Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

setiawan080287Avatar border
TS
setiawan080287
[ Pahami ]Jangan Salah Kaparah Tentang Rapid Tes !!
[ Pahami ]Jangan Salah Kaparah Tentang Rapid Tes !!

Jumlah orang yang positif terinfeksi virus Corona (COVID-19) di Indonesia kian hari kian bertambah. Guna mencegah penyebaran virus Corona lebih luas lagi, pemerintah  menginstruksikan untuk melakukan rapid test, khususnya di beberapa wilayah di Indonesia yang memiliki kasus COVID-19 yang tinggi.

Tes ini ditujukan agar pemerintah dan petugas kesehatan bisa mengetahui siapa saja orang yang berpotensi menyebarkan virus Corona dan melakukan tindakan pencegahan agar jumlah kasus COVID-19 tidak semakin bertambah. 

Apa Itu Rapid Test?

Rapid test yang banyak beredar saat ini adalah metode untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona. Antibodi ini akan dibentuk oleh tubuh bila ada paparan virus Corona.

Dengan kata lain, bila antibodi ini terdeteksi di dalam tubuh seseorang, artinya tubuh orang tersebut pernah terpapar atau dimasuki oleh virus Corona. Namun, perlu Anda ketahui, pembentukan antibodi ini memerlukan waktu, bahkan bisa sampai beberapa minggu.

Hal inilah yang menyebabkan keakuratan dari rapid test antibodi ini sangat rendah. Bahkan dalam sebuah pengamatan, disimpulkan bahwa keakuratan rapid test dalam mendeteksi antibodi terhadap SARS-CoV-2 hanya 18%.

Artinya, jika 100 orang mendapatkan hasil negatif dari rapid test, hanya 18 orang yang benar-benar tidak terinfeksi virus ini. Sementara itu, 92 orang lainnya sebenarnya telah terinfeksi, tapi tidak terdeteksi dengan alat ini.

WHO secara tegas tidak menyarankan rapid test antibodi sebagai sarana untuk mendiagnosis COVID-19. Meski begitu, WHO tetap memperbolehkan penggunaan tes ini untuk penelitian atau pemeriksaan epidemiologi.

Selain rapid test untuk antibodi, baru-baru ini juga dibuat rapid test untuk mendeteksi antigen atau protein yang membentuk badan virus penyebab COVID-19 atau SARS-CoV-2.

Metode rapid test ini memang lebih akurat dari rapid test antibodi. Namun, tes ini hanya akurat untuk pasien dengan jumlah virus yang tinggi di tubuhnya. Sementara untuk orang yang belum diketahui statusnya, keakuratannya cukup rendah, yaitu hanya 30%. Jadi, penggunaan tes ini untuk diagnosis awal sangat tidak disarankan.

Tes yang dapat memastikan apakah seseorang positif terinfeksi virus Corona sejauh ini hanyalah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).Pemeriksaan ini bisa mendeteksi langsung keberadaan virus Corona, bukan melalui ada tidaknya antibodi terhadap virus ini. 


[ Pahami ]Jangan Salah Kaparah Tentang Rapid Tes !!

Kesimpulannya adalah Rapid Tes tidak bisa digunakan untuk menegakkan diagnosa Covid-19, kebanyakan diberita bahwa seolah - olah rapid tes menunjukkan hasil covid-19. Memang sangat mustahil rapid tes hasil non reaktif tapi PCR ternyata positif Covid-19. Karena pemeriksaan saat ini adalah disarankan adalah PCR Swab sebagai penegakkan diagnosa.


"Tetap Jaga Kesehatan dan Ikuti Protokol Kesehatan Karena Covid-19 tidak Ada Obatnya"


Diubah oleh setiawan080287 09-10-2020 15:23
0
334
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.