Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ayokitakemanaaAvatar border
TS
ayokitakemanaa
Lomba Perang Pletokkan, Lomba 17an Yang Paling Berkesan Untuk Ane Saat Masih SD

Terakhir kali ane ikutan lomba 17an mungkin saat masih SMA, itupun lomba 17an antar kelas yang diadakan sekolah. Namun bila mengingat lomba yang paling berkesan adalah lomba perang pletokkan. Pletokkan adalah permainan tradisional yang terbuat dari bambu dan munggunakan kertas basah sebagai pelurunya. Bila dihentakkan maka kertas basah itu akan melesat dan mengeluarkan bunyi "pletok".

Dulu saat ane masih kelas 5 SD, mainan ini sangat populer. Hampir semua teman SD hingga anak-anak di sekitar rumah ane memainkan permainan ini. Saking populernya, dibuatlah lomba perang pletokkan di komplek ane. 

Aturannya sendiri cukup sederhana, akan terdapat dua kubu yang saling berhadapan dan sebuah tempat yang bisa digunakan untuk berlindung. Dan tiap tim disediakan kertas basah yang jumlahnya terbatas dengan warna yang berbeda. Nantinya tim yang terkena paling banyak akan dinyatakan kalah dan gugur. Sedangkan tim yang yang menang akan berhadapan dengan tim yang menang lainnya. Durasi permainannya juga dibatasi, hanya 5 menit setiap timnya.



Bagi ane dan teman-teman ane, lomba perang pletokkan jelas sangat berkesan dan mungkin hanya ada di komplek ane lomba seperti ini pada saat itu. Ditambah lomba seperti ini sangat tergantung pada skill setiap peserta. Jadi bagi mereka yang terbiasa bermain pletokkan tidak akan mengalami kesulitan untuk menembakkan pelurunya. Sedangkan bagi mereka yang jarang memainkan permainan ini, pasti akan kesulitan untuk memasukkan pelurunya dan menembakkannya.

Ane ingat sekali saat itu trik yang ane gunakan seperti dalam game counter strike, sembunyi dan tembak. Ada kalanya ane mengintip dari sisi samping untuk mengetahui posisi lawan dan bersiap menyerang ketika lawan lengah. Meski kadang tembakkan ane boncos (peluru melesat dengan jarak yang pendek), tapi beberapa kali tembakan ane berhasil mengenai lawan.



Sayangnya saat dibabak semifinal, bambu yang berfungsi sebagai pendorong pelurunya patah sehingga ane tidak bisa menyerang balik lawan dan membuat tim ane harus berpuas diri hingga ke semifinal. Mungkin karena faktor sering dimainkan dan sering memasukkan peluru kertas terlalu besar sehingga beban bambu menjadi lebih berat.



Kalo diingat-ingat hampir semua anak-anak pada waktu itu sangat menikmati lomba ini. Meski ada beberapa yang mengalami memar pada wajah dan tangannya akibat terkena peluru pletokkan. Ane sendiri juga menikmati perang pletokan ini selayaknya bermain counter strike. 

Tapi sayangnya perang pletokkan ini menjadi lomba pletokkan pertama sekaligus yang terakhir di komplek ane. Lantaran banyak ibu-ibu yang protes dengan pakaian anaknya yang kotor oleh pewarna. Ditambah lomba ini dianggap cukup berbahaya untuk dimainkan, terutama bila mengenai mata. Sehingga lomba ini tidak pernah diadakan kembali di 17an berikutnya.

Ya meski sudah tidak ada lagi, setidaknya ane sempat merasakan ketegangan sekaligus keseruan lomba ini. Bisa dibilang hanya dilomba perang pletokkan ini ane tidak mengincar hadiah melainkan mengincar agar bisa bermain lebih lama lagi.

Sumber: pengalaman pribadi.

0
406
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cinta Indonesiaku
Cinta IndonesiakuKASKUS Official
5.3KThread2.5KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.