- Beranda
- Stories from the Heart
Sesuatu di Jogja
...
TS
anomadeni
Sesuatu di Jogja
Sesuatu di Jogja #Part1
Lagu itu ku putar terus tanpa henti. Tiba-tiba imajinasiku kembali ke masa lalu. Ceritaku tidak seperti di lagu itu memang. Pertama kali kenal Jogja juga karena keturunan nenekku berasal dari sana.
Masih ku ingat kala kecil itu.Kami naik bus, berganti tesen, berganti andong dan sampailah ke sebuah desa. Desa yang kucari lagi tiada pernah kutemukan. Ingatan ku hanya ada sawah, jalur kereta yang sejenak terlewati. Sempat waktu itu aku meminta untuk dibawa kesana. Tetapi belum juga kesampaian hingga saat ini.
..................................................................................................................................................................
Lagu ku putar sepuluh kali, magisnya membawa ku mengenang lagi. Saat aku harus naik bis dari Magelang ke Jogja, di Kridosono dan kemudian kami kembali ke Magelang ketinggalan bis. Untungnya ada orang yang butuh uang untuk membeli bensin. Kami terselamatkan bisa kembali. Jika tidak ada bus kembali entahlah waktu itu. Aku masih belasan tahun dan tiada uang disakuku. Aku hanya menemani Kak Iko, yang kala itu harus mengantar sesuatu untuk Kak Yun.
..................................................................................................................................................................
Selebihnya aku hanya ingat kisah-kisah yang cukup patah-patah. Waktu kecil sering ke jogja hanya untuk mengantar simbah dan keluarga untuk menjenguk paman yang harus dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih. Dari lantai dua atau tiga ku lihat megahnya Universitas Gajah Mada. Sesekali ku bayangkan sepupu Bapak ku yang mengambil kuliah disana. Dulu katanya dia sering bersepeda ke SMA kemudian karena cerdasnya kuliah di Universitas Gadjah Mada. Setiap dia pulang, kami yang masih kecil-kecil melihat raut wajah seriusnya, mahasiswa.
“Aku ingin sekolah disana kataku saat itu”. Masih saja kuingat foto-foto indah yang dipamerkan sepupuku kala pamannya wisudha setelah kuliah disana. Sepupuku bercerita tentang betapa besar gedungnya, nikmatnya perjalanan kesana. Dia senang ke Jogja melewati ringroad. Ceritanya tentang Jogja membuatku kadang sangat larut. “Ah aku harus sekolah disana” kataku waktu itu.
..................................................................................................................................................................
Waktu itu senja datang, kami pun pulang naik bus melewati depan TVRI kemudian ke jombor. Sebenarnya sedikit takut jika kejadian susahnya bis dari Jogja ke Magelang pun terulang. Tapi keluargaku selalu mengajarkan kami agar bisa tetap tinggal dimana saja.
Aku tak ingat lagi, berapa kali kami ke jogja masa itu hanya untuk menengok paman yang dirawat. Tetapi pastinya kami ke jogja pun bergiliran karena keluarga yang cukup besar dan ada semacam jadwal bergantian.
..................................................................................................................................................................
Suatu tempo, kami ke Jogja tapi ke arah merapi. Seingatku nama daerahnya kelapa sawit. Kami hendak mengunjungi seorang paman yang di tahun 1993 bersama kami ke Jakarta. Kami sempat tersesat dan akhirnya rumahnya kami temukan. Masih ku ingat simbah yang bentuk organ tubuhnya berubah karena terkena awan panas, wedhus gembel. Waktu itu aku mikir macam-macam, sempat takut juga. Tetapi aku pun tersadar bahwa dunia memang banyak cerita. Setelah bersilaturahmi dari kelapa sawit, kami pun berkendara naik Honda 700 menuju pusat kota dan sampailan kami ke Monumen Jogja Kembali. Aku masih ingat ku teriak “Woh seru”. Dan kami memutari kota jogja dengan sepeda motor itu.
Lagu masih saja ku putar, mungkin sudah ke dua puluh kali. Kucoba mengingat kembali tentang cerita ku dan Jogja. Dan malam pun semakin larut.
Lagu itu ku putar terus tanpa henti. Tiba-tiba imajinasiku kembali ke masa lalu. Ceritaku tidak seperti di lagu itu memang. Pertama kali kenal Jogja juga karena keturunan nenekku berasal dari sana.
Masih ku ingat kala kecil itu.Kami naik bus, berganti tesen, berganti andong dan sampailah ke sebuah desa. Desa yang kucari lagi tiada pernah kutemukan. Ingatan ku hanya ada sawah, jalur kereta yang sejenak terlewati. Sempat waktu itu aku meminta untuk dibawa kesana. Tetapi belum juga kesampaian hingga saat ini.
..................................................................................................................................................................
Lagu ku putar sepuluh kali, magisnya membawa ku mengenang lagi. Saat aku harus naik bis dari Magelang ke Jogja, di Kridosono dan kemudian kami kembali ke Magelang ketinggalan bis. Untungnya ada orang yang butuh uang untuk membeli bensin. Kami terselamatkan bisa kembali. Jika tidak ada bus kembali entahlah waktu itu. Aku masih belasan tahun dan tiada uang disakuku. Aku hanya menemani Kak Iko, yang kala itu harus mengantar sesuatu untuk Kak Yun.
..................................................................................................................................................................
Selebihnya aku hanya ingat kisah-kisah yang cukup patah-patah. Waktu kecil sering ke jogja hanya untuk mengantar simbah dan keluarga untuk menjenguk paman yang harus dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih. Dari lantai dua atau tiga ku lihat megahnya Universitas Gajah Mada. Sesekali ku bayangkan sepupu Bapak ku yang mengambil kuliah disana. Dulu katanya dia sering bersepeda ke SMA kemudian karena cerdasnya kuliah di Universitas Gadjah Mada. Setiap dia pulang, kami yang masih kecil-kecil melihat raut wajah seriusnya, mahasiswa.
“Aku ingin sekolah disana kataku saat itu”. Masih saja kuingat foto-foto indah yang dipamerkan sepupuku kala pamannya wisudha setelah kuliah disana. Sepupuku bercerita tentang betapa besar gedungnya, nikmatnya perjalanan kesana. Dia senang ke Jogja melewati ringroad. Ceritanya tentang Jogja membuatku kadang sangat larut. “Ah aku harus sekolah disana” kataku waktu itu.
..................................................................................................................................................................
Waktu itu senja datang, kami pun pulang naik bus melewati depan TVRI kemudian ke jombor. Sebenarnya sedikit takut jika kejadian susahnya bis dari Jogja ke Magelang pun terulang. Tapi keluargaku selalu mengajarkan kami agar bisa tetap tinggal dimana saja.
Aku tak ingat lagi, berapa kali kami ke jogja masa itu hanya untuk menengok paman yang dirawat. Tetapi pastinya kami ke jogja pun bergiliran karena keluarga yang cukup besar dan ada semacam jadwal bergantian.
..................................................................................................................................................................
Suatu tempo, kami ke Jogja tapi ke arah merapi. Seingatku nama daerahnya kelapa sawit. Kami hendak mengunjungi seorang paman yang di tahun 1993 bersama kami ke Jakarta. Kami sempat tersesat dan akhirnya rumahnya kami temukan. Masih ku ingat simbah yang bentuk organ tubuhnya berubah karena terkena awan panas, wedhus gembel. Waktu itu aku mikir macam-macam, sempat takut juga. Tetapi aku pun tersadar bahwa dunia memang banyak cerita. Setelah bersilaturahmi dari kelapa sawit, kami pun berkendara naik Honda 700 menuju pusat kota dan sampailan kami ke Monumen Jogja Kembali. Aku masih ingat ku teriak “Woh seru”. Dan kami memutari kota jogja dengan sepeda motor itu.
Lagu masih saja ku putar, mungkin sudah ke dua puluh kali. Kucoba mengingat kembali tentang cerita ku dan Jogja. Dan malam pun semakin larut.
aditya0892aldy dan bukhorigan memberi reputasi
2
779
5
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.4KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru