Hari itu ada kejadian yang tidak biasa terjadi di hidupku, mungkin beberapa orang akan menganggapnya mengerikan.

Aku baru saja pulang dari sekolah, karena aku salah satu panitia dari acara yang diadakan di sekolah, aku pulang saat hari telah gelap. Awalnya aku tidak memiliki perasaan apapun, aku mengantar temanku pulang yang kebetulan searah denganku, meskipun rumahnya lebih jauh dari rumahku.

Setelah mengantarnya pulang, aku pun memutar balikkan motorku hendak pulang ke rumah. Hari semakin gelap kala itu, perlahan kelajukan motorku karena jalan yang tidak terlalu bagus.

Tidak lama setelah itu, ada sesosok melambai-lambaikan tangan dari kejauhan. Aku mendekatinya dan kemudian berhenti. Sungguh, seorang perempuan tua sendirian di jalan.

"Ada apa, Nek?" Tanyaku.
"Boleh ikut sampai ke depan?" Tanyanya.

Melihat kondisi sekarang, sudah tentu tidak ada yang tega meninggalkan seorang perempuan tua berjalan kaki pada malam hari.

"Boleh, Nek," ucapku tanpa pikir panjang.
"Terima kasih," ucapnya.

Saat dia naik pun, tidak ada rasa curiga pada diriku. Terkadang, aku menanyakan ke mana tujuannya, tapi dia terus saja berkata tidak tahu namanya. Namun, dia bisa memanduku ke sana.

Dia terus memanduku hingga ke suatu tempat yang sangat kukenali, benar-benar ke arah yang sama dengan rumahku, bahkan lorongnya pun sama. Aneh sekali aku tidak pernah melihat nenek ini.

Aku tinggal di sebuah kontrakan dan memang ada banyak rumah di dekatku, ada beberapa yang kosong dan ada beberapa yang terisi.

Nenek itu menunjuk ke suatu tempat, tempat di mana ia ingin diturunkan. Aku sangat terkejut, bagaimana tidak soalnya itu di depan rumahku.

Setelah kami berhenti di depan rumahku, aku turun dan ketika aku menoleh ke belakang, nenek itu telah hilang. Aku sangat terkejut tidak bisa menemukan dia.


Tempatnya

"Terima kasih," sebuah suara muncul di belakangku.

Aku menoleh ke belakang, kulihat nenek itu di depang sebuah rumah kosong sambil melambaikan tangannya.

Sampai hari ini, aku masih melihatnya, umumnya pada malam hari. Dia menatap tajam ke arah tempatku tinggal seraya melambaikan tangannya dengan pelan. Terkadang ketika aku baru pulang, dia langsung berbisik ke telingaku.

"Terima kasih atas kebaikannya."