Saat membaca deskripsi tentang event menulis kaskus kreator kali ini tentang sosok yang pantas disebut sebagai pahlawan, ane langsung teringat pada sosok Budhe yang selama ini selalu membantu keluarga ane, terutama saat pandemi covid-19 ini melanda. Namanya Budhe Yati, beliau adalah sepupu dari ibuku. Beliau memang bisa dibilang mempunyai keluarga dengan kondisi ekonomi yang mapan, dimana suaminya bekerja sebagai wirausahawan furniture sedangkan Budhe Yati sendiri merupakan seorang PNS tenaga pendidik di salah satu SD Negeri di wilayah tempat ane tinggal, dan anak tunggal Budhe Yati merupakan pegawai bank swasta di Jakarta.

dok.pribadi (Budhe Yati saat berlibur ke Dataran Tinggi Dieng)

Covid-19 secara global berpengaruh pada penurunan pendapatan banyak orang, tapi sepertinya hal tersebut tidak berlaku untuk keluarga Budhe Yati, keluarga mereka masih tetap seperti biasa. Sangat berbanding terbalik dengan kondisi keluarga ane, pendapatan keluarga ane benar-benar turun drastis selama masa pandemi ini. Ayah ane yang berprofesi sebagai penjual jajan di sebuah SD sudah hampir 6 bulan ini menganggur di rumah dan hanya bekerja serabutan, akibat SD yang sampai saat ini masih ditutup. Sedangkan ibu ane hanya ibu rumah tangga saja. Satu-satunya harapan saat pandemi hanyalah ane, selama awal-awal pandemi ane masih bisa tetap bekerja, namun sudah 3 bulan ini ane juga dirumahkan, karena restoran tempat ane bekerja ditutup sementara akibat omset yang terus menerus turun. 

Ane pun akhirnya menjadi buruh pembuat Bulu Mata palsu, dalam 2 minggu sekali ane mendapatkan bayaran sekitar Rp. 100.000 - Rp. 150.000 tergantung pada jumlah bulu mata yang ane setorkan.

Ane sangat bersyukur karena dalam situasi sulit seperti ini, masih ada Budhe Yati yang setiap bulan selalu mengirimkan sembako ke rumah kami. Karena beliau tau dimasa pandemi seperti ini, pendapatan keluarga kami turun drastis.

dok. pribadi (kiriman sembako dari Budhe Yati)

Berkat kiriman dari Budhe Yati, ditengah pandemi seperti ini kami masih bisa makan berlauk enak seperti Telur, Mie dan Ayam. Tidak terbayang jika tidak ada bantuan dari Budhe Yati, dengan penghasilan 150.000 untuk 2 minggu, pasti setiap hari kami hanya bisa membeli lauk ikan asin. 

Sebenarnya ibu ane lama-lama tidak enak hati karena setiap bulan selalu dikirim sembako oleh Budhe Yati, dan takut merepotkan. Tapi dengan bijaksananya Bu Yati berkata "Ini rejeki dari Tuhan untuk kalian, tidak boleh ditolak". Saat itu dalam hati ane benar-benar merasa bersyukur kepada Tuhan, serta bersyukur karena memiliki Budhe Yati yang selalu membantu keluargaku.

Yang sangat ane kagumkan dari sosok Budhe Yati adalah karena beliau selalu rendah hati, walaupun beliau mempunyai harta yang melimpah tapi tidak pernah sekalipun ane melihat beliau berperilaku sombong, justru dalam setiap kesempatan beliau selalu berusaha untuk membantu sesama. Ingin sekali jika suatu saat ane juga sudah berkecukupan, ane ingin sekali meniru kebaikan Budhe Yati dengan membantu keluarga dan tetangga yang sedang kesusahan, mudah-mudahan akan ada kesempatan untuk ane untuk melakukan itu semua. Sebarlah kebaikan, sehingga hidup kita juga akan selalu dikelilingi dengan kebaikan.