Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

andi.chandraAvatar border
TS
andi.chandra
BAGAIMANA PRIVASI DIKEBIRI DI MILENIUM KETIGA?


Di Eropa, bilik dan tandas adalah benteng privasi paling penting dan [mungkin] paling awal yang dimiliki manusia modern. Keduanya telah ‘diusahakan’ berabad-abad lamanya untuk ‘direbut’ dari paradigma kuna yang nyaris tak menyediakan ruang untuk privasi –ruang untuk keleluasan pribadi.

Sementara di Minangkabau tradisional, rumah gadang sebagai representasi matriarkat, nyaris tidak menyediakan ruang untuk privasi. Sekalipun secara sekilas, dalam masyarakat ini, kamar atau bilik tampak menyediakan itu. Tapi, tempat itu seperti baju tembus pandang, di mana lekuk-lekuk tubuh dapat diketahui sekalipun terlihat tertutup. Rambut yang basah ketika pagi atau bunyi derit dipan yang terbuat dari besi-polong atau dinding pembatas ‘tipis’ dari bambu. Dan ruang ini pun dikonotasikan negatif: berlama-lama dalam bilik tidak baik secara moral, sebab kamar dimaknai sebagai ruang bersenggama an sich.

Begitu pula dengan tandas. Orang-orang di sini menyebutnya tandaih. Anda di kota-kota besar dengan bangga berkata: itu mah toilet! Sebuah kata yang diadopsi dari bahasa Prancis, toilettes. Sementara tandas adalah kosakata Melayu yang kini terasa telah menjadi arkais –asing di telinga dan kuna di lidah.

Di masyarakat Minangkabau tradisional, dan kini pun kadang-kadang masih, tandas memang berada di pinggir tebat atau di pinggir sungai. Toilet jenis ini hanya memberi privasi yang setengah-setengah. Orang yang lewat dapat melihat kotoran Anda mengambang atau orang masih akan tahu siapa yang tengah berada di dalam tandas itu, karena bangunannya yang ‘amat sederhana’ sehingga memungkinkan setengah kepala Anda tersumbul keluar.

Apalagi jika tandas itu berupa ruang terbuka di pinggir sungai dengan [hanya] sebuah batu besar sebagai dinding yang membatasi Anda dari mata publik. Kasus khusus ini bukan hanya terjadi di Minangkabau saja. Hal serupa akan jamak ditemukan pada masyarakat tradisional lain.

Dunia modern telah mencoba merebut privasi itu dengan bersusah payah. Manusia berjuang selama 3000 tahun untuk itu.

Pada kenyataannya, sebagian besar manusia, di sepanjang sejarah hidupnya di Bumi, memiliki sedikit konsep privasi dalam komunitas kecil mereka. Seks, menyusui, dan mandi tanpa malu-malu di depan teman-teman dan keluarga. Dalam masyarakat yang lebih kuna lagi, antropolog Jared Diamond menuliskan kalau karena anak-anak pemburu-pengumpul tidur dengan orang tua mereka, baik di ranjang yang sama atau di pondok yang sama, maka mereka menjadi tidak ada privasi. Anak-anak dapat melihat orang tua mereka berhubungan seks. Di Kepulauan Trobriand, Jared mencontohkan, orang tua tidak mengambil tindakan khusus untuk mencegah anak-anak mereka dari menonton mereka berhubungan seks. “Mereka hanya memarahi dan memberi tahu anak-anak mereka untuk menutupi kepalanya dengan tikar.”

Dunia modern telah mencoba merebut privasi itu dengan bersusah payah. Manusia berjuang selama 3000 tahun untuk itu. Sekitar 150 tahun belakangan ini privasi baru dapat diperoleh manusia. Bangsa Barat dianggap yang paling getol merebutnya seiring gerak modernitas yang tengah berlangsung. “Privacy is a distinctly modern product,” kata E.L. Godkin pada 1890. Di Indonesia, privasi nyaris tak terelakkan diperkenalkan Barat kepada kita sebagai bagian dari produk modernitas lewat kolonialisme yang berlangsung berabad lamanya. Dan pada bilik dan tandas itulah titik mulanya.

Di Barat, bilik [sebagai ruang terpisah] dan tandas, misalnya, adalah dua penemuan awal yang digerakkan oleh keinginan naluriah manusia akan privasi. Untuk yang pertama, Greg Ferenstein dalam esainya The Birth and Death of Privacy mengatakan bahwa epidemi telah turut membantu manusia memperoleh privasi lebih banyak. Begini hubungannya; sebagai salah satu item yang paling mahal di rumah, ‘tempat tidur tunggal yang besar’ menjadi tempat untuk pertemuan sosial, di mana para tamu diundang untuk tidur dengan seluruh keluarga dan beberapa budak.

Namun, ketika penyakit menular Black Death menyerang Eropa dengan ganas, orang-orang tidak mungkin lagi ditempatkan dalam sebuah ruang bersama –itu akan memudahkan penularan. Oleh sebab itu, sebuah kamar khusus dengan tempat tidur yang juga khusus untuk orang per orang menjadi populer. Dengan itu, privasi semakin menguatkan dirinya dalam kehidupan sosial.

Untuk yang kedua, A History of the Flush Toilet karya Maureen K. Francis mendedahkan untuk kita mengenai penemuan tandas dan bagaimana ruang itu bertransformasi sebagai ruang privat yang penting. Maureen menulis kalau meskipun pelopor untuk sistem toilet flush modern, sebagaimana yang kita kenal sekarang, telah dirancang sejak tahun 1596 oleh John Harington, namun toilet tidak menjadi bagian dan digunakan secara luas di rumah-rumah sebagai peruntukan pribadi sampai akhir abad kesembilan belas ketika diadopsi dan digunakan oleh masyarakat kelas atas.

Kini, orang Barat memang menyebut tandas, atau jamban itu, dengan sebutan yang sangat terhormat: Rest Room, yang arti harfiahnya adalah tempat istirahat. Ruang ini telah menjadi ruang yang paling memanjakan privasi manusia hingga kini.

Apa yang paling privat dari kita pun bahkan telah dapat diakses dengan mudah. Semua ruang hidup manusia telah terbuka melebihi apa yang paling intim dari bilik dan tandas.

Dimulai dari bilik dan tandas, manusia telah berhasil merebut banyak ‘ruang lain’ untuk privasinya. Bahkan sejak akhir abad ke-19 itu, privasi bahkan secara resmi telah diakui sebagai hak politik. “Manusia telah menjadi begitu sensitif terhadap publisitas. Sehingga, kesendirian dan privasi telah menjadi lebih penting bagi individu,” kata Greg.

Tapi, sekarang kita telah dua dekade melewati awal milenium ke-3. Apa arti privasi bagi manusia Bumi ini kini?

Kata orang, abad ini adalah abad kejatuhan privasi. Sebab, apa yang paling privat dari kita pun bahkan telah dapat diakses dengan mudah. Semua ruang hidup manusia telah terbuka melebihi apa yang paling intim dari bilik dan tandas; lebih dari persetubuhan dan urusan ‘cebok’. Perkembangan jejaring sosial di internet, seperti Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, Bigo Live dan lainnya, telah membuat orang lain mudah untuk dapat mengetahui informasi pribadi seseorang. Setiap klik di dunia maya akan meninggalkan jejak yang mudah direkam dan dilacak.

Pada akhirnya, sebagaimana masyarakat tradisional yang nyaris tidak memiliki privasi, saat ini dan masa datang, kita juga akan menyaksikan seluruh privasi, yang direbut beribu tahun lalu, tanggal dengan sukacita. Di masa depan, kita akan membikin bilik dan tandas dari kaca yang tembus pandang, di mana aktivitas kita yang paling intim sekalipun akan bergelanggang di mata orang banyak.

Greg mungkin benar, “… kita akan melupakan privasi dan kembali ke keberadaan kita yang tradisional; transparan!”


https://konel.id/tilik/bagaimana-pri...lenium-ketiga/
nomoreliesAvatar border
nomorelies memberi reputasi
1
321
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.