Muncul Usulan Jokowi Jadi Wapres 2024, Rocky Gerung : Jangan - Jangan Jokowi yang Pingin

Novandryo Witar
30 Oktober 2020,



Pengamat politik, Rocky Gerung: Komentari berita terkait Luhut yang dapat kritikan mengenai kurangnya sosialisasi pada UU Ciptaker, Rocky Gerung angkat suara. /YouTube Rocky Gerung Official./

JURNAL PRESISI - Berbagai usulan muncul terkait dengan siapakah pasangan calon yang masuk bursa pemilihan presiden 2024.

Adapun salah satu pasangan yang diusulkan yaitu Airlangga Hartanto sebagai posisi calon presiden dan Joko Widodo sebagai cawapresnya.

Usulan tersebut disampaikan oleh politisi yang menjabat sebagai wasekjen Partai Golkar, Leo Nababan baru-baru ini.

Dengan pencalonan Jokowi sebagai cawapres tersebut diharapkan dapat mengawal pembangunan hingga tahun 2045.

Akademisi dan Intelektual Publik, Rocky Gerung angkat suara terkait hal tersebut dalam unggahan Youtube Pribadinya.

Dalam video tersebut bersama Hersubeno Arief, Rocky Gerung memberi pendapat tentang kecurigaan jika bukan Leo Nababan yang menginginkan hal tersebut.

Lebih lanjut Rocky Gerung menduga bahwa usulan posisi cawapres tersebut adalah keinginan Jokowi yang menggunakan nama Partai Golkar

Jangan-jangan sebetulnya pak Jokowi yang menginginkan itu, lalu pake nama petinggi Golkar Leo Nababan," kata Rocky Gerung seperti yang dikutip Jurnal Presisi 30 Oktober 2020.

Ia meyakini usulan tersebut memikat dan semakin lama publik akan menyaksikan politik ini berpikir seolah-olah Indonesia kehabisan stok pemimpin.

Kemudian Rocky juga memberi celetuk jika Airlangga terpilih menjadi presiden maka posisi ketua Partai Golkar dapat digantikan oleh Megawati Soekarnoputri.

"Itu kurang lengkap itu, mestinya sekaligus diusulkan Airlangga jadi presiden, lalu pak Jokowi jadi wakil presiden. Itu berarti Golkar tidak punya ketua, maka saya tambahkan aja, supaya pak Airlangga begitu jadi presiden Golkar yang dia tinggalkan kursinya diganti sama ibu Mega," ujarnya dalam video tersebut.

Sambil bercanda, Rocky Gerung menambahkan ide yang lebih unik lagi.

"Nah itu baru menarik itu, pasti ibu Mega kehilangan kursi PDIP, nah maka ada stoknya, yaitu pak Ma'ruf Amin sebagai mantan wakil presiden nanti, sebaiknya jadi ketua PDIP,"celetuk Rocky.

Menurut Rocky, hal tersebut akan memicu sirkulasi elit yang nantinya politik hanya dikuasai oleh sejumlah para elit.

Tetapi ia menjelaskan jika hal tersebut bukan masalah besar selama masih menjadi hiburan politik.

Dalam video yang berjudul "AIRLANGGA HARTARTO CAPRES GAJAHMADA COCOK JADI CAWAPRESNYA" tersebut Rocky juga melontarkan sindirannya terhadap Leo Nababan.

Sebetulnya kalau ada teknologi yang bisa menghidupkan para politisi jaman dulu, bisa juga nanti 2024, Gadjah Mada, Raden Wijaya, segala macem, supaya tersambung warisan politik, walaupun sifatnya dinasti, tetapi itulah yang namanya hiburan politik ketika Indonesia mengalami jalan buntu karena diolok-olok oleh dunia," tutur Rocky.

Rocky berpendapat jika hal tersebut terjadi, sempurna pengendalian politik oleh pihak tertentu, perubahan di luar sistem parlementer, dan presidensial maka pada akhirnya dapat memicu amarah rakyat Indonesia.

"Jadi tukar tambah di antara elit sebetulnya dalam upaya untuk menghalangi perubahan politik, kita melihat gejala ini yang menjadi sebuah kebingungan bagi masyarakat, apa sebetulnya yang disebut dengan demokrasi yang riil," tambahnya.

Rocky juga menjelaskan nasional, maka akan terjadi pembangkangan sipil.
Hal tersebut menurutnya merupakan negara yang melakukan politik monoton atau biasa disebut monolitik.
***
https://jurnalpresisi.pikiran-rakyat...-pingin?page=4