1. Julurkan lidah 

Semuanya dimulai dengan para biksu, yang akan menjulurkan lidah mereka untuk menunjukkan bahwa mereka datang dengan damai  dan bukan reinkarnasi dari raja abad ke-9 yang kejam bernama Lang Darma, yang dikenal memiliki lidah hitam. 

Jika ciuman udara terdengar terlalu intim untuk selera Anda, cobalah hongi untuk ukurannya. Dahi dan hidung yang saling menempel ini adalah apa yang oleh penduduk asli Maori Selandia Baru disebut sebagai "berbagi napas". Salam tersebut menandakan penyambutan suci seorang pengunjung ke dalam budaya Māori dan digunakan pada powhiri (upacara penyambutan Maori). 

Di Argentina, Chili, Peru, Meksiko, Sao Paulo (Brasil) dan Kolombia, satu ciuman udara adalah standar. Di Rusia dan Ukraina, tiga ciuman biasa, dan di beberapa bagian Prancis, hingga empat ciuman udara di pipi bergantian. Untuk menambahkan lebih banyak kebingungan, ada beberapa aturan gender dan hubungan yang rumit juga. 

4. Tepuk tangan

Zimbabwe dan Mozambik

Ada sesuatu yang menyenangkan tentang tepuk tangan sebagai bagian dari sapaan. Di Zimbabwe, tepuk tangan dilakukan setelah orang berjabat dalam gaya panggilan dan jawab  orang pertama bertepuk satu kali, dan orang kedua dua kali, sebagai tanggapan. Berhati-hatilah saat Anda menampar kedua telapak tangan itu. Pria bertepuk tangan dengan jari dan telapak tangan sejajar, dan wanita dengan tangan miring. 

Jabat tangan tidak sesederhana yang terlihat saat Anda membawanya di jalan. Di negara Timur Tengah, misalnya, jabat tangan hanya melibatkan tangan kanan, di mana tangan kiri dianggap najis. Pengunjung ke Cina ingin meringankan cengkeraman mereka, sementara orang-orang yang memperkenalkan diri mereka kepada orang Jerman harus tahu untuk berhenti setelah satu sentakan keras ke bawah.

Terdengar aneh tapi inilah yang terjadi di negara Greenland dan Tuvalu. Di Greenland, kunik, tradisi Inuit yang menempatkan hidung dan bibir atas Anda di pipi atau dahi seseorang dan mengendus, terbatas pada hubungan yang sangat dekat. Namun di pulau Tuvalu di Pasifik Selatan, menyatukan pipi dan menarik napas dalam-dalam masih menjadi bagian dari sambutan tradisional Polinesia bagi pengunjung.