Hidup untuk makan, atau makan untuk hidup?
Dua peribahasa yang erat kita jalankan, namun tak tersadarkan. Lho ko bisa ! Sangat bisa sekali ketika anda hidup dengan berpegang teguh untuk makan, atau makan yang justru menjadi sesuatu penopang untuk hidup.

Makan adalah sesuatu yang memang kita butuhkan dalam sehari-hari, jangan berfikiran bahwa ada manusia yang tak membutuhkan makan lalu dia berpuasa, karena berpuasa pun menjadi di larang ketika justru membuat kita tidak sehat dalam berkehidupan, itulah mengapa adanya perkara puasa Daud yang dimana sehari kita berpuasa, dan sehari kita tidak berpuasa.

Ketahuilah di balik kita sedang makan, ada syahwat setan yang tersirat di dalamnya, di sinilah kita di anjurkan berdoa ketika hendap memakan seauatu.

Karena hal yang sangat membinasakan ialah syahwat perut, karena syahwat perut itulah Adam .As dan Hawa di usir dari tempat terindah yaitu surga menuju tempat hina dan miskin yang kita kenal dengan dunia.

Ketika Allah Azza wajala melarangnya untuk mendekati sebuah pohon, namun syahwat mengalahkan mereka. Akhirnya mereka tidak hanya mendekati tetapi memakan pula buahnya.

Jika hamba menundukan jiwanya dengan lapar dan menyempitkan jalan setan, niscaya ia akan tunduk untuk mentaati Allah SWT, serta tidak menapaki jalan kesombongan dan kesesatan.

Miqad bin Ma'ad berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : tidak ada wadah yang di isi anak adam yang lebih buruk daripada perut, cukuplah beberapa suap makanan untuk meluruskan tulang punggung anak adam. Bila tidak mungkin, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minum, sepertiga untuk nafasnya" HR At-Tirmidzi :IX/249, Az-Zuhud, dan ia berkata hadits ini hasan shahih. Dalam riwayat Ibnu Majah (3349), Al-Ath'imah, Al-Hakim: IV/121, hadits ini di nyatakan shahih. senada dengan pernyataan Adz-Dzahabi dan Al-Albani.

Hadits ini menjadi rujukan dasar yang menghimpun semua dasar kedokteran. Dikisahkan ketika Ibnu Abi Masiwaih membaca hadits ini dalam kitab Abu Khatsimah ia berkata " bila orang-orang menerapkan perkataan ini, tentu mereka akan selamat dari penyakit".

Inilah manfaat sesikit makan dan tidak memenuhi perut dengan makanan berkaitan dengan kesehatan tubuh.

Namun jika di tinjau dan di kaitkan dengan hati dan kebaikannya ialah sesikit makan dapat membuat hati menjadi lembut, pemahaman yang kuat, mengikiskan hawa nafsu, serta mampu meredakan amarah.

Rasulullah menganjurkan sedikit makan dan merasa cukup dengan sebagian makanan agar menyisakan lainnya maka beliau bersabda :
"Makanan untuk satu orang cukup untuk dua orang, makanan untuk dua orang cukup untuk tiga orang, dan makanan untum tiga orang cukup untuk empat orang". HR Al-Bukhari :IX/467, Al-Ath'imah.


Diantara faedah lapar yang paling agung adalah bisa mengalahkan syahwat untuk berbuat maksiat, dan di kuasai nafsu yang selalu memgajak dalam kejelakan.

Sumber kekuatan dan syahwat ialah makanan. Karena itu meminimalisir makan bisa melemahkan semua syahwat dan kekuatan. Sesungguhnya kunci semua kebahagiaan seseorang ialah bermuara pada pengekangan terhadap nafsunya.

Tidak ada yang bisa mengalahkan hawa nafsu daripada lapar, karena pada saat lapar kita senantiasa tunduk kepada Sang Illahi.
Selama manusia tak bisa memandang kehinaan dan kelemahan dirinya, disitulah ia takan bisa melihat keperkasaan dan kebesaran rabbnya.

Namun justru jangan sebaliknya, karena lapar kita juatru meminta-minta yang dapat menjatuhkan harga diri kita sebagai seorang muslim, jangang karena lapar kita justru mencuri sesuatu yang bukan haknya, dan jangan karena lapar kita justru menjadi orang bodoh yang gelap mata, gelap hati, dan gelap pikiran.

Marilah kita selalu menjaga tubuh kita dengan sesuatu yang halal karena jika tubuh kita selalu dalam nutrisi kehalalan insya allah berkah tuhan akan mudah untuk di dapatkan.

Mari kita jaga pola makan kita agar, selalu dalam syariat dan tuntunan agama semata.