Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

malas314Avatar border
TS
malas314
Respon India Terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, telah mengundang beragam respon dari beberbagai negara, termasuk diantaranya adalah India. Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak semata-mata membuat Belanda merelakannya begitu saja. Belanda menginginkan kembali Indonesia (Hindia-Belanda) sebagai wilayah kekuasaannya. Oleh sebab itu, memasuki akhir tahun 1945 Belanda mulai melakukan blokade atas wilayah laut Indonesia dengan tujuan untuk menghadang masuknya persenjataan ke Indonesia dan keluarnya komoditas-komoditas ekonomi dari Indonesia. Blokade ekonomi ini dinilai sangat berat untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia sebab pertumbuhan ekonomi sangatlah dibutuhkan terutama bagi negara yang baru terbentuk. 

Sjahrir Membuka “Diplomasi Beras” kepada India

Berbagai upaya untuk menembus blokade laut oleh Belanda mulai dilakukan oleh pemerintah Indonesia salah satu cara yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia pada saat itu adalah dengan cara memberikan penawaran bantuan sebanyak 500.000 ton beras untuk India yang pada saat itu tengah mengalami musibah kelaparan.

Pemerintah Indonesia melalui Perdana Menteri yang juga merangkap sebagai Menteri Luar Negeri, Sutan Sjahrir memainkan peranan yang cukup penting dalam diplomasi ini. Sebab, Sutan Sjahrir-lah yang menawarkan bantuan beras kepada India, di mana beras adalah komoditas yang diperebutkan banyak negara di Asia di setelah berakhirnya Perang Dunia II. Pada 12 April 1946, Sutan Sjahrir melayangkan tawaran bantuan itu melalui seorang wartawan India, P.R.S. Mani. Mani adalah seorang jurnalis untuk surat kabar terbitan India, Free Press of India. Sutan Sjahrir juga berusaha agar bentuk bantuan yang dilakukan oleh Indonesia kepada India ini menjadi isu internasional, di mana berkat hal itulah yang menyebabkan munculnya simpati negara-negara di dunia kepada Indonesia. Tidak hanya itu, “diplomasi beras” Indonesia ini yang membuat kedudukan diplomatik Indonesia semakin menguat di dalam dunia politik internasional sehingga perundingan untuk penyelesaian konflik antara Indonesia dan Belanda dapat dilakukan. 




Sutan Sjahrir, sebagai perdana menteri Indonesia dalam menjalin hubungan dengan India, juga mendapat dukungan dari pejabat-pejabat kenegaraan Indonesia, termasuk keputusan Sjahrir ini pun didukung oleh Soekarno dan Hatta. Sutan Sjahrir yang mendapatkan dukungan dari berbagai pihak di dalam pemerintahan Indonesia segera memfokuskan perjuangannya untuk meyakinkan dunia bahwa pernyataan Indonesia akan membantu India dalam mengatasi musibah kelaparan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Sedangkan di sisi lainnya, Soekarno dan Hatta memfokuskan perjuangan itu untuk menggalang dukungan dari dalam negeri serta memastikan bahwa bantuan beras itu bukan hanya sekadar tawaran, melainkan dapat diwujudkan oleh pemerintah Indonesia yang usianya belum genap sampai setahun. Di mana usia ini dianggap sebagai suatu usia yang seringkali membuat banyak pihak ragu dan menganggap hal itu sebagai sesuatu hal yang muskil dilakukan oleh suatu pemerintahan baru, suatu negara yang baru terbentuk.

Baca Selengkapnya
0
1.3K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.