Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andi.chandraAvatar border
TS
andi.chandra
LIRIK, TRIK, DAN HAL BAIK PADA FSTVLST II


Album Hits Kitsch dirilis enam tahun lalu setelah grup musik Jenny beralih rupa menjadi FSTVLST. Lirik-lirik dalam album tersebut merupakan sebuah rekaman dari kemarahan anak muda yang menyoal dinamika dan masalah-masalah sosial di sekitar mereka.

Tema-tema yang disuarakan dalam Hits Kitsch bukanlah satu hal yang dibuat-buat oleh grup yang kini digawangi Farid Stevy (vokal), Roby Setiawan (gitar), Human Mufid Arifin (bass), Danish Wisnu Nugraha (drum) dan Faradino (keyboard). Mengingat proses berkesenian mereka tumbuh dan berkembang di Yogyakarta, kota yang sarat kebebasan berpikir dan berekspresi. Dan tentu saja tidak terlepas dari kegelisahan. Maka tak heran jika sejak diluncurkan, lagu-lagu dalam Hits Kitsch telah menjadi anthem bagi penggemar mereka di panggung-panggung penampilan FSTVLST. Hingga kemudian FSTVLST II rilis.

Situasi ekonomi yang sulit pada masa pandemi ini tentu akan membuat risau hati para penggemar mereka untuk mengeluarkan uang dari kantong yang sedang seret ketika album FSTVLST II diluncurkan. Memaksakan para penggemar untuk membeli rilisan fisik atas dalih loyalitas adalah hal yang tak elok tentunya. FSTVLST sadar itu.

Maka, FSTVLST membuat satu trik untuk peluncuran album kedua mereka ini. Trik itu diawali dari dua pertanyaan yang dilemparkan ke pengikut mereka di Instagram.

Misal, saat ini kamu hanya tinggal punya uang lima puluh ribu saja, akan dipakai untuk apa? Pernah punya kenangan/cerita dengan uang lima puluh ribu? Cerita apa pun, boleh sedih,
menyenangkan yha bisa.

Di akhir pertanyaan itu mereka memasang tagar #nabung50ribu. Saya menduga, ajakan tersebut untuk meringankan beban penggemar mereka dengan cara menabung sebelum membeli rilisan fisik dari album yang akan dikeluarkan. Ternyata saya salah. Grup musik ini bukan sekumpulan musisi yang egois.

Pada 15 Juni 2020, FSTVLST mengunggah seluruh trek dalam album FSTVLST II di laman fstvlst.id. Para penikmat musik dapat mengunduh secara gratis album tersebut dengan hanya mendaftar dan mendapatkan Nomor Induk FSTVLST (NIF) di situs mereka itu. Kemudian, lewat Instagram FSTVLST menulis begini:

Bersama ini pula kami sampaikan bahwa hasil #nabung50ribu kamu mohon untuk digunakan lebih bijak. Kami ganti dengan #50ribubuatyanglebihpenting dan #50ribubuatyanglebihbutuh. Belikan kebutuhan lebih penting untuk menghadapi pandemi atau berikan kepada siapapun yang lebih butuh saat kesulitan menghadapi pandemi.

Uang yang telah ditabung itu bukan untuk mereka. Tapi, menjadi amal bagi para penabungnya sendiri. Kerelaan dan hal baik yang dilakukan ini adalah upaya mereka untuk menggugah orang-orang untuk tidak berlaku konsumtif pada masa sulit ini. Setidaknya untuk penggemar mereka sendiri. Sebab itu saya menjadi haru.

Terima kasih sudah menghindarkan kami untuk mengunduh lagu secara ilegal.


Dari lirik yang saya baca dan trek yang saya dengar, saya membagi sembilan repertoar yang ada dalam FSTVLST II menjadi tiga bagian.

Pertama, lagu yang bercerita tentang keresahan para pekerja kerah biru pada masa ini. Rutinitas monoton yang mereka lakukan kadang membuat mereka lupa pada cita-cita sebenarnya. Lagu berjudul GAS! merangkum semua itu. Trek pertama album ini dibuka dengan hentakan drum yang tegas. Lirik-liriknya memberikan semangat kepada para pekerja untuk jangan melupakan impian mereka. “Bagaimanapun juga merawat cita-cita/tak akan semudah berkata-kata/Rencana berikutnya rajut lagi cerita/merapal doa gas sekencangnya,” begitu kata Farid di penghujung lagu.

Kemudian, lirik-lirik provokatif muncul di lagu Mesin. Kata-kata dalam lagu ini dipadukan dengan musik rock yang keci. Pilihan-pilihan kalimat, seperti: tekanan kiri kanan mendistraksi harapan, untuk kau yang masih terinjak-injak hakmu, hingga untuk kau yang tak terbayar layak upahmu, tentu terdengar familiar untuk orang-orang yang terlibat dalam gerakan buruh dan masyarakat sipil. Lirik-lirik itu mengingatkan kita bahwa ada hal yang harus dituntut dan diperjuangkan. Untuk kau bersama kepal di tangan kirimu.

Bagian kedua, sindiran bagi kelompok reaktif-konservatif. Di album pertama, hal ini pernah mereka suarakan lewat lagu Orang-orang di Kerumunan. Dalam rilisan teranyar ini, sindiran itu muncul kembali pada lagu Rupa, Vegas, Syarat, dan Hayat. Saya menyarankan untuk mendengarkan empat trek itu secara berurutan.

Menyapa surga/sebaiknya kapan, ya?/Konon kabarnya/akhirat semakin dekat/Panitia kiamat/sudah rapat bersiap/Tuhan kalau kau berkenan/kami sebats dulu, lah ya. Penggalan lirik yang nyentrik dari lagu Hayat ini kembali mengingatkan saya pada alasan pertama mengapa saya menyukai grup musik asal Kota Gudeg ini. Lirik-lirik dalam lagu yang dibuat oleh FSTVLST kadang membuat saya senyum-senyum sendiri.

Lalu, mana yang lebih baik antara Hits Kitsch dan FSTVLST II? Tidak ada!

Terakhir, bagian ketiga yang berisi kritikan kepada negara. Seperti lagu Kamis yang bersuara tentang pelanggaran HAM yang terjadi pada masa reformasi, masalah yang belum selesai dan masih diperjuangkan setiap hari Kamis di depan Istana Negara hingga kini. Walaupun dibuat melankolis, lirik-lirik dalam Kamis kuat dan lantang. Di balik payung hitam ini/di balik awan hitam nanti/selama masih bermatahari/hitam kan menagih janji.

Lagu berjudul Telan pun saya taruh dalam kelompok ini. Telan, menceritakan keadaan sosial Indonesia secara keseluruhan. Mulai dari rasa aman yang sulit didapat, pembabatan hutan, hingga lingkungan masyarakat yang terbengkalai.

Opus, trek terakhir dalam FSTVLST II, tidak saya masukan ke tiga kelompok di atas. Karena bagi saya, lagu ini terdengar seperti petuah ayah kepada anaknya. Lirik-liriknya pun tidak terdengar seperti sedang menggurui. Dalam Opus, muncul pula easter egg lirik lagu Tanah Indah untuk Para Terabaikan Rusak dan Ditinggalkan dari album pertama mereka.

Lalu, mana yang lebih baik antara Hits Kitsch dan FSTVLST II? Tidak ada! Sebab, seperti anak yang lahir ke dunia, setiap karya tentu akan menemukan jalannya sendiri. Bagi saya, keduanya sama baiknya. Tak perlu diperbandingkan, cukup dengarkan dan nikmati tiap liriknya. Apa susahnya?

Nanti, ketika masa pelik ini berakhir, kita akan bersama-sama menyanyikan lagu-lagu itu di panggung konser FSTVLST dan menyaksikan Farid Stevy memimpin upacara “renungan hidup” dengan gayanya.

Akan menyenangkan, bukan?


https://konel.id/tutur/musik/lirik-t...da-fstvlst-ii/
nomoreliesAvatar border
nomorelies memberi reputasi
1
958
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.