Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

deandrawiraAvatar border
TS
deandrawira
RISET
Mas, terima kasih untuk semuanya. Semoga kamu masih bisa bertemu jasadku esok pagi

{Notif WA yang baru dibaca pagi hari oleh mas Dani, saat dia terbangun dari pelukan seorang wanita yang masih tidur lelap disampingnya.
Tak lama kemudian berita di media gempar tentang anak sekolah SMU yang mati dengan cara gantung diri disekolah pada malam hari}

Call Wening... [tak aktif]

******

Malam itu, aku benar-benar kalut. Baju seragam putih abu-abu ini, tak lagi bisa menutupi perutku yang semakin buncit. Hitunganku sudah masuk bulan ke lima. Persis seperti yang disampaikan om Yanuar tempo hari saat dia menceritakan kondisi istrinya yang tengah hamil muda.

Usiaku baru menginjak delapan belas tahun. Itu artinya aku masih harus menghadapi ujian kelulusan yang tinggal menghitung bulan saja. Namun kondisi ini, entahlah, apa aku masih bisa mengikuti ujian akhir dan memberi rasa bangga pada bapak dan ibu yang selama ini sudah banting tulang menyekolahkan ku. Atau mencoreng wajah mereka dengan aib yang pasti tak akan pernah mereka lupakan seumur hidupnya.

******

Beberapa bulan yang lalu, kota ini mempertemukan aku dengan seorang pria.
Mas Dani menolongku saat tas dan dompetku raib di jambret dua pria bermotor.

Aku tak tahu apa jadinya jika malam itu mas Dani tak menolongku, kejadian nya begitu cepat. Jalur yang kulewati sangat sepi, perjalanan dari prapatan tempat pemberhentian angkot ke arah gang rumah memang agak sepi.
Untunglah si jambret itu segera pergi saat motor mas Dani behenti di tkp.

"Kamu gak kenapa-kenapa dik?" ucapnya memastikan.

aku hanya menggeleng, perasaan takut dan trauma masih menyelimuti wajahku.

"Mas antar pulang ya? rumah kamu dimana?"

Dengan lembut mas Dani menawarkan bantuan, diulurkannya tangan kekar dengan balutan jam tangan sport itu kepadaku. Akupun menyambut uluran tangan tersebut dengan rasa percaya.

Pria yang sangat lembut itu ternyata seorang wartawan dari Jakarta yang sengaja datang ke kota ini dengan tujuan melakukan riset untuk tulisannya. Tapi aku tak pernah diberi tahu apapun tentang bahan tulisannya itu. Mas Dani bilang itu hanya sebuah pekerjaan saja.

Yang aku tahu, hanya sebatas dia pria yang baik dan bertanggung jawab. Mas Dani sering menjemputku ke sekolah, dan mengantarku pulang. Memastikan aku tiba dirumah dengan aman. Jujur, aku sangat suka dengan perlakuannya. Seketika aku jatuh cinta.

"Aku juga sayang sama kamu dek" ucapnya suatu hari saat kita pulang dari toko buku.
Seketika perasaanku berbunga bunga, kamipun semakin dekat.

Intensitas pertemuan kami semakin sering, tak jarang mas Dani pulang sampai larut malam jika berkunjung ke rumahku. Iya, bapak yang hobi catur itu merasa ada lawan ketika tahu mas Dani memang handal dalam permainan tersebut.

Mas Dani diterima oleh keluargaku dengan tangan terbuka.

*******
Namun sejak kejadian malam itu, kami mulai renggang. Acara pesta ulang tahun salah satu teman mas Dani di sebuah Hotel mewah benar-benar telah merenggut segalanya.
Aku yang termakan rayuan mas Dani malam itu, rela dan pasrah dengan menganggukan kepala tanda setuju dengan ajakannya. Kami akhirnya melakukan hal terlaknat itu atas nama cinta.

Mas Dani mengunci pintu kamar hotel, dia pun membuka pakaian ku satu persatu, nyaris tanpa benang sehelai pun. Aku yang sudah dimabuk asmara itupun dengan pasrah memberikan satu-satunya mahkota berharga itu padanya.

Tak ada air mata penyesalan, kami justru seolah saling memuaskan. Kata-kata tanggung jawab yang diucapkan laki-laki ini benar-benar meruntuhkan pertahananku. Kamipun benar-benar larut dalam kenikmatan yang luar biasa. Entah berapa kali mas Dani melakukannya malam itu. Yang pasti aku pun merasakan bahagia yang sama.

*****

Dua bulan kemudian

"Mas, aku hamil"

"Hah, kok bisa dik?kan kita hanya tidur satu malam saja"

"Mungkin karena malam itu.."

"tenang saja, nanti aku cari cara"

Kalimat terakhir mas Dani yang membuatku mulai bingung.
Cara? Cara apa maksudnya.

Sudah hampir tiga minggu ini Hp mas Dani tak bisa dihubungi, ku datangi kost an nya pun dia tak ada. Ingin rasanya menelfon kantor redaksinya. Ah, tapi tak mungkin. Anak SMU seusiaku tak punya cukup nyali untuk menjelaskan kondisiku sekarang ini jika mereka bertanya. Biarlah kutunggu beberapa minggu lagi. Jika masih tak bisa dihubungi juga, ya terpaksa aku akan datangi kantornya.

Tibalah akhirnya aku nekad mendatangi kantor redaksi tempat mas Dani bekerja. Dengan sangat hati-hati aku bertanya pada salah satu karyawan disana tentang mas Dani. Karena tak ingin ditanya balik oleh mereka, akhirnya aku pura-pura mengaku sebagai saudaranya yang sedang cari info tentang tulisan mas Dani, untuk tugas karya tulis di sekolah.

Karyawan itupun menjelaskan dengan ramah, dia juga memberi sebuah koran yang siap edar hari ini. Betapa kagetnya saat aku mengetahui apa yang tengah ditulis oleh mas Dani selama ini. Ternyata dia sedang menulis data tentang jumlah siswa SMU di kota ini yang masih virgin(perawan) dan yang sudah hilang keperawanannya. Berikut deretan nama sekolah yang dia sebutkan. Salah satunya adalah sekolahku.

Bahkan tulisannya tentang aku, jelas-jelas dimuat sebagai contoh konkrit dari sekian data yang sudah dia dapatkan dibelakangku. Walau namaku disamarkan, tapi jelas-jelas aku tahu yang dia sebutkan itu adalah Wening, namaku.

********

Kantor redaksi

"Naskah satu udah gue kirim ke email lo, ya"

"Sip, beres nih"

"Beres dong, eh ini yang sekolah (Haraphap Bangsa) kota hujan, yang lain nanti ya nyusul"

"Ok"

Mas Dani melajukan sepeda motornya sambil menggandeng seorang siswi berseragam putih abu-abu.RISET
Diubah oleh deandrawira 10-09-2020 08:57
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
477
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.