Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

istijabahAvatar border
TS
istijabah
Harga Cabai Anjlok, Ini Strategi Para Petani!


Pandemi yang awalnya datang dari kota Wuhan, China ini begitu cepat menyebar luas ke seluruh penjuru dunia, menggemparkan dunia tidak terkecuali negara kita. Pandemi virus yang dikenal dengan nama Covid-19 ini telah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Begitu banyak korban berjatuhan, tapi hingga saat ini belum ditemukan obatnya, yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan pencegahan.


Untuk mencegah penularan yang semakin meluas, pemerintah menganjurkan untuk melakukan segala aktivitas dari rumah saja. Menjaga jarak baik secara fisik (physical distancing) maupun sosial (social distancing).


Salah satu dampak yang sangat terasa dari adanya virus Covid-19 ini adalah perekonomian yang semakin merosot.



Para petani serta pedagang-pedagang pasar tradisional pun tak luput juga merasakan perguncangan ekonomi ini. Musim panen yang telah ditunggu hasilnya tidak seindah yang diimpikan.

Saving money dan memilih membeli keperluan secukupnya saja menjadi pilihan masyarakat dalam mengatur keuangan. Alhasil, daya beli masyarakat pun menurun, sedangkan belakangan adalah puncak panen bagi para petani, akibatnya pasokan jadi menumpuk karena tidak ada pengiriman atau permintaan dari keluar daerah.


Quote:


Seperti yang dialami oleh para petani cabai rawit di daerahku salah satunya bapak mertuaku.

Pertengahan bulan Agustus kemarin adalah puncak panen cabai. Untuk para petani panen adalah momen yang sangat ditunggu-tunggu dan berharap jerih payahnya berhasil dan tidak mengecewakan.


Dok.pri



Namun, mereka harus menelan pil pahit, karena harga cabai rawit yang anjlok akhir-akhir ini. Bahkan menurutku ini adalah harga paling rendah selama aku hidup di Madura. Bayangkan saja harga cabai rawit saat pertengahan bulan Agustus kemarin itu hanya berkisar sekitar 2 -3 ribu rupiah per kilo dari petaninya dan di pasar dijual 5 ribu perkilo, hingga awal September ini harga cabai masih terbilang rendah meskipun sudah mengalami kenaikan (sekarang 7-8 ribu perkilo di pasar).

Sungguh jika dihitung dengan lelahnya itu tidak setimpal, tapi mau bagaimana lagi, pasang surut bagi petani itu sudah biasa, meskipun yang terjadi saat ini sungguh diluar dugaan.


Hal positif dari dampak pandemi ini adalah:


~Untuk menutupi kerugian yang lebih besar lagi aku dan bapak mertua, juga beberapa para petani memilih tidak menjual sebagian besar hasil cabainya tapi mereka memilih menjemurnya dan menyimpannya untuk kemudian dijual saat harga cabai melonjak naik.

Biasanya cabai rawit kering ini peminatnya lebih banyak dari luar pulau. Dan cabai rawit kering ini bisa disimpan hingga waktu kurang lebih 6 bulan tergantung kualitas cabe.

Jadi, aku dan bapak mertua memiliki tabungan berupa barang (cabai rawit kering) yang sewaktu-waktu bisa dijual bila diperlukan.


~ Aku dan sebagian anak-anak petani yang melek teknologi memilih mengolahnya menjadi sambal atau bubuk cabai dan dijual secara online.


Anjuran untuk di rumah saja membuat sebagian masyarakat memilih untuk melakukan jual-beli secara online. Hal ini merupakan kesempatan bagus bagi kami para petani juga para pedagang untuk memulai strategi bisnis.

Akhirnya aku beserta beberapa teman membuka bisnis secara online dengan menjual olahan cabai rawit. Seperti, sambal, bubuk cabai, dan juga cabe kering.

Bisa juga pesan cabai segar, tapi untuk cabai segar wilayahnya terbatas untuk meminimalisir kerusakan/ cabai busuk saat sampai di tangan konsumen.

~ Ada juga para petani yang memilih mengejar target dengan menanam benih lainnya.
Seperti yang dilakukan bapak mertuaku, memilih segera mencabut pohon cabe dan menggantinya dengan menanam tembakau, meskipun harus kembali mengolah tanah dari awal lagi.

Harapannya saat panen tembakau nanti, hasilnya bisa menutupi kerugian sebelumnya (saat panen cabai).


Dok.pri



Sedangkan hal negatif dari dampak pandemi ini adalah:

Banyak para petani mengalami kerugian yang berakibat semakin menumpuknya hutang. Karena tidak semua petani itu menggunakan uang pribadi sebagai modal, ada dari mereka yang memilih jalan berhutang sebagai modal awal. Termasuk aku yang memilih membobol tabungan untuk menutupi kerugian.



Setiap hal yang terjadi dalam kehidupan itu tentunya ada hal positif dan negatifnya untuk kita. Tinggal bagaimana kita memetik pelajaran dari hal tersebut, tidak melulu hal positif yang membuat kita semakin dewasa, kadang dari hal negatif pun bisa membuat kita semakin dewasa.


Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita semua bisa keluar dari masa-masa sulit ini. Aamiin


Diubah oleh istijabah 01-09-2020 14:25
masnukhoAvatar border
uni214Avatar border
evywahyuniAvatar border
evywahyuni dan 2 lainnya memberi reputasi
3
375
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Perencanaan Keuangan
Perencanaan KeuanganKASKUS Official
9.1KThread5.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.