Dua makanan paling terkenal di Korea, gochujang (pasta cabai merah) dan keju Imsil, keduanya membutuhkan kesabaran. Dua kota kecil di Provinsi Jeollabuk-do, menjadi tempat produksi gochujang dan keju Imsil. Penduduk setempat yang berupaya melestarikan tradisi, tidak hanya menciptakan kualitas terbaik di kedua makanan tersebut. Mereka mengubah pertanian pedesaan menjadi lokasi wisata yang menampilkan pesona nyata provinsi.

Sejarah pasta pedas berasal dari era Dinasti Joseon (1392-1910). Lee Kyu-gyeong, seorang sarjana Konfusianisme pada tahun 1800-an, menulis dalam bukunya bahwa Sunchang-gun dan kota Cheonan adalah rumah bagi gochujang. Sebuah buku resep yang ditulis pada tahun 1740 juga memperkenalkan resep gochujang kabupaten untuk pertama kalinya.

Ketika Yi Seong-gye, yang kemudian menjadi pendiri dan raja pertama Joseon sebagai Raja Taejo, sedang dalam perjalanan ke Kuil Manilsa untuk berdoa kepada dewa gunung, dia dikatakan telah makan semangkuk bibimbab barley (campuran pedas nasi dengan sayuran) dengan gochujang yang menurutnya sangat lezat. Dia sangat menyukainya sehingga dia memerintahkannya untuk disajikan kepada keluarga kerajaan ketika dia menjadi raja. Dengan demikian gochujang Sunchang mendapatkan ketenaran sebagai makanan khas daerah.

Penduduk Desa Sunchang Gochujang selalu membuka pintu, dan rumah mereka secara bersamaan berfungsi sebagai pabrik dan toko gochujang. Pada 1960-an dan 70-an, hampir seratus rumah tangga membuat gochujang secara profesional dan mengirim sebanyak 7.200 kg ke kota-kota besar seperti Seoul atau Busan.

Untuk melestarikan tradisi dan budaya gochujang unik ini, ahli pembuat gochujang mendirikan desa tersebut. Peningkatan yang konsisten dalam jumlah pengunjung domestik dan internasional telah menghasilkan pendapatan desa.