MnsukraAvatar border
TS
Mnsukra
[Perayaan Hut-RI] Danton Saat Lomba Jalan Indah Taunya Juara, Tapi Kecewa


Selamat Datang

&

Selamat Ulang Tahun Indonesia Ke-75

Semangat 45 kembali dikobarkan untuk Indonesia kita tercinta ini. Di ulang tahun Indonesia sekarang kita sedang berjuang melawan virus korona. Aktivitas kita terbatas, tidak seperti di hari perayaan ulang tahun Indonesia yang  lalu-lalu.

Sebelumnya ikut upacara di lapangan besar, ikut parade seperti; drumband, baris-berbaris, karnaval, lomba-lomba dan lain-lain deh yang pastinya bakal nga-ngenin jika teringat masa-masa saat itu. Dari semua itu yang paling berkesan buat saya adalah menjadi Danton sebuah barisan saat parade jalan indah. Penasaran kan. Nah, berikut ini kisahnya.

Dari kecil sampe tumbuh dewasa saya itu terkesan saat menjadi salah satu Pemimpin baris-berbaris atau jalan indah. Keinginan ini berasal sejak saya masih SMP kelas 3. Dimana waktu itu saya hanya menjadi anggota barisan. Itupun hanya diletakkan paling belakang barisan, khusus kaum-kaum pendek dan lemah.

Jadi bagaimana cara saya bisa mengubah posisi belakang (anggota) menjadi depan (pemimpin)?

1. Kesalahan Pemimpin

Semasa latihan baris-berbaris di SMP waktu itu banyak sekali terjadi kesalahan-kesalahan. Sehingga efeknya seluruh anggota menerima hukuman Push-upberlebih, ya kira-kira 50an kali lah. Apalagi SMP saya dulu terkenal dengan prestasi saat perayaan 17sannya, sehingga kalo kalah mau ditaro kemana ini muka. Yang bikin malesnya lagi, yang salah itu pemimpinnya. Entah, salah kakilah, intruksi yang nggak tepatlah, dan lain sebagainya. Itu dalam hati nahan-nahan untuk nggak marah dan ngoceh-ngoceh, paling hanya dongkol curhat sama teman.

2. Tidak Juara

Kebayang nggak sih kalo sudah latihan capek-capek, keras lagi, dan hasilnya cuma dapet nasi kotak pelipur lara. Belum lagi jarak startsampe finish nya jauh amat, panas pula. Saya sih kuat, tapi parahnya salah satu teman saya sampe boker (true story! sedikit tembuslah tuh celana). Itu teman saya nggak nongol-nongol lagi waktu udah finish dan dia nggak dapet nasi kotak. Seperti jatuh ditangga berduri itu kasihan bangetlah teman saya itu. Apalagi disekolah sampai kena buli lagi. Parah-parah. 

3. Menjadi Pemimpin

Dua alasan diatas mengubah cara pandang saya untuk menjadi seseorang yang berani dan mengambil kesempatan untuk menjadi pemimpin. Waktu itu saya di promosikan saat awal-awal masuk SMK yang hari pertama sampai menjelang baju putih abu-abu kelar diwajibkan latihan baris-berbaris. Sudah menjadi kewajiban anak baru untuk ikut andil dalam jalan indah baris-berbaris.

Sebelumnya saya sebagai anggota berada dibelakang kemudian pindah pojok kanan. Lantas kok bisa jadi pemimpin. Berhubung yang ngelatih awal-awal anggota paskibra sekolah dan yang memimpin itu murid baru sama seperti saya yang dipaksa jadi pemimpin, sehingga performanya kurang mengesankan. Kalian pasti tau kalau ditunjuk nggak ada yang mau dan berani. Itu terjadi sama saya juga dulu, tapi inilah kesempatan saya dan saya harus berani unjuk gigi merah.

Diuji lah oleh kakak paskibranya. “Siap gerak, hormat gerak, tegak gerak,”. Beberapa aba-aba yang harus disebutkan secara lantang dan kuat. Karena yang lain nggak mau jadi ogah-ogahan menyebutkan aba-aba itu dengan keras. Tiba giliran saya, itulah waktu saya jadi pemimpin. Saya lakukan dengan keras hingga seluruh arah mata angin mendengar lengkingan bulat suara saya. Akhirnya dinobatkanlah saya menjadi pemimpin. 

4. Danton dan Daeng

Selama masa-masa latihan saya melakukannya semaksimal mungkin. Mulai dari aba-aba yang benar seperti intonasi, cara penyebutan, hingga cara melakukan aba-aba itu melalui internet. Apalagi ketika itu dilatih oleh seorang tentara dimarkas Kompi. Tentara itu menyebut aba-aba saya mendayu-dayu seperti nggak ada energinya. Lalu nama Danton dan Daeng disematkan kepada saya. Sampe sekarang? Nggak lah udah musnah si Daeng.

5. Kesalahan, Hukuman, Semangat dan Kelucuan

Menjadi pemimpin bukan tugas yang mudah, tapi tidak perlu takut. Apalagi jika gelar pemimpin sudah tersemat kepada saya waktu itu. Semua menjadi sorotan baik dari cara saya memimpin hingga kesalahan yang saya buat dan beberapa mungkin hal konyol.

Saya pernah datang terlambat lalu dihukum di depan anggota saya, disuruh lari keliling lapangan bola oleh Tentara, lalu hujan tawa karena saya. Memberikan aba-aba yang nyeleneh dan buat yang lain tertawa. Yang pasti ketegasan saya dan serius mengemban tugas besar ini membuat anggota saya hormat kepada saya. Walaupun di dalam hati kok bisa sampai ke titik ini. Sungguh tidak percaya. Kalo ada anggota saya yang salah saya ikut kena hukum dan juga sebaliknya. Sebisa mungkin nilai keadilan saya terapkan dalam memimpin.

Syukurnya waktu itu mereka semangat semua saat berada dibawah pimpinan saya. Saya sangat senang sekali dan bangga dapat menjadi salah satu bagian penting dalam merayakan 17san waktu itu.

6. Hari-H dan Juara


Sumber Gambar : bangka.tribunnews.com

Persiapan sudah, latihan sudah, perlengkapan apalagi, jangan lupa makan. Beberapa pertanyaan itu hadir selalu mengingatkan betapa pentingnya saat itu. Kalo tidak salah aku masih ingat dapat nomor 105 sebagai peserta parade kelompok SMK.

Semua sudah ramai memadati trotoar untuk menonton kami dan yang lainnya. Mereka semua memandangku sebagai seorang pemimpin barisan. “Aku bisa dan Aku yakin”. Terus kuucapkan dalam hati. Ribut-ribut di barisan, keluh kesah anggota yang lain, sok-sok kuat, dan lain-lain. Beruntungnya tidak ada yang sampe pingsan, semua masih sehat. Alhamdulillah.

Ada yang memanggil dan berteriak kencang. Aku cuek saja sambil menahan tawa. Lalu ada keluarga saya yang nonton dan adik-adik saya. Lalu hampir saja saya menabrak seorang bocah didepan saya dan beberapa orang kaget mendengar suara lantang saya. Terus hampir dipenghujung finishsuara saya lantang lalu mengecil seperti suara kentut. Dan itu membuat orang-orang tertawa. Wah malu banget rasanya. Sok-sok pasang muka serem kala itu, padahal udah ketewa tipis.

Setelah itu beberapa hari kemudian, kami menunggu pengumuman juara. Informasi melalui radio jelas-jelas saya sendiri mendengar bahwa nomor 105 mendapat nominasi juara tiga. Saya senang banget rasanya. Pikir-pikir bisa diumumkan ditengah lapangan upacara sekolah biar jadi kebanggan bagi yang lain. Tapi justru keinginan itu kandas tanpa kabar juara apapun dari pihak sekolah. Tidak mengabari kepada saya dan anggota saya yang telah mati-matian berjuang saat itu.

Kecewa dengan keputusan guru-guru yang menyembunyikan fakta juara kepada tim saya, padahal radio mengabarkan dengan jelas sekali. Walaupun demikian, saya bangga bisa menjadi bagian penting dalam perayaan 17san saat itu dan sekarang. Karena semangat Indonesia merdeka dan perjuangannya akan selalu ada dalam darah anak bangsa diamanapun berada.  

Semoga kita Indonesia tetap ada dalam satu rumpun kedamaian abadi

&

Sehat selalu Indonesiaku

Amin


Sumber : Pengalaman pribadi 

0
289
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Cinta Indonesiaku
Cinta IndonesiakuKASKUS Official
5.3KThread2.5KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.