mendarat adalah heli Eurocopter AS565 Phanter. Untuk menghilangkan jenuh selama dikapal, KRI I Gusti Ngurah Rai juga dibuatkan beberapa ruangan
untuk berkumpulnya para kru. Di beberapa ruangan khusus tersebut mereka bisa bernyanyi bersama, menonton fim serta membaca buku.

Biasanya sebelum pergi berlayar, divisi logistik KRI I Gusti Ngurah Rai akan berbelanja kebutuhan untuk pelayaran. Mereka akan membeli beras, sayuran, buah-buahan serta kebutuhan yang lain untuk bisa digunakan dalam jangka waktu seminggu. Setelah berbelanja, maka divisi penerimaan akan menempatkan barang yang sudah dibeli ke tempat penyimpanan.




Ruang perpustakaan.



Tempat untuk menonton film.



Adakalanya tentara meletakkan senjata dan memegang daftar belanjaan emoticon-Big Grin Divisi Logistik KRI I Gusti Ngurah Rai.




Ruang penyimpanan logistik di KRI I Gusti Ngurah Rai.

Foto: Tangkapan layar Garuda NET.


Nah demikian bedah alutsista kali ini, dimana TS sudah sedikit membahas tentang kapal fregat TNI AL. Diharapkan para prajurit TNI AL bisa meneladani sikap I Gusti Ngurah Rai selama tugas pelayarannya menjaga kedaulatan Indonesia. Untuk liputan sekilas tentang kapalnya, bisa kalian lihat disini.

Spoiler for Buat yang suka saja:



TS ucapkan terimakasih untuk agan dan sista yang sudah membaca tulisan ini dari awal sampai akhir. Jika kalian menyukai tulisan ini jangan lupa rate 5, cendol, dan share. Sampai jumpa lagi di thread tentang bedah alutsista TNI, enjoy Kaskus emoticon-Angkat Beer

Puputan Yudha Sagara



Referensi: 1.2.3.4
Ilustrasi: google image, kemhan.go.id, pal.co.id, indomiliter.com, Garuda NET.
Diubah oleh si.matamalaikat 07-12-2020 15:59
danQeAvatar border
tien212700Avatar border
anasmuhammad591Avatar border
anasmuhammad591 dan 43 lainnya memberi reputasi
44
6.4K
102
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Militer dan Kepolisian
Militer dan KepolisianKASKUS Official
2.2KThread2.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.