Agustus 1996

Kutrima suratmu
tlah kubaca dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu
Akan hadirnya diriku
Di dalam hari-harimu
Bersama lagi

Kalian tahu lirik lagu ini?

Di tahun 96 lagu ini hits banget. Saat itu saya baru kelas 1 SMK. Kebetulan saya diterima di SMK Negeri 1 di Kabupaten saya. Saya indekost dengan biaya sewa 6 ribu perbulan! Ini serius. Bahkan, warung makan langganan saya dengan menu tumis kecambah (toge) dan 1 gorengan cuma 300 perak! Dan bulan Agustus, di perayaan Hari Kemerdekaan (kami menyebutkan dengan 'Agustusan'), di depan pacar baru saya, saya menyanyikan lagu ini dalam lomba karaoke di kampung indekost saya.

Sebenernya saya gak mau ikut lomba ini. Malu lah. Saya anak baru di sana. Baru 3 bulan. Tapi karena desakan teman seluruh kost (yang sudah muak karena saya suka teriak-teriak nyanyi setiap kali saya mandi), saya membuat taruhan, kalau saya nembak gebetan saya dan diterima, saya ikut lomba.

Jadi saya naksir dengan kembang desa di sana. Namanya Sri. Yang tak cuma cantik, tapi membuat saya respect adalah kisah hidupnya. Dia diadopsi keluarga kaya di sana, dibiayai sekolahnya. Dan setiap sepulang sekolah harus bekerja di toko pakaian milik keluarga angkatnya ini.

Singkat cerita, beberapa hari sebelum malam lomba, saya diterima oleh Sri sebagai pacarnya. Pacar pertama. Nembaknya aja cupu. Gak berani saya cerita di sini haha. Entah, kesambet apa Sri ini hehe. Dia setahun lebih tua dari saya. Dia kelas 2 SMA Negeri di sana. Walhasil saya harus pulang ke desa saya hari itu juga, pinjam kaset karaoke lagu Dewa 19 di rumah teman SMP saya. Anak jaman now mana tahu kaset karaoke?



Oh ya, gambar di atas hanya ilustrasi. Karena kaset aslinya Album Kompilasi lagu-lagu karaoke. Tapi saya cari di google gak ketemu.

Karena saya tidak memiliki radio tape di kost-an, saya meminta teman saya untuk menyetel kaset pas di lagu ini. Karena posisi lagunya bukan di awal. Jadi susah. Dulu kalau gulung gak mau kasetnya kusut pake pensil atau pulplen. Pake ilmu kira-kira pokoknya.

Karena grogi, saya 2 kali mengulang lagi. Agak repot karena operator kan harus tekan tombol gulung balik (rewind bukan namanya?), dan gak boleh kelewatan. Saya mengulang karena telat masuk. Di percobaan yang ketiga, tetap saya telat, tapi akhirnya melupakan lirik awal dan masuk ke reff.

Karaoke saya gak menarik untuk diceritakan lebih detail. Tapi support dari pacar baru saya yang patut diacungi jempol. Tapi tidak dengan kejadian tengah malam. Saat segerombolan akamsi (anak kampung sini) mencari-cari saya sambil teriak-teriak memanggil nama saya!

Rupanya, ada yang melihat saya sewaktu mengantar pulang Sri pulang dengan berjalan kaki. Rumah Sri dekat dari kost-an saya. Ada pemuda asli situ yang diam-diam juga menyukai Sri dan gak terima kalau Sri justru jadiannya sama saya, yang bukan anak kampung situ.

Malam itu kalau bapak kost tidak menyelamatkan saya, mungkin saya udah jadi perkedel dibejek-bejek sama anak kampung situ yang karena pengaruh alkohol dan termakan hasutan oknum ini.

Gak lama setelah kejadian itu saya dan Sri putus begitu aja. Namanya juga cinta anak SMA gimana sih? Dan saya pun memutuskan pindah kost demi keamanan dan kenyamanan.

Itu saja yang saya ingat kenangan 17 yang paling berkesan. Istri saya aja gak pernah saya ceritain loh.