Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Health
  • Before-After Pasca Pandemi “Kehidupan Setelah Wisuda”

MnsukraAvatar border
TS
Mnsukra
Before-After Pasca Pandemi “Kehidupan Setelah Wisuda”


Welcome to my Thread

Agan dan Sista


Siang dan malam pergantian waktu di bumi serasa biasa dan normal-normal saja. Tidak ada hal-hal yang terlalu mengganggu aktivitas umat manusia. Mulai dari mencari nafkah untuk keluarga bagi yang sudah berkeluarga, bermain bagi anak-anak, datang ke kampus bagi mahasiswa hingga melakukan hal-hal menarik lainnya. Semua itu masih nyaman-nyaman saja dilakukan.

Namun, semenjak berita kematian massal di Wuhan, China yang diakibatkan oleh sebuah virus covid-19, perlahan seluruh dunia mulai waspada. Termasuk Indonesia yang kalo saya dengar booming di twitter. Beritanya saja sudah membuat orang-orang pada takut dan waspada, apalagi benar-benar terkena virus covid-19, yang pasti itu yang kita alami saat ini.

Satu mulai terpapar, beberapa orang menganggap remeh, dan berita kematian ribuan umat manusia jadi lebih menghororkan dunia. Italia, Amerika, Iran, bahkan Indonesia tercinta terus-terusan diteror oleh virus corona hingga sekarang.

Spekulasi dari para ahli, WHO, umat beragama, dan rakyat biasa bermacam ragam mengenai si mungil covid-19 hingga khas teori konspirasi diperbincangkan oleh publik figur di tanah air. Lagu-lagu pun tak ketinggalan untuk mengingatkan umat manusia akan si covid-19 ini.

Tiada yang mengira bahwa efek dari pandemi korona bisa separah dan selama ini. Bahkan umat manusia dipaksa untuk dapat menyesuaikan diri dari pandemi virus korona. Membiasakan diri memakai masker, budidaya cuci tangan, dan timbulnya kegiatan gowes di masyarakat Indonesia.

Namun, selain beberapa dampak dan situasi yang harus dihadapi oleh manusia menurut saya ada beberapa poin plus dan minus selama pandemi korona, terutama bagi kehidupan saya sendiri. Mari kita lihat dari Sebelum dan sesudah pandemi korona.

1. Kebebasan


Sumber Gambar : Jill Wellington from pixabay


Sebelum datangnya pandemi korona ke kehidupan saya, semua yang saya lakukan bebas-bebas saja. Mulai dari ngumpul sama teman di warung kopi, karokean,  main catur, jogging, melamar pekerjaan, kerja dan lain-lain. Semua itu bebas saya lakukan. Tidak ada larangan, bahkan larangan jam malam pun masih tabu bagi saya.

Setelah pandemi korona masuk ke wilayah bermain saya, semua jadi berubah, bahkan yang merasa masih aman-aman saja jadi sedikit was-was. Belum lagi sosial media yang dekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia termasuk daerah yang saya tinggali. Waktu itu zona Bangka masih hijau belum ada zona merah, tapi perdebatan antar mulut lancar digunjingkan seolah tiada habisnya. Sampai suatu ketika Bangka sudah zona merah karena salah satu jemaah tabligh yang terindikasi covid-19.

Pembatasan jam malam pun dilakukan, warnet 24 jam tutup di jam 9 malam, warung kopi  tempat tongkrongan saya tutup  jam 11 malam jadi 9 malam dan Satpol PP banyak menggelar razia hingga saya dan beberapa teman yang lagi asyik main catur di warkop tengah kota diusir. Baru kali itu selama hidup saya didatengin oleh Satpol PP dan diusir. Beruntungnya tidak kena denda atau hukuman push-up. Alhamdulillah.

 

2. Keuangan


Sumber Gambar : Kevin Schneider from pixabay


Bicara soal keuangan identik sekali dengan pekerjaan. Berhubung sebelum memasuki bulan Januari yang disinyalir sebagai awal mula korona menyerang China, saya merupakan Fresh Graduation dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri di wilayah saya, itu artinya kesibukan mencari sebuah pekerjaan. Melamar kesana kemari dengan menggunakan motor bebek andalan saya, opsi pekerjaan masih banyak hingga diterima sebagai sales di salah satu aplikasi pembayaran digital. Menawarkan aplikasi biar banyak yang menggunakan masih nyaman saya lakukan. Keuangan saya pun masih cukup untuk anak muda seperti saya.

Selain itu saya juga mengajar les untuk anak-anak di daerah saya, mulai anak SD hingga SMP semua masih aman-aman saja. Sembari saya bekerja sebagai sales dan ngajar les,  di waktu lain saya gunakan untuk melatih skill bermain catur saya. Sebuah turnamen di pusat kota berhasil mengantarkan saya ke peringkat 10 dan mendapatkan hadiah.

Korona menyerang wilayah saya, pekerjaan yang sebelumnya saya lakukan jadi ditunda hingga berita buruknya dipecat. “Oh tidak” Cukup lama saya menjadi anak muda yang kehilangan arah dengan keahlian sedikit yang saya miliki. Namun, berita baiknya saya jadi bisa menulis, dari menulis sebuah artikel hingga sebuah cerita yang Alhamdulillah masuk Hot Thread di Kaskus. Ya, kisaran dua bulan lebih saya alokasikan banyak waktu untuk menulis. Selain menulis saya juga bisa desain grafis, karena nggak cukup media yang saya punya jadi saya lebih asyik menulis.  Masalah ada atau tidak uangnya itu adalah bonus. Karena saya yakin karya yang bagus dihasilkan dari tujuan kita untuk menulis, yang memang sih tidak munafik juga ujung-ujungnya untuk mendapatkan uang akan tetapi, membuat orang terhibur dan memberikan pengetahuan lain dari tulisan yang saya buat adalah hal yang menarik sekaligus menyenangkan hingga saya sendiri tidak terlalu memikirkan betul uangnya. 

3. Kebiasaan


Sumber Gambar : Jan Vasek from pixabay

Lebih asyik diluar daripada dirumah, itu yang saya dan semua orang rasakan ketika pandemi korona belum memasuki wilayah saya. Paling dirumah hanya sebentar habis itu keluar lagi. Intinya tidak betah kalau berlama-lama dirumah, keinginan hati dan pikiran selalu ingin di luar, entah main kerumah teman, liburan, kerja dan lain-lain.

Ketika korona datang, semua jadi terbatas dan apa-apa mesti dirumah. Bosan memang membosankan, tapi sesekali keluar malam kerumah tetangga dekat, sekedar ngobrol rame-rame dan itu sudah cukup menyenangkan. Tidak ada lagi yang keluar rumah sampe larut malam baru pulang, bahkan untuk ketemu sama teman-teman main pun rasanya takut dan enggan. Sebegitunya hidup hingga semua harus terbiasa dirumah, berkutat dengan Smartphone dan Laptop setiap hari tak ketinggalan buku-buku yang biasanya berdebu jadi bersih lagi gara-gara saya baca. Kebiasaan nongkrong minum kopi itu dilakukan dirumah, Kopi dan teh sudah tiap hari tidak kelewatan sama bibir manis saya, tidak ada kopi teh pun jadi, tidak ada gula tawar pun tidak masalah yang penting bisa diminum.

4. Perasaan


Sumber Gambar : Gino Crescoli from pixabay 

Membahas semua perasaan jelas ini jauh lebih menyakitkan dari yang saya kira. Status saya itu jomblo dari lahir. Semasa kuliah masih banyak gebetan yang mau saya jadiin pacar. Apalagi kenalan di sosial media. Ketemu wanita-wanita cantik itu masih sering saya rasakan, dan itu sesekali membuat hati dan pikiran saya jauh lebih nyaman. Berbunga-bunga perasaan saya ketika yang ini mau, anak jurusan itu mau, anak teman pun mau dan macam-macamlah spekulasi saya tentang wanita. Untuk ketemuan pun masih bisa saya rasakan.

Namun, ketika si mungil covid-19 datang, seketika berubah. Perasaan saya lebih mengenaskan, yang tadinya mau berencana  nyamperin si A, B, dan C ternyata ditunda. Bahkan berita buruknya ada yang sudah nikah duluan. Walaupun tidak pakai resepsi sama sekali, hanya akad yang berlangsung di KUA saja. Sakit rasanya ketika tiba-tiba lihat disosmed sudah pada nikah. Sedangkan saya sendiri masih mau berjuang untuk diri sendiri dan Cabiman (calon bini masa depan).

Nah, itulah agan dan sista mengenai kehidupan yang saya lalui pasca pademi ini. Mungkin masih banyak belum banyak disampaikan, tapi setidaknya menyampaikan keresahan saya disini lebih membuat pikiran dan hati saya jauh lebih nyaman dan tenang. Meskipun kenyataannya kita harus berjuang dan berusaha bersama Covid-19 yang masih belum usai pengaruhnya.  


AtkaHasenaAvatar border
AtkaHasena memberi reputasi
1
163
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
HealthKASKUS Official
24.7KThread10.1KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.