hikayat0120Avatar border
TS
hikayat0120
DIARY JURNALIS (Part 4)




DIARY SEORANG JURNALIS (Part 4)

Kupandangi wajah Elin dari galeri ponsel. Wajah melo dan innocent miliknya itu seringkali memenuhi layar mataku. Wanita cantik ini memang tak pernah kurindukan. Tapi hanya dia yang membuatku tertawa. Dia manja sekali. Lucu, kadang juga membuatku merasa hangat.

Kutekan nomor teleponnya. Namun, kuurungkan kembali. Aku ingat, kemarin kubilang seminggu ini aku akan off menghubunginya karena ke luar kota. Meskipun jadwal berubah, ada baiknya aku tetap di perkataan semula.

***

"Woi bangun!! Siang!!" Suara Rudi berteriak di telepon.

"Iya." Aku baru saja terbangun. Jam dinding menunjukkan pukul setengah enam. Kesiangan lagi aku subuhan.

"Cepet ke kantor. Video belum kelar nih!"

"Iyaaa." Segera aku bangkit dari tempat tidur. Meski mata masih dirasa mengantuk. Namun, aku paksakan.

"Elu tuh yang kecentilan!! Ngapain coba dateng ke rumah cowok gua. Mikir woi!! Dasar murahan!!"

"Eh kuntilamak jaga ya mulut, Lo!!"

"Apa? Diem Lo!! Lo juga setan tau gak!!" Pagi-pagi ngajak ribut di sini. Butuh pengakuan, Lo?!! Kasian banget sih. Gak laku malah mau nyikat pacar orang. Sadaar!!! Ngaca!!!"

Ribut-ribut mulut perempuan di mana itu. Terdengar jelas sekali, sampai Cumiakkan telinga. Aku yang cowok aja jarang ribut bikin malu gitu.

"Mbak-mbak, kalo rebutan cowok jangan di sini dong. Berisik. Banyak anak kecil lagi masih tidur," lerai salah seorang ibu.

Sambil mengucek mata aku menyingkap hordeng jendela. Betapa terkejutnya, di luar sana tampak tiga wanita yang kukenali sedang adu mulut mencari pengakuan.

Terpaksa kubuka pintu. Karena risih mendengar celoteh mereka.

"Perempuan yang beriman itu yang tahu malu!!" seruku dari tengah pintu sembari garuk-garuk kepala.

Mereka bertiga menoleh. Aira langsung berlari memeluk pinggangku.
"Mas Eros!!"

Aku menampik tangan Aira. Perempuan satu ini sudah tidak memperdulikan lingkungan sekitar. Otaknya rusak, tidak tahu malu, mulutnya busuk, dan kelakuannya mulai menyusahkan hidupku.

Baiklah aku bereskan hari ini. Dengan terpaksa, karena menghargai kalian selama ini, menjadikan hidupku susah sendiri.

"Gak usah drama Aira ... Nora, Yeni!" panggilku.

Mereka pun masuk. Menunggu aku sidang. Haduuuh ... sebenarnya aku sibuk hari ini. Tapi, bagaimana lagi ...

Satu-satu kutatap wajah mereka.
"Aku bukan pacar kalian. Kenapa berebutan?"

Sontak mereka saling pandang.
"Tuh gua bilang juga apa! Lu tuh jangan sok ngaku deh. Gua pacar Mas Eros ... gua pacar mas Eros. Orangnya aja gak ngakuin. Kasian banget sih, Lu!!" hardik Nora pada Aira.

"Mas Eros! Kok gitu banget sih! Kita kan udah jalan bareng selama tiga bulan, dasar buaya, tukang gombal!!" teriak Aira.

"Coba kalian ingat. Pernah gak aku menyatakan cinta pada kalian? Gak kan. Ya ... aku akui selama ini aku baik sama kalian. Kita suka pergi bareng. Tapi aku tidak pernah janji apa-apa atau melakukan hal-hal diluar kewajaran. Semua santai, nornal selayak hubungan seorang teman.wajar gak kalian melakukan ini? Mempermalukan diri sendiri dan bikin malu aku?"

Aira bangkit dari duduknya lalu menamparku. Kudiamkan biar dia puas. Berharap perempuan itu berhenti dari halusinasi yang overtracking.

"Terus yang kalian tunggu apa?" tanyaku pada Yeni dan Nora.

"Ehmmm ...." Kedua wanita muda itu saling pandang.

"Kita cuma teman, ok? Jadi gak usah pake ribet atau terlalu banyak akal bulus cari perhatian. Aku gak tertarik." Ucapanku ini sangat menyakitkan mungkin bagi mereka. Tapi, ini terbaik agar otak yang isinya kotor biar cepat bersih.

Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan kamar kost. Di ruangan berukuran 7x4 m aku terbaring di lantai. Menatap langit-langit kamar. Sampai kapan aku begini. Aku harus berubah. Entah bagaimana caranya.

***

Kantor penuh sesak dengan lembar kertas, spidol warna-warni. Juga paper notes yang melekat di sana-sini.

"Rudi, Abeng, Eros!! Mana nih? Cepet ... cepet ... cepet naik cetak!!"

"Siap Bos!!" teriak Abeng. Kami bertiga bergegas ke ruang Pak Jhon.

"Nih mau cetak siang, fotolu masih gak pas gini, gimana sih, Rud? Eros ... Lu juga! Jangan ngelamunin cewek mulu dong, typo gak sopan. Edit nih! Bagian artikel jeli kenapa, lima tahun masih gak hapal juga sama tulisan!! Satu jam lagi naek cetak!"

"Sip Bos!!" Kami bertiga nyengir keluar dari ruangan kepala editor.

"Heh! Kelar kerja nongkrong yuk!" ajak Rudi.

"Ke mana? Emang si Riska gak bakal nyari, Kalo lu telat balik?" tanyaku.

"Tar gua telepon dia. Tenang aja."

Rudi memang teman yang paling solid. Meskipun omongannya kadang kelewat batas. Tapi, cuma sama dia, aku bisa cerita apa adanya.

Sepulang kerja. Sengaja kami berdua cari tempat buat ngopi-ngopi. Kelihatannya sih enak makan mie goreng jawa di Arion. Lumayanlah sambil cuci mata liat yang bening-bening.

"Terus gimana, Lu?" selidik Rudi tentang kejadian tempo hari. Saat ada keributan tiga wanita di depan kamar kos.

"Ya gua suruh pergi aja semua. Lagian juga gak sreg. Umur segini mana mau gua iseng doang. Lebih baik gua cari yang benerlah."

Pernyataan yang cukup membuat pertanyaan di benakku. Apakah diluaran sana ada, wanita yang mau bersamaku?

"Gua juga heran sih. Masa iya Lu gak laku. Hahaha."

"Asemlu, malah ngetawain gua," semprotku pada Rudi. "Mie goreng dua, Bang!!"

Sambil menunggu pesanan datang. Kami berbincang banyak, tentunya tentang aku. Jomblo ganteng yang kurang modal. Menurut Rudi begitu.

Pria kudu punya kocek tebal baru bisa ambil langkah ini itu. Kalo tidak, 'tak usah mimpi. Ujung-ujungnya gila kalau tidak kesampaian. Apalagi era serba milenial begini. Semua diukur pakai duit.

Yang lebih absurdnya lagi laki-laki dan perempuan hari gini gampang di beli. Jadi khusus yang punya idealisme tinggi tentang makna cinta sejati. Jauh-jauh deh cari orang kota yang kinclong kayak merek ternama. Mending cari perempuan kampung yang masih bisa jaga nama.

Pandangan Rudi seperti ini, bikin nyali tambah ciut. Masa iya?


Hikayat0120
Bersambung ....
0
172
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.6KThread27.1KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.