Sumber: english.visitkorea.or.kr

Sansa adalah kumpulan kuil pegunungan Buddha yang terletak di seluruh Korea. Sansa terdiri dari tujuh biara pegunungan Buddha: Tongdosa, Buseoksa, Bongjeongsa, Beopjusa, Magoksa, Seonamsa, dan Daeheungsa. Tujuh biara yang didirikan dari abad ke-7 hingga ke-9 ini telah berfungsi sebagai pusat kepercayaan agama, praktik spiritual, dan kehidupan sehari-hari komunitas monastik, yang mencerminkan perkembangan sejarah agama Buddha Korea. Di sini, Ane akan bercerita tentang tujuh kuliah tersebut. Yuk simak!


Sumber: english.visitkorea.or.kr

Kuil Tongdosa didirikan pada 646 di masa pemerintahan Silla Queen Seondeok. Salah satu ciri unik dari kuil ini adalah patung Buddha yang tidak langsung terlihat saat memasuki Aula Yeongsanjeon. Patung Buddha di kuil ini diletakkan pada bagian timur aula. Sang Buddha dikelilingi oleh Palsangdo, Lukisan Delapan Peristiwa Besar yang merupakan karya berharga dalam seni Buddha. Aula utama, Aula Daeungjeon, juga tidak memiliki gambar Buddha tetapi memiliki platform penahbisan, sejenis relik Buddha.


Sumber: english.visitkorea.or.kr

Kuil Buseoksa didirikan pada tahun 676 pada tahun ke-16 pemerintahan Silla King Munmu. Kuil ini terkenal dengan 108 anak tangganya. Tangga ini khusu dirancang untuk menjernihkan pikiran dari setiap konflik, yang merupakan komponen inti dari agama Buddha. Saat mencapai puncak, Agan dapat melihat pemandangan yang jelas ke seluruh area. Kuil Buseoksa adalah rumah bagi Aula Muryangsujeon. Bangunan ini menjadi salah satu bangunan kayu tertua di Korea. Bangunan menarik lainnya di candi ini adalah Tiang Baeheullimgidung yang semakin menyempit ke arah puncaknya.


Sumber: english.visitkorea.or.kr


Kuil Bongjeongsa dibangun pada tahun 672 di tahun ke-12 pemerintahan Silla King Munmu. Di kuil ini, sebelum memasuki halaman candi, Agan harus melewati Manseru. Manseru adalah bangunan tanpa pintu atau tembok. Pintu masuk kuil ini kecil, sehingga semua yang masuk harus menundukkan kepala. Hal ini menjadi simbol sikap merendahkan diri seperti yang diajarkan dalam budaya Buddha.


Sumber: english.visitkorea.or.kr

Kuil Beopjusa didirikan pada tahun 553 pada tahun ke-14 pemerintahan Raja Silla Jinheung. Kuil Beopjusa menjadi satu-satunya kuil dengan pagoda kayu nasional, Palsangjeon. Di kuil ini juga terdapat banyak warisan budaya lai. Hal yang paling menarik perhatian di Kuil Beopjusa adalah patung Buddha Maitreya perunggu setinggi 33 meter dan menggunakan bahan sebanyak 100 ton perunggu.


Sumber: english.visitkorea.or.kr

Kuil Magoksa didirikan pada tahun 643 di tahun ke-9 pemerintahan Silla Queen Seondeok. Hal yang menarik dari kuil ini aliran air dan hutan yang damai. Kombinasi suara air dan hutan yang tenang menjadikan kuil ini memiliki suasana yang unik. Terlebih air yang mengalir dan pegunungan yang mengelilingi candi membentuk bentuk taegeuk, simbol keseimbangan. Selama masa perang, Kuil Magoksa digunakan sebagai tempat berlindung. Raja Sejo memuji kuil tersebut, mengatakan bahwa kuil tersebut akan bertahan selama lebih dari sepuluh ribu tahun, dan bahkan menulis sendiri papan nama untuk Balai Yeongsanjeong. Sayangnya balai itu terbakar selama Perang Imjin (1592-1598). Namun pada tahun 1650 dilakukan pembangunan kembali. Balai Yeongsanjeong kini menjadi bangunan tertua di dalam Kuil Magoksa.


Sumber: english.visitkorea.or.kr

Kuil Seonamsa dibangun pada tahun 529 selama tahun ke-3 pemerintahan Raja Silla Jinheung. Keunikan dari kuil ini adalah jalan yang menampilkan Jembatan Seungseongyo yang melengkung dan pohon aprikot yang berusia lebih dari 600 tahun. Banyak wisatawan datang untuk melihat harmoni indah yang tercipta di antara jembatan, lembah, dan hutan. Keunikan lagi dari Kuil Seonamsa yaitu tidak adanya gerbang Empat Raja Gardian yang biasanya ditemukan di kuil. Di kuil ini juga hanya terdapat satu patung Buddha, yang terletak di dalam Aula Daeungjeon, dan tidak ada pintu pusat ke aula.


Sumber: www.koreanbuddhism.net

Kuil Deaheungsa didirikan sebagai kuil Sekolah Seon pada abad ke-9 Selama Dinasti Goryeo dan Joseon, Kuil Daeheungsa mewakili penataan bangunan berlapis-lapis dan menjadi pertahanan nasional. Di Kuil Daeheungsa, terdapat banyak artefak dari biksu-biksu Buddha Korea di abad 17 hingga 18. Terdapat 47 stupa dan monumen dari abad ke-20 termasuk monumen dan stupa Biksu Agung Seosan yang membuktikan signifikansi sejarah Candi Daeheungsa.

Sumber: www.mcst.go.kr