Apa sih yang ada di pikiran agan-sista saat Bulan Agustus tiba? Kalau TS langsung terbayang banyak umbul-umbul dan bendera Merah Putih berkibar di setiap rumah. Suasana kampung yang tadinya adem-ayem mendadak jadi semarak dengan warna-warni bendera dan ornamen-ornamen lain yang dipasang. Rasanya gembira sekali kalau sudah begini. Agan-sista juga sama kah?



Bulan Agustus di negara kita sudah pasti identik dengan suasana kemerdekaan ya. Dari jaman Mbah TS masih bocah sampai TS sendiri sudah punya anak begini suasananya tidak pernah berubah. Tiap Agustus datang pasti jadi ramai. Kalau jaman sekarang ditambah di Mall dan toko-toko online banyak ngasih diskon besar. Hehe....



Kalau anak sekolah biasanya identik dengan upacara bendera pagi harinya dan kalau disuruh masuk untuk upacara doang malesnya minta ampun. Hayo ngakuu....






Selain suasananya yang menjadi semarak, biasanya warga-warga juga mengadakan lomba 17-an. Ada gak sih agan-sista di sini yang gak pernah ikutan lomba? Setidaknya walaupun tidak ikut lombanya, pasti ada yang menyempatkan diri untuk nonton bukan? Masih terbayang ramainya seperti apa?




Sayangnya, tahun ini semua harus berubah. Apalagi kalau bukan karena pandemi yang muncul dari awal tahun. Suasana kemerdekaan tahun ini harus dilewati dengan berbagai penyesuaian karena kegiatan yang melibatkan kumpulan orang di luar ruangan dibatasi. Mulai dari ditiadakannya perlombaan 17 Agustus, protokol upacara yang berubah mulai dari pembatasan tamu upacara bendera di Istana Negara sampai tata cara upacara bendera yang dilakukan via live streaming.




Dilansir dari Kompas.com, peserta upacara di Istana Merdeka terdiri dari Presiden Jokowi sebagai inspektur upacara, Wakil Presiden Ma'ruf Amin, dan Ketua MPR Bambang Soesatyo sebagai pembaca teks proklamasi. Kemudian ada Menteri Agama Fachrul Razi sebagai pembaca doa, serta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Aziz.






Dalam surat bernomor B-492/M.Sesneg/Set/TU.00.04/07/2020 itu, tertulis ada sejumlah perbedaan peringatan HUT ke-75 RI dengan tahun sebelumnya








Mertua TS yang profesinya guru contohnya. Biasanya beliau selalu upacara bendera di sekolah, sekarang diwajibkan untuk berswafoto dengan tayangan saat upacara bendera kenegaraan di televisi pagi dan sore.

Selain itu, di berbagai daerah banyak pula warga yang mengikuti Detik-detik Proklamasi di jalan raya bersama-sama. Mereka serempak turun dari kendaraan masing-masing dan hormat kepada Sang Saka Merah-Putih dengan sikap sempurna. Sungguh pemandangan yang membuat TS merinding antara haru dan bangga.






Ternyata, terlepas dari berbagai isu yang berseliweran terutama masalah SARA dan ideologi, rakyat kita masih banyak yang mencintai negeri ini dengan segala keanekaragamannya. 


Sebenarnya TS lebih banyak merasa miris tentang suasana Hari Kemerdekaan tahun ini karena ini tahun pertama anak TS sudah bisa dikenalkan dengan semarak Hari Kemerdekaan. Pasti terbayang dong serunya ngajak anak untuk lihat lomba balap karung, makan kerupuk atau sepak bola sarung. Atau mengajak anak ke Monas untuk melihat diorama perjuangan para pahlawan dari berbagai daerah dalam perjuangannya mengusir penjajah dan mengajarkan bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar dan beranekaragam dari Sabang hingga Merauke dengan kelebihannya masing-masing. Kita harus bangga dengan Negara ini dan bersama-sama menjaga keanekaragaman yang telah menjadi identitas Bangsa selama ini.

Tapi mau bagaimana lagi, dengan keadaan seperti ini kita hanya bisa berdoa semoga pandemi ini cepat berlalu dan tahun depan kita bisa merasakan semarak Agustus yang seperti biasanya.

Amin....

Akhir kata, TS undur diri.






Artikel : Mantapmantapman
Sumber gambar : Google
Sumber pendukung : Sumber