Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

darmawati040Avatar border
TS
darmawati040 
Malam Pertama Menginap di Ruko, Disambut Makhluk Seram dan Suara Tangisan!
Quote:



Welcome To My Thread


2014 silam, kakak perempuanku diangkat menjadi Supervisor untuk salah satu toko dari sebuah perusahaan yang memiliki banyak cabang hampir di seluruh Indonesia. Kakakku kebetulan berdomisili di Kota Bima Nusa Tenggara Barat. Sejak 2009, kami berdua tinggal bersama di indekos.

Tiga bulang setelah diangkatnya menjadi Supervisor, kakak mengajakku untuk tinggal di ruko saja. Berhubung tiga kamar di ruko tersebut kosong. Asisten meneger juga menyarankannya. Beliau berpikir, dari pada mengeluarkan uang untuk bayar indekos, ya lebih baik menginap di ruko.

Saat itu aku masih kerja di tempat yang berbeda dengan kakak. Namun, meski demikian, kami berdua selalu berangkat bareng dikarenakan jam masuk kerja tidak jauh beda. Hanya selisih 10 menit.

"Bagaimana? Mau tidak, tinggal di ruko?"tanya kakakku.

"Gimana, ya ... kira-kira aman, nggak?" ujarku ragu.

"Ya amanlah! Kamu lihat seperti apa pintu rukonya, kan?" sahut kakakku mencoba meyakinkan.

"Okay, besok kita pindah."

Setelah berpikir, aku menyetujuinya. Lagipula bayar indekos lumayan mahal. Mumpung ada tempat tinggal yang no sewa, why not, kan?

****

Minggu 14 Juli 2104. Aku dan kakak mengangkut barang-barang dari indekos ke tempat tinggal baru.

Quote:


Ruko tersebut tidak terlalu besar. Di samping kiri terdapat ruko lain yang menjual pakaian, sandal sepatu, dan juga jam tangan. Sementara di sebelah kiri merupakan jalan raya menuju arah timur dan juga barat. Di depannya adalah jalan utama alias jalur satu arah yang akan menembus arah timur menuju ujung kota hingga kabupaten.

Lokasi ruko ini terbilang sangat ramai. Akan tetapi, di malam hari setelah semua toko akan tutup, rupanya hanya kami berdua yang menginap di ruko. Pemilik ruko lainnya pulang, tidak ada yang tinggal di sana. Gansist bisa bayangkan bagaimana sunyinya, kan? Suara kendaraan? Ya, sedikit ramai memang, tetapi jika sudah lewat jam 12 malam, jalanan di kotaku ini menjadi sangat sepi.

Malam pertama menginap di ruko

21:15, kami menutup toko. Lantas menuju kamar di lantai dua yang telah dibersihkan. Kami menempati kamar tengah, sementara kamar di sebelah kiri dekat tangga untuk naik turun dibiarkan kosong. Sebelah kamar tersebut ruangannya cukup luas, dan dijadikan gudang untuk barang jualan.

Selain itu, kamar sebelah kiri dekat kamar mandi yang sudah tak bisa dipakai, juga dibiarkan kosong. Di dalamnya hanya ada barang-barang penghuni terdahulu yang sudah rusak. Seperti kumputer, kasur yang kainnya bolong-bolong, serta barang-barang tak terpakai lainnya.

Di dekat kamar mandi yang tak terpakai, terdapat tangga kayu yang tampak rapuh. Tangga tersebut menuju atap gedung. Melihat tangga itu, mengingatkanku akan film horor The Conjuring. Sangat seram. Sebelum mencapai atap gedung melalui tangga kayu tersebut, terdapat papan kayu yang menjadi daun pintunya.

"Kenapa dingin sekali?"sahut kakakku dan meraih selimut yang tergeletak di kasur.

"Dingin? Bukannya gerah? Aku ajah keringetan," selorohku sambil menata pakaian di lemari.

"Eh, gila! Hawa sedingin ini kamu masih gerah?!"

"Emang ger--"

Ssttt! Ssttt!

Tiba-tiba terdengar suara aneh di atas plafon kamar. Serentak aku dan kakak melirik ke atas.

"Apa itu?" tanyaku.

"Palingan tikus," ujar kakak.

"Tikus? Yang benar saja! Mana ada tikus suaranya, ssttt ... ssttt ...." Aku menirukan suara yang tadi terdengar.

"Jangan-jangan uler?" tebak kakakku lagi.

"Bisa jadi," sahutku setuju.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 00 sekian. Tapi kami masih saja terjaga. Banyak hal yang diceritakan, sampai akhirnya terdengar suara tangisan anak kecil dari arah kamar kosong dekat tangga kayu menuju atap gedung.

"Ada yang nangis," bisikku mulai ketakutan.

Sssttt!

Kakakku mengisyaratkan untuk diam.

Suara tangisan itu perlahan menjauh, lalu hilang entah ke mana. Aku semakin berkeringat, sementara kakak menyelimuti dirinya dengan kain tebal.

"Lebih baik bayar kos dari pada tinggal bareng hantu!" bisikku penuh penekanan.

Hening, kakakku masih sembunyi dari balik selimut. Suara aneh kembali terdengar dari atas plafon. Ssttt ... ssttt ....

Aku yakin itu ular. Suaranya terdengar jelas. Tak sampai di situ, saat hendak ke kamar kecil yang letaknya di lantai satu, aku dan kakak berhati-hati menuruni tangga. Dan, penampakan hitam bertubuh tinggi berdiri di samping kiri pintu belakang dekat kamar kecil. Tidak! Aku meyakinkan diri bahwa sedang berhalusinasi, tapi kenyataannya, kakakku berteriak dan lari ke kamar. Akhirnya kami tidak jadi buang air kecil.

Hingga pagi menjelang, kami berdua tidak banyak bicara. Malam pertama menginap di ruko sungguh mengerikan.

"Oh, ya ampun! Ini salahmu! Bukankah harus mengadakan acara tahlilan sebelum menempati rumah yang lama tak ditinggali?" ujarku kesal.

Kakakku melongo. Sepertinya dia benar-benar lupa, bahwa budaya Bima seperti itu. Tidak menempati rumah atau tempat tinggal yang lama tak berpenghuni sebelum mengundang beberapa warga sekitar beserta ustad untuk membaca alfatihah dan doa-doa lainnya.

Ketika ruko ini dibuka dan reski dijadikan toko penjual sepatu sandal, tidak ada acara doa-doa. Hanya gunting pita dan makan kue saja. Itu pun acaranya di lantai satu, tepatnya di ruang jualan. Sementara lantai atas, dibiarkan kumuh. Hanya ruang di sebelah kamar kosong dekat tangga naik-turun yang diisi oleh barang jualan.

Sebelum malam tiba, kakakku menyiapkan teh, kopi, dan kue sealakadarnya. Ia memanggil beberapa orang tua yang ia kenal. Yaitu, bapak dari teman-teman dekatnya. Setelah mengadakan acara tahlilan alias baca doa tersebut, kami berdua bisa tidur tenang. Tak ada lagi suara tangisan anak kecil.

Hanya saja, sebanyak tiga kali ular berukuran cukup panjang dan besar menampakkan diri. Pertama, di depan pintu kamar. Ke dua, di tengah tangga naik-turun, ke tiga, di dekat kamar kecil lantai satu, dan itu ular yang sama.

Anehnya lagi, ular itu terlihat tidak biasa, aku bahkan berbicara padanya saat pertama melihat dia di depan pintu kamar. Ia seperti mendengarkan sebelum merayap ke arah lain.

Satu lagi, ia tidak melawan meski aku sangat terkejut saat menemukannya di dekat kamar kecil. Ketika aku menyuruhnya keluar, dia merayap perlahan menuju pintu belakang. Seolah mengerti apa yang kukatakan.

Nah, itu tadi kisah horor yang pernah aku alami di tahun 2014. Untuk gambar kamar tengah, kiri dan kanan, aku tidak punya. Karena, saat itu tidak terpikirkan untuk memotretnya. Hanya deretan ruko tua itu saja yang aku potret dan tersimpan hingga kini.

Ruko yang cukup mengerikan menurutku. Sekarang, aku dan kakak tidak lagi di sana. Ruko itu kini dikontrak oleh orang lain setelah masa kontrak 3 tahun selesai.

Quote:



Penulis: @darmawati040
Pengalaman Pribadi
sanzuchiha11Avatar border
pulaukapokAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
1.9K
25
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.9KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.