Halo agan dan sista. Sekarang udah bulan Agustus aja nih, enggak kerasa yah hehehe. Seperti biasa, di bulan ini ada hari kemerdekaan RI. Tapi tak seperti biasa, karena tahun ini edisi spesial corona. Jadinya agak sepi - sepi gimana gitu.

Tapi kalo ngomongin perayaan kemerdekaan waktu dulu, jujur aja sih ane merasakan pengalaman beragam. Ikut karnaval waktu sekolah karena dipaksa, berpartisipasi lomba yang tidak pernah ane menangkan, serta panas - panasan ikut upacara di tengah lapangan. Walau pengalaman ane enggak banyak, tapi dengan itu semua ane juga sempat mencicipi sedikit perayaan kemerdekaan.



Karena ane jarang terlibat perayaan itu secara langsung, maka biasanya ane lebih sering menonton daripada ikut terjun dalam perayaan Agustusan. Contohnya seperti nonton karnaval lebih sering timbang ikut parade di tengah jalan. Jadinya pengalaman terlibat langsung dalam merayakan lebih sedikit, masih banyakan pengalaman menjadi penonton saja.

Tapi meski begitu, menjadi orang yang menyaksikan perayaan bukan berarti enggak ada perjuangan sama sekali. Karena selama ane jadi penonton, ada saja hal yang harus ane alami dan kadang rasanya enggak mengenakkan. Seperti apa contohnya? Yuk simak di bawah berikut!

Kena Macet

Acara karnaval agustusan merupakan kegiatan seru yang dilakukan sekali dalam setahun. Makanya enggak heran banyak orang berbondong - bondong menyaksikannya. Karnaval di desa ane biasanya dilakukan di jalan besar. Jadi saat pelaksanaannya jalan itu pada ditutup dan enggak bisa dilewati. Ada jalan lain yang telah disiapkan, tapi karena yang nonton banyak jadinya jalan sempit itu dipenuhi kendaraan sampai bikin macet.



Kalau yang ikut karnaval kudu bersabar nunggu giliran jalan, ane harus sabar ikut parade kendaraan bermotor yang bising dan dipenuhi asap knalpot. Baik saat berangkat maupun pulangnya.

Rebutan Tempat Strategis

Tujuan ane melihat karnaval agustusan adalah buat hiburan. Makanya kalo bisa, dulu ane dan temen - temen berangkat awal biar bisa dapat tempat bagus buat melihatnya. Seringnya sih nunggu di pinggir jalan supaya lebih jelas.

Biasanya kan kalo karnaval ada titik start nya dan titik finish nya tuh. Kalo di titik start yang paling rame karena penonton bisa lihat lebih awal.



Selanjutnya di tengah karena bedak pesertanya belum luntur - luntur amat. Ada juga yang menanti di garis finish. Tapi yang paling bikin ane salut adalah penonton yang sampe manjat ke atas pohon, tembok rumah bahkan di atas genteng demi menonton parade. Ane rasa itu perjuangan banget.

Menunggu Parade Lewat Sangat Lama

Penyelenggara karnaval ingin acara dapat berjalan dengan tertib dan sesuai jadwal. Makanya mereka sudah memberi nomor urut kepada tiap rombongan dan menentukan kapan berangkat dari titik start. Karena ini melibatkan orang banyak, jadi pemberangkatan memakan waktu yang enggak sebentar. Rombongan karnaval tentu capek saat menanti waktu itu tiba, tapi penontonnya juga ikutan enggak sabar.



Semakin lama mereka berangkat, makin lama pula penonton menunggu mereka lewat. Yang menunggu pawai dekat garis start mungkin masih mending, tapi yang lihatnya dekat titik finish itu yang biasanya bilang, "Lama bener sih, kapan lewatnya ini pawai?"

Disakiti Orang

Banyaknya orang yang menonton membuat sekitar jadi berdesakan dan penuh sesak. Kalau enggak waspada, bisa - bisa kena senggol orang lain. Kayak ane dulu pas nunggu parade lewat sambil ngobrol dengan temen, tiba - tiba aja ane kena senggol bapak - bapak yang berlari mengejar anaknya.



Enggak cuma itu, waktu berdiri di barisan belakang penonton, tiba - tiba aja orang di depan ane mundur dan enggak sengaja menginjak kaki ane. Dia mundur karena ada pak polisi yang tiba - tiba melintas di depannya.

Hampir Diserempet Motor Polisi

Panitia karnaval tentu berharap acara dapat berjalan nyaman dan aman, makanya jalan di-sterilkan dan daerah sekitar juga dibikin seaman mungkin. Jadinya sering ane lihat banyak polisi menertibkan kerumunan penonton di pinggir jalan. Mereka biasanya naik motor dan menyisir jalan yang dilalui peserta karnaval.



Sedangkan penonton ingin melihat pawai sedekat - dekatnya. Kadang karena pengen melihat parade dengan lebih jelas, penonton sampe dorong - dorong orang lain tanpa kenal permisi. Waktu didorong itulah, ane hampir kena serempet motor polisi pengawal. Untungnya pak polisinya sempat ngerem, jadinya enggak apa - apa walau agak deg - degan.

Begitulah keluh - kesah ane menjadi penonton karnaval agustusan. Meski hanya menonton, tapi saat menyaksikan pun ada perjuangan yang harus dilakukan. Dan itu ane rasa sejalan sih dengan makna kemerdekaan RI.

Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-75!