MISTERI NOVEL NAMAKU RAHMA
Oleh: Rara Shasha

Novel berjudul NAMAKU RAHMA yang di tulis beberapa bulan yang lalu, novel yang berkisah tentang kisah nyata. Tentang Rahma yang tiba-tiba menjadi ingat mantra dan ilmu peninggalan abahnya yang asli kalimantan.
Ilmu yang membuat banyak lelaki terpikat, ilmu yang membuat banyak istri kehilangan suami. Ilmu yang membuat Rahma diikuti oleh wanita cantik bergamis hitam dengan bibir penuh darah segar, wanita cantik yang mirip sekali dengan dirinya.

Cerita yang potongan-potongannya sempat ku tuliskan dibeberapa media. Novel berjudul NAMAKU RAHMA benar-benar telah selesai.

Namun saat akan dicetak, beberapa percetakan mengalami kesulitan.

"Nggak bisa mbak, fotonya pecah"
"Mbak maaf tintanya ambyar"
"Mbak gambarnya kabur,"
"Mbak maaf jobnya saya tolak, saya ndak berani"

Aku sempat menyerah.

Aku coba untuk memposting di beberapa media online, hasilnyapun hancur.

Hari ini aku berjuang lagi mengupload novel Namaku Rahma di aplikasi novel yang lumayan berkelas.
Subhanallah, cover depan tidak terlihat. Tidak satu orangpun. Aku meradang.

Ku biarkan tubuh ini beristirahat. Aku penat.

Wanita itu datang lagi, darah segar di bibir dan giginya nampak bercucuran saat tertawa lebar. Ia maju, mendekat padaku.
Aku mundur, beringsut beberapa saat. Aku ingin melawan tapi tak kuasa. Aku bergetar hebat, keringat dingin turun deras.
Aku menangis kuat-kuat saat kulihat wajah abahku kuyu tanpa tenaga.
Wanita itu terus menyeringai. Matanya tajam menatapku, kukunya panjang menjulang.
Aku semakin ketakutan.
Wanita itu menyeret abahku tanpa ampun. Aku melihat abahku demikian kesakitan. Abah berteriak-teriak minta tolong.

Aku semakin kuat menangis, aku ingin menyelamatkan abah tapi tak bisa.
Wanita itu semakin kuat menarik abahku, menariknya kasar seperti hewan ternak. Aku marah, aku tidak terima abahku diperlakukan demikian

Kutarik ujung leher gamis hitamnya. Kutarik kuat hingga lehernya tercekik gamisnya sendiri

"Siapa kamu? Tanyaku kasar. Lalu kepala wanita itu memutar. Ia berteriak kencang.

"Namaku Rahma,," sambil bercak darahnya berhamburan di antara kulitku. Aku benar-benar jijik.

Aku terbangun...
Astaghfirullah...
Ighfirly rabby