Satu pertanyaan yang terus mengusikku hingga kini. Ingin rasa tak percaya, tapi hati kecilku berkata lain. Entah apakah ini benar terjadi atau hanya pengaruh dari omongan orang, yang jelas, pertanyaan itu belum terjawab hingga kini.

Sepuluh tahun yang lalu peristiwa ini terjadi. Ayah kami adalah sosok pekerja keras, walau dengan tubuh ringkihnya, selalu semangat dalam mencari nafkah. Keseharian beliau adalah bertani. Setiap pagi usai Subuh, Ayah sudah berangkat ke sawah, berbekal air minum dan sepeda tua.

Saat itu beliau belum genap enam puluh tahun. Belum terlalu tua, menurutku. Semangat juangnya masih tinggi, dan harapan kami sebagai anak-anaknya bertumpu padanya.

Suatu hari, salah satu teman Ayah menemukan sebuah benda berbentuk keris kecil saat mencangkul di sawah. Dia kemudian menceritakan penemuannya pada Ayah. Siapa sangka, Ayah tertarik pada benda itu.




Beberapa waktu kemudian, Ayah kembali mendatangi temannya dan bermaksud membeli benda tadi. Hal itu dilakukannya di luar pengetahuan kami, keluarganya.

Kurang dari sebulan sejak kejadian itu, teman Ayah jatuh sakit. Penyakit Lever kronis menggerogoti tubuhnya. Tak selang berapa minggu, teman Ayah meninggal. Sungguh tak ada suatu pikiran buruk kala itu. Begitu pun dengan Ayah. Beliau masih pergi ke sawah seperti biasa.

Beberapa bulan berlalu, Ayah jatuh sakit. Saat itu Ayah hanya berobat biasa di klinik, dan herannya, dokter tak menyebutkan penyakit apa yang diderita Ayah. Semakin hari kondisi beliau kian memburuk. Sampai kami memutuskan untuk tes darah di laboratorium.

Hasil tes menunjukan bahwa Ayah terkena penyakit Lever. Sejak itu, kami memutuskan untuk berhenti berobat ke dokter. Terlalu banyak obat kimia yang dikonsumsi membuat keadaan tubuh kian memburuk. Kami beralih menggunakan obat herbal.

Kakak pertamaku menyarankan untuk membawa Ayah kepada orang pintar. Sebenarnya keluarga banyak yang tak setuju, tapi entah kenapa pada akhirnya kami menurut. Mungkin karena sudah tak ada yang bisa kami lakukan lagi.

Orang pintar tersebut mendatangi kami, menanyakan suatu hal perihal benda yang disimpan Ayah. Pada saat itulah Ayah baru berbicara jujur dan menjelaskan tentang adanya keris kecil tersebut. Kami diminta membuang benda itu ke tempat di mana teman Ayah menemukannya.

Beberapa hari setelahnya, Ayah mengembuskan napas terakhirnya. Beliau meninggal pada tanggal 24 April 2010.

Kejadian itu terus membekas hingga kini. Kami masih tak memahami kebenaran akan hal tersebut. Kami harap pemikiran kami keliru. Penyebab Ayah meninggal adalah sakit pemberian dari Allah SWT, bukan dari benda-benda keramat atau buatan orang.






Demikian cerita berdasar kisah nyata di keluarga kami. Semoga Ayah tenang di alam sana dan menemukan jalan yang terang menuju-Nya. Aamiin.




Penulis : @kabutoyakushi
Dokumentasi Pribadi dan Pengalaman Pribadi