Assalamualaikum

Di event pahlawan ini saya akan mengangkat tentang pendiri Madrasah tempat saya mengajar Alm H Sutarji. Beliau sebenarnya hanya petani biasa bahkan beliau tidak bisa membaca dan menulis tapi hal ini justru menjadi dasar kami dalam memberikan pendidikan ke para siswa karena kami ingat banget petuahnya "aku iki gaiso moco nulis ojok sampe anak putuku gak iso moco nulis".

Zaman dulu belum ada bantuan-bantuan pemerintah seperti sekarang tetapi Alhamdulilah Alm H. Sutarji selalu memberikan kesejatraan kepada para siswa dan gurunya selain mencukupi guru-guru dengan beras dsb dan tiap guru diberi sawah satu bau (kira-kira 6100 meter) tapi ini hanya untuk guru awal-awal pendirian ya gan sekitar tahun 1966. Dan dari zaman dulu sekolah kami hampir selalu memberikan pendidikan yang gratis tanpa memungut biaya satupun.

Untuk zaman sekarang sendiri sebelum Mbah Tarji meninggal selalu berpesan perhatikan kesejatraan guru setidaknya gak bingung makan dan sekolah anak istrinya. Dan hal ini lagi menjadi patokan kita ketika sekolah tersebut diteruskan kepada anaknya bapak Sutrisno. Dengan sekarang bantuan banyak sekali dari depag maupun diknas kesejatraan guru kita tidak semiris guru-guru yang biasa viral di internet dengan memiliki gaji sebulan 300-500 ribu perbulan.

Selain itu kita pasti sangat mensupport para guru agar sertifikasi, mendpatkan K2 ataupun bantuan-bantuan penunjang guru honorer lainnya dari pemerintah. Serta kita selalu memperioritaskan warga lokal dulu yang bekerja di tempat kami. Serta untuk berjualan kita juga membebaskan para warga untuk berjualan sehingga kita juga bisa membantu ekonomi warga sekitar.

Dan satu lagi pesan Mbah Tarji sebelum meninggal. Sawah dia ada setengah hektar untuk pemeliharaan masjid dan setengah hektar untuk murid dan kesejatraan sekolah dan hal ini dilakukan hingga sekarang sehingga ketika siswa masuk sekolah kita hanya membawa diri saja bahkan seragam kita belikan dan buku serta alat tulis juga di persiapkan dari sekolah.

Jujur karena petuah-petuah dari Mbah Tarji kehidupan saya sebagai guru honorer tidak semiris teman-teman saya dan bahkan mbah Tarji bukan hanya pahlawan di hati saya tetapi juga hampir seluruh warga desa Sarimulyo. Walaupun ada sekolah negeri di Desa Sarimulyo dengan benefit-benefit yang ditawarkan oleh madrasah saya banyak siswa yang mendaftar di Madrasah kami daripada sekolah negeri.