Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

risi29Avatar border
TS
risi29
Menanti kepastian di atas rindu yang berkepanjangan
Di senja ini, kala sepi menjadi temanku. Aku teringat kembali bagaimana kita bertemu, bagaimana ku jatuh hati dan bagaimana ku sangat menginginkan dirimu.


Desiran angin membisik pada hati yang rindu. Akankah rinduku berujung temu? Dan angin membelai lembut setiap helai rambutku. Mengingatkanku padamu yang teramat jauh untukku sentuh.


Awan-awan yang berarak seakan melambai mengajakku bertemu dirimu. Menambah rindu yang teramat dalam untukmu. Waktu yang belum jua membuat kita bersatu. Membuatku mabuk akan kenangan tentangmu.


Warna jingga di langit seakan menertawakanku. Membuatku tak mampu membendung rinduku. Air mata kini jatuh menetes. Ketika ku menatap langit dan yang ku lihat itu adalah dirimu. Kapankah ku bertemu dirimu?? Hari akan cepat berganti. Senja kini akan hilang, dan tinggal keheningan malam, dan dirimu pun belum jua datang.


Daun-daun yang berjatuhan, membuat ku semakin tenggelam dalam khayalan. Khayalan tentang mu yang berada di sini. Namun, ku sadar saat ini kau jauh dan ku harus tetap berdiri tegar di atas rindu yang berkepanjangan. Walau, nyatanya ku rapuh dan tak mampu menahan diri untuk tidak mengingatmu.


Seiring dengan awan berjalan, air mata pun jatuh tak terbendung seakan menjadi ketukan. Dan isakan tangis seakan menjadi nada pengiring bagi perginya sang awan.
Aku rindu! Aku rindu setiap gelak canda tawa mu.
Aku rindu! Setiap tatapan matamu.
Aku rindu! Setiap sentuhan tanganmu.
Aku rindu! Setiap pelukanmu.
Aku rindu! Akan amarahmu yang selalu mengingatkan ku pada kebaikan.
Aku rindu dirimu. Cepatlah datang !
Aku rasakan sesak karena terlalu lama tak disisimu.


Senja menjadi saksi bisu. Bagaimana aku merindukanmu, setia menunggu, berharap kau cepat datang layaknya malam. Cepat mengganti senja dan mengganti warna jingga dengan kerlap kerlip bintang dan cahaya bulan.


Senja kini benar hilang dan berganti menjadi malam. Tapi, aku masih saja berada dalam khayalan ku. Dirimu yang selalu menari di pikiranku. Kenangan-kenangan dulu masih tergambar jelas di pikiranku. Perasaan yang masih sama, masih di hatiku. Hingga ku benar-benar bisa merasakan kembali kenangan dulu. Seolah-olah itu terjadi sekarang dan kau masih berada di sampingku.


Dinginnya malam tak mampu menggoyahkanku untuk tidak mengingat tentangmu. Aku masih disini menunggu janji, bukti yang akan kau beri. Yang selalu kau ucap di saat malam. Bahwa, kau akan datang menemuiku di esok hari, dan menemaniku di sepanjang hari.


Angin malam seakan menjadi penghantar rindu. Tatkala dia membelai hati menyeruak pada dada yang sesak akan haus rindu dirimu. Berharap dia mampu menyampaikan salamku. Dan membisikkan kata rindu untukmu.


Sayup-sayup lagu terdengar di keheningan malam. Menjadi teman di saat ku benar-benar merindukanmu. Lagu favoritmu yang selalu ku dengar seakan menjadi penawar bagi hati yang resah akan kerinduan.


Apakah dirimu sama seperti ku? Selalu merindu di setiap waktu. Apakah benar kau tak pernah berpaling dariku? Lalu sampai kapan kau akan membuatku menunggu. Sampai hampir ku tak sanggup menghitung waktu, agar ia cepat berlalu dan kau segera datang hadir disisiku.


Hembusan angin yang selalu berbisik tentangmu. Bahagianya dirimu meski tanpa kabar dariku. Ikut serta meragukan setiap ucapan mu. Namun kabar burung tidaklah seperti itu. Ia selalu mengingatkanku bahwa dirimu sama seperti ku, selalu menunggu hari dimana kita akan bertemu. Dan ku berharap semoga selalu seperti itu.


Detik demi detik telah berlalu, menit kini telah berganti, dan jam telah sampai di penghujung hari. Aku masih termenung dengan sisa tangisan yang menjadi saksi. Betapa saat ini ku merindukan mu, sangat merindukanmu. Ku biarkan hariku berakhir dengan tangisan. Ku biarkan pikiranku tetap dengan khayalan dan masih ku biarkan hatiku dengan perasaan kacau.



Rintik hujan yang terdengar, seakan menjadi nada penghantar malamku. Seolah-olah awan ikut serta merasakan sakitnya rindu yang berkepanjangan. Tangisan yang telah redam, kini kembali menetes mengingat dirimu yang tak kunjung datang, dan ucapan-ucapan yang selalu terdengar "tunggulah sayang aku pasti akan datang".


Kabar yang ku nanti menjadi satu harapan di ujung penantian. Berharap kau datang dengan kepastian, dan mengulurkan tangan tuk kembali pada pangkuan. Mencairkan rindu, yang telah lama terpendam dan membangun mahligai cinta dengan satu perasaan.


Heningnya malam ini, sungguh sangat menyiksa. Rintik hujan kembali menyayat luka. Senja tadi ku kira adalah akhir cerita dari ku menanti cinta. Nyatanya itu hanya khayalan dan pengharapan ku saja. Kini hari telah berganti. Luka kini bertambah luka. Rindu kini hanya tinggal rindu, yang siap membunuhku setiap waktu. Putus asa ku terhadap datangnya dirimu. Esok mana yang terucap dalam malammu, dan bodohnya aku yang sangat berharap padamu hingga dalam mimpi pun aku menunggu dan merindu.

Diubah oleh risi29 06-09-2020 00:13
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
510
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.