KUMPULAN PUISI ini adalah rumah singgah puisi-puisi seorang penulis yang bernama Vien NH. Yang berjudul dalam cover DARI HATI.
Dari judul covernya saja sudah terlihat ya, puisi ”DARI HATI” ini sebuah puisi yang terlahir dari lubuk hati seorang penulis itu sendiri. Semua yang tertulis karena tersebab perasaan di hati. Seperti bahagi, sedih, kecewa, suka cita. Dan masih banyak perasaan yang lainnya.

Sampai di sini dulu kutipan yang saya ungkap di awal tulisan ini. Selamat membaca recehan dan puing-puing kataku yang kusulam menjadi bait-bait puisi.
Happy Reading Gan, Sis, dan teman-teman semua😊

(31 Oktober 2020)
.
.
.
.
.

PUDAR HARAPANKU



Asaku perlahan mati suri
Semangat meredam suram
Semua yang kulakukan terasa tiada guna
Hidup penuh dengan nestapa

Aku hidup untuk apa?
Kurasa sudah tak ada harapan lagi
Kini semua menggantung dalam rasa kepasrahan dan keputus asaan

Harapan tinggalah harapan
Tak lagi menjadi impian yang nyata
Seakan semua sirna
Aku terjatuh dalam curamnya luka



Jember, 31 Oktober 2020
.
.
.
.
.

SECRET ADMIRER


Sejak pertama mengenalnya
Hati kian dilanda bahagia
Penasaran selalu melanda jiwa
Selalu tetingat dengan sosoknya ;
Ia selalu ceria
Entah kenapa semakin lama seperti ada getaran mengguncang hati
Dan juga perasaan ini

Semua masih menjadi misteri
Menjadi menjadi teka-teki
Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi

Namun, ketika diri ini bersanding dengannya
Hati terasa tenang
Ada kenyamanan terselip di hati
Mungkin, aku merasa getaran asmara
Namun bibir enggan mengatakannya
Hingga kujadika pengagum rahasia
Sebab, aku tak ingin kehilangan dia

Jember, 6 Oktober 2020
.
.
.
.
.
.

HATI TAK BERTUAN

Entah apa yang terjadi pada hati
Semakin kosong tak berseri lagi
Kian senyap tak ada rasa
Malam-malam kian suram
Semakin tak tahu arah dan tujuan
Gulita menutup hati

Pagiku juga tetap sepi
Embun pagi begitu pekat
Hingga jarak tersekat
Seperti kau dan aku
Yang kian menjauh
Sulit sekali tuk di tempuh

Kubiarkan saja begini adanya
Hati tak bertuan
Entah siapa pemiliknya
Masih menjadi misteri
Hanya Tuhanlah yang tahu

Jember, 31 Oktober 2020
.
.
.
.
.

KOTA PILU

Di kota ini aku berharap
Semoga badai segera berlalu
Dan hujan segera menghapus duka mereka
Kini kotaku menjadi kota penuh pilu

Tiada lagi berhati sumringah
Tiada lagi gelak tawa yang menggelegar puas
Tiada lagi mentari pagi yang menggugah semangat
Dan tiada lagi hari-hari penuh dengan warna-warni pelangi
Yang ada hanya kemuraman di sudut hati para petani

Harapan demi harapan kini pupus
Lenyap bersama jiwa-jiwa juang
Tiada lagi sepercik harapan yang tumbuh
Hanya ada perasaan kecil hati yang menguasai

Semesta telah menyaksikan
Petani-petani bingung tak karuan
Sampai pada saatnya ;
Mereka Gali lobang untuk menutup lobang yang lain
Tuk mempertahankan perjuangan
Demi memerangi keadaan

Jember, 31 Oktober 2020