Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

gilangg23Avatar border
TS
gilangg23
Keinginanku Hanya Ingin Ditemani Oleh Mama - @jurnalindigo


Malam itu, aku sedang memesan nasi goreng di dekat sekolah taman kanak - kanak persimpangan jalan. Aku duduk menunggu, tetapi mataku menatap ke arah lain. Suasana langit sudah mulai berubah jingga dan mengapa ada seorang anak kecil sedang asik bermain di sana? Tawanya sangat riang dan seolah tanpa ada rasa lelah dia terus menaiki papan seluncur itu, naik tangga lalu seluncur ke bawah, dia terus ulangi dengan tawanya yang ceria.


Tapi aku tahu, dibalik tawanya yang ceria itu pasti menyimpan kesedihan yang mendalam. Seolah menggambarkan ada sesuatu yang pernah terluka di dalamnya. Aku mencoba untuk menyapa anak yang berada di halaman sekolah tersebut, dalam hati aku coba memanggil "Hai, dek. Kamu lagi apa?" Aku tidak menduga kalau ternyata anak kecil ini menoleh dan langsung menatapku. Walau tatapan matanya hitam dan kosong, aku tahu dia sedang melihatku dan dibalasnya dengan senyuman kecil. Lalu dirinya melanjutkan aktifitas kembali. Okelah, kupikir anak kecil tersebut tidak akan ikut dan sudah asik bermain dengan mainannya di sana.


Ketika sudah pulang kerja dan tiba di rumah sekitar pukul 9 malam, aku langsung membersihkan diri dan bergegas untuk rebahan di atas kasur sambil bermain dengan ponselku (Yup, aku sama dengan kalian hahaha). Sedang asik menatap layar ponsel sambil melihat-lihat beranda, ada suara sayup dan kecil terdengar memanggil. Pelan namun jelas di kupingku "Aa... Aa aku disini". Aku mencoba memejamkan mataku untuk mencari tahu asal suara ini dari mana, sudah kutebak pasti ini bukan suara orang. Ternyata muncul gambaran seorang anak kecil yang sedang terduduk dengan memegang kedua kakinya di depan gerbang rumahku. Aku segera bangkit dari tempat tidur dan bergegas menghampiri anak kecil tersebut. Kini kami berdua saling duduk bersebelahan dan ditemani langit malam yang dipenuhi bintang, dalam suasana malam yang dingin aku mencoba menemaninya dengan suasana hangat. Aku tahu, pasti ada sesuatu yang dia minta sebelum pergi. Seolah dia membaca pertanyaan yang ada dipikiranku, aku langsung dibawanya menuju kisah cerita kelam tentang masa hidupnya yang tak pernah bahagia...


Seorang anak perempuan dengan tubuh mungilnya dan rambut yang panjangnya sebahu sedang duduk di ruang tamu bersama boneka kesayangannya. Aku mencoba mengintip dari jendela rumah tersebut, ternyata lingkungan ini masih sepi penduduk. Lalu aku dipaksa menoleh ke arah anak itu saat ada suara berkata "Ma, sini main sama adek." Tetapi wanita dewasa itu tidak menghiraukannya dan terus berjalan melewatinya. Namanya juga masih anak kecil, dia belum paham dengan apa yang ibunya lakukan. Jadi dia hanya terdiam dan melanjutkan permainannya sendirian, walau aku tahu, hati kecilnya sedang tertusuk karna acuhan tersebut.


Tidak lama semua gambaran ini memudar dan badanku ditarik menuju suatu ruangan, aku kenal kalau ini berada di kamar tidur. Seorang wanita dan pria dewasa sedang berbincang - bincang di atas tempat tidur, aku tahu, pasti mereka adalah kedua orangtua dari anak tersebut.


(Di terjemahkan dari bahasa sunda)
"Kenapa papa selalu aja ngelarang mama untuk bekerja? Padahal kan uangnya bisa buat nambah - nambah kebutuhan kita. Mama engga betah kalau harus diam di rumah"

"Siapa yang suruh mama cuma diam di rumah? Kan bisa masak, cuci baju dan lainnya. Apalagi kamu kalau lagi senggang kan bisa ajak main anak kamu ma"

"Pokoknya mama mau kerja, percuma sekolah tinggi kalau mama hanya disuruh mengerjakan pekerjaan rumah"

"Emangnya uang dari papa selama ini engga cukup, ha? Papa kerja banting tulang supaya mama engga ngerasain capek juga!"

"Selama mama engga diijinin untuk kerja, mama engga akan pernah ngerasa punya anak!"


PLAAAAKK


Badanku sedikit terjengat kaget saat telapak tangan besar pria tersebut mendarat tepat di pipi sebelah kiri wanita tersebut. Dalam gelap malam, perkelahian mereka mereda dengan tidur saling diam dan memunggungi satu sama lain. Namun, aku mendengar isakan tangis wanita tersebut, pelan dan tertahan.


Aku ditarik kembali, seolah badanku ini diikat oleh tali dan dengan mudah ditarik kesana kesini menuju setiap scene. Kali ini ada anak kecil itu lagi, memakai dress dengan tali pita di bawah dadanya. Aku sedikit tersenyum, sangat khas bukan, anak kecil sedang asik bermain di ruang tamu (lagi) lengkap dengan muka yang belepotan dengan bedak, hehe. Tapi tidak lama, senyumku dicabut menjadi raut wajah heran dan takut. Dari pintu belakang, ibunya datang membawa gantungan jemuran baju yang terbuat dari besi. Dengan gerakan kasar, tangan anak tersebut disambar dengan sabetan gantungan tersebut hingga si anak kecil membuat tangisan yang memecah keheningan ruangan.


Diseretnya anak tersebut menuju kamar mandi sambil anaknya merengek

"Ampun maaa, ade mau diapain? Saakittt".

Air mataku terasa mengalir membasahi pipi, aku tidak ingin melihat kejadian ini, tetapi seolah dipaksa untuk tetap menyaksikan penyiksaan tersebut.

"Mama benci ngelahirin kamu, gara - gara kamu, mamah engga boleh kerja sama papa dan harus ngurusin rumah!"

Sabetan demi sabetan mendarat disekujur tubuh anak kecil yang kini meraung memohon ampun. Dengan kesalnya, tidak cukup sampai disitu. Wanita tersebut menyirami air lebih dari lima kali sampai membuat anak tersebut gelagapan karna terus dihujami dengan air.

"Diam kamu! Diam disini!"

Ternyata wanita tersebut membawa sapu yang terbuat dari kayu dan dengan cepat dipukuli berkali - kali ke tubuh yang ringkih itu, aku melihat lebam - lebam yang berwarna gelap mulai muncul ditubuhnya. Karena tidak kuat akan siksaan yang berlangsung cukup lama, akhirnya anak tersebut meninggal dalam siksaan.


Kini aku kembali ke posisi semula, aku baru tahu. Bahwa anak kecil ini hanya ingin bermain dengan mama nya. Sang suami yang sibuk bekerja melarang istrinya untuk bekerja juga, lantaran ia mau istrinya bertindak selayaknya ibu rumah tangga. Karena dibawah tekanan tersebut, akhirnya nyawa sang anak direnggut.




Aku mengambil mainan di dalam kamarku dan memberikannya pada anak tersebut. Tapi sang anak tersenyum lalu menghilang bagai asap.
Ternyata keinginannya cukup sederhana hingga harus terbawa ke alam seberang, hanya ingin ditemani saat bermain. Semoga disana kau juga bisa menemukan teman bermain ya adik kecil.
Diubah oleh gilangg23 02-12-2023 11:05
0
743
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Supranatural
SupranaturalKASKUS Official
15.6KThread10.8KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.