Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hanasoraAvatar border
TS
hanasora
Gisebae: Salam Bendera Tahu Tahun di Korea
Gisebae: Salam Bendera Tahu Tahun di Korea
Sumber: folkency.nfm.go.kr

Gisebae merupakan kebiasaan yang dilaksanakan selama Jeongwol Daeboreum. Tradisi ini bertujuan sebagai doa untuk panen yang melimpah. Sesuai namanya, adat istiadat ini melibatkan penggunaan bendera yang disebut sebagai nongsingi. Isebae juga dikenal dengan nama lain seperti nonggi sebae, nonggi bbaetgi, gissaum, gijeol, atau gijeop nori. Gisebae adalah salah satu bentuk ucapan dan perayaan tahun baru dengan kontes kekuatan yang terkadang bisa menyebabkan perkelahian yang hebat.

Untuk acara ini masyarakat sebuah perkampungan akan berkumpul di satu tempat. Tujuan dari ritual ini adalah berdoa untuk panen yang berlimpah dan merayakan persatuan juga solidaritas di antara anggota komunitas. Masyarakat akan saling melakukan kunjungan. Kunjungan ini biasanya dilakukan antar desa. Desa dengan peringkat lebih rendah dalam hierarki tradisional akan mengunjungi desa dengan tingkatan yang lebih tinggi. Setelah desa tuan rumah menerima salam bendera dari desa tamu, anggota kedua desa melakukan ritual pengusiran setan yang dikenal sebagai hapgut untuk kemakmuran komunitas mereka. Ritual ini melibatkan permainan mengibarkan bendera, pertunjukan musik dan tari. Saat acara ini kedua komunitas dapat memperkuat ikatan mereka satu sama lain.

Adat tersebut juga berfungsi sebagai penegasan kewenangan antar tingkatan desa. Ucapan bendera terdiri dari memiringkan bendera ke depan dengan sudut 15 derajat seolah-olah bendera sedang “membungkuk” ke bendera desa lain. Menanggapi “busur” ini, bendera desa atasan dikibarkan ke kiri dan ke kanan untuk memberi hormat kepada bendera desa bawahan.

Gisebae: Salam Bendera Tahu Tahun di Korea
Sumber: folkency.nfm.go.kr

Terkait asal-usul Gisebae, terdapat dua teori. Satu teori mengatakan bahwa ritual ini dimulai dengan menggabungkan upacara panen dan kebiasaan militer di ibu kota kuno Mahan (1 M - 3 M) dan Baekje (18 SM - 660 M). Sementara teori lainnya berpendapat bahwa kebiasaan ini dimulai oleh Choi bersaudara di Jeongeup di Provinsi Jeollabukdo. Gisebae adalah tradisi menggunakan bendera desa yang melambangkan desa tertentu, dimana satu desa menyatakan kesopanan dengan cara mengibarkan bendera desa ke bendera desa lain dari desa yang lebih tinggi.

Isi Gisebe mirip dengan ritual lain yang juga menggunakan bendera petani di daerah dengan kelompok tani di sekitar Baekjung. Hal yang membedakan terletak pada waktunya. Gisebe biasanya dipentaskan di daerah-daerah dengan kelompok tani yang aktif memimpin tradisi. Selain itu, adat ini adalah bagian permainan persatuan di mana anggota dari beberapa desa berpartisipasi. Gisebe bisa juga dimasukan kedalam jenis Gissaum (pertempuran bendera).

Permainan ini juga menjadi ajang bagi warga desa untuk merumuskan identitas desanya. Hal ini akan membedakan mereka dari desa lain, dan memperkuat rasa kebersamaan sebagai anggota desa yang sama. Namun secara interaktif, acara ini juga membangun hubungan kerjasama dan solidaritas dengan desa lain.

Sumber: folkency.nfm.go.kr
Diubah oleh hanasora 25-11-2020 13:09
0
140
0
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kekoreaan
Kekoreaan
10.8KThread2.3KAnggota
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.