Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Health
  • [Hoaks] Klaim Aliansi Dokter Dunia soal Covid-19, Begini Faktanya

masramidAvatar border
TS
masramid
[Hoaks] Klaim Aliansi Dokter Dunia soal Covid-19, Begini Faktanya
[Hoaks] Klaim Aliansi Dokter Dunia soal Covid-19, Begini Faktanya



Lihat Foto
Editor: Gloria Setyvani Putri

KOMPAS.com - Kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Dokter Dunia di Eropa belum lama ini membuat gaduh dunia sosial.

Dalam video berdurasi 30 menit, tujuh dokter yang mewakili Jerman, Belanda, Swedia, Irlandia, dan Inggris itu mengeklaim bahwa virus corona SARS-CoV-2 adalah virus flu biasa dan tidak ada pandemi Covid-19.

Mereka pun mengatakan, lockdown di seluruh dunia yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona harus diakhiri.

Di situs web mereka, aliansi tersebut digambarkan dideskripsikan sebagai kelompok profesional kesehatan nirlaba independen yang bersatu untuk mengakhiri lockdown.

"Saya ingin menyatakan bahwa tidak ada pandemi atau epidemi medis," kata Elke de Klerk yang mengidentifikasi dirinya sebagai dokter umum dari Belanda dalam video tersebut.

Video ini telah dihapus dari YouTube dan sebagian dari videonya beredar di Facebook dan platform sosial media lain seperti Instagram.

Salah satunya dibagikan oleh akun Instagram @frankysadikin.



Lihat Foto
Faktanya

1. Covid-19 berbeda dari flu

Klaim ini salah. Para ilmuwan secara umum menyatakan penyebab pandemi saat ini adalah virus corona baru SARS-CoV-2. Ini bukan jenis virus influenza.

Covid-19 lebih mematikan dari flu musiman. Sejauh ini Covid-19 telah membunuh lebih banyak orang dibanding lima flu musiman jika korbannya digabungkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status Covid-19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020.

Dilansir AP News, Jumat (23/10/2020), Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menerangkan alasan Covid-19 ditetapkan sebagai pandemi global, yakni tingkat penyebaran penyakit dan dampaknya yang sangat mengkhawatirkan.

Menurut data yang dikumpulkan Universitas Johns Hopkins, hingga Senin (26/10/2020) siang, ada lebih dari 43 juta kasus Covid-19 dengan angka kematian lebih dari 1,1 juta secara global.

Virus corona dan flu mungkin memiliki gejala yang serupa, tetapi keduanya adalah virus yang berbeda.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Covid-19 menyebar lebih mudah daripada flu dan dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Tidak ada vaksin untuk mencegah virus corona, tetapi ada satu untuk influenza.

2. Klaim tes PCR

Dalam video yang viral itu, De Klerk mengatakan bahwa 89 hingga 94 persen hasil tes PCR adalah positif palsu. Dia menyebutkan, tes PCR tidak menguji Covid-19.

"Dokter harus berhenti menggunakan tes itu," kata De Klerk dalam videonya.

Faktanya, banyak ahli medis sangat kritis terhadap tes PCR karena sensitivitas tes tersebut.

Alat uji reaksi berantai polimerase dapat menentukan materi genetik virus. Peneliti pun mengandalkan peralatan laboratorium dan bahan kimia khusus dalam prosesnya.

Michael Joseph Mina, seorang dokter dan profesor epidemiologi di sekolah kesehatan masyarakat Harvard, mengatakan tidak benar bahwa sebagian besar tes PCR virus korona adalah positif palsu dan tidak menguji virus.

"Banyak yang bisa menjadi positif terlambat yang berarti RNA masih ada, tetapi virus yang layak telah dibersihkan,” katanya melalui e-mail.

“Jadi orang-orang ini mungkin sudah tidak menular lagi, tetapi hasilnya akurat. PCR dapat menemukan RNA SARS-CoV-2."

Mina menambahkan, dibutuhkan lebih banyak pengujian, bukan lebih sedikit.

https://www.kompas.com/sains/read/20...page=all#page2
0
151
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
HealthKASKUS Official
24.7KThread10.1KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.