- Beranda
- Stories from the Heart
Masih Tentangmu
...
TS
syerrilelizhafa
Masih Tentangmu
Bersama detak detik perjalanan waktu, puisi semalam masih menguasai anganku.
Betapa mimpi lelap terbawa dalam gelap. Dan sepagi ini, bersama remang cahaya di ufuk timur, aku masih merengkuh rindu dan memintal harapan.
Aku masih mengeja ingin, di mana kemudian hari akan bahagia bersamamu.
Tentu saja. Tentangmu masih mimpi. Tapi tidak, itu nyata.
Di suatu pagi cerah, aku begitu sadar betapa ia bukan hanya menawarkan semangat baru untuk menciptakan bahagia, namun pagi juga akan memulai luka, memperbaharui lelah yang akan dibawa bersama riuh-redamnya suasana, untuk kemudian merebah di punggung senja. Yaitu salah satu masa yang paling kamu sukai, dan akupun sering menikmatinya.
Seperti sore itu. Setelah pulang dari aktifitas, aku duduk di beranda rumah, mengamati pemandangan dan terkadang berhayal kau ada di sini. Membawakanku segelas kopi.
"Ah itu terlalu mimpi," gumamku sambil tersenyum sendiri.
Maka, daripada terlihat gila, kuputuskan saja membuka ponselku, mencari jejak maya yang kau tinggalkan.
Di sanalah kujumpai puisimu ....
"Laksana layang-layang tanpa benang
Ringan, rindu mengambang dalam angan
Dipermainkan sepoi angin, gigil pahami ingin
Menunggu jatuh pada cinta yang mungkin
Warna langit tembaga menjadi saksi
Bias harap tersepuh keemasan matahari
Kau, senja adalah kemustahilan sama
Ringankan segala sangka"
Tak pernah kutemui baitmu segelisah itu. Ragu akan sebuah kenyataan, tak mengetahui akan keberadaanku yang paling mungkin untuk membuatmu yakin.
Lalu di sela-sala pikiranku yang merancu itu, hati seolah berkata;
"Apa lagi yang kamu tunggu? Kau tahu, desir angin dan gemerisik ranggas cemara lebih bingar dari teriakan bisumu. Tunjukan hadirmu sekarang juga, bukankah itu yang kamu ingin!"
Jantungkupun seketika berdegub, debar dan getarnya menguasai seluruh tubuh.
Bimbang, antara ingin tetap diam atau segera memulai untuk merengkuh. Tapi, pada gelisah itu juga rasanya rindu lebih angkuh, ia seperti sudah tanpa tepi, tanpa tapi. Hingga akhirnya, dengan gugup menyapamu kuberanikan diri.
"Selamat sore ...
Kalimat pertamaku untukmu
Sebuah kata sakti pembuka tirai rindu yang selama ini menyelimuti hati
Seperti mantera, seketika mengubah singkatnya senja menjadi abadi, menenangkan jiwa
Menyulap sepi hingga terasa meramai
Rindu, setengahnya tak lagi sebagai andai"
Yogyakarta, 22. Agustus 2020
artups dan 13 lainnya memberi reputasi
14
2.3K
41
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.7KAnggota
Urutkan
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru