Bulan Agustus sudah masuk di tanggal 11, rasanya baru kemarin tanggal 1, memang tidak tau kenapa setiap bulan Agustus datang aku merasa seperti teringatkan kembali pada sebuah memori yang sangat membuat saya bangga.

Dan bahkan ketika itu tidak hanya aku saja yang bangga, akan tetapi seluruh keluargaku juga bangga kepada diriku.

Aku bangga sekali meski aku kalah dalam perlombaan, tapi kekalahan itu bukan membuat aku menjadi orang yang kalah, tapi aku justru merasa menang secara batin.

Jadi ceritanya seperti ini gaes.....

"Seperti biasa man teman kaskus yang budiman dan cantik menawan, sebelum kalian membaca thrit saya sampai selesai, saya akan mendoakan kalian semuanya, saya doakan buat yang sampai saat ini masih jomblo dan masih mencari pasangan semoga segera mendapatkan pasangan sesuai yang diharapkan dan buat yang sekarang sedang mencari pekerjaan semoga segera mendapatkan pekerjaan terbaik seperti yang di impi-impikan." Aamiin.


Sumber Gambar

LANJUT>>>

Kekalahan yang pernah saya alami tapi justru membuat saya bangga dan keluarga saya bangga adalah Lari Cepat 100 meter. bukan Lari Cepat Profesional hanya lomba 17 Agustusan ketika itu.

Ketika itu aku mengawali start dengan sangat-sangat bagus, diawal-awal aku berhasil menjaga staminaku.

Sampai akhirnya aku nyaris memenangkan perlombaan ini, aku berlari dan bersaing sangat sengit sekali dengan Bondan, tetanggaku.

Ohh ya ketika itu aku masih berusia belasan tahun, tepatnya saat itu aku masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Bondan adalah tetangga sebelah rumahku. Ia jago sekali larinya dan terus bersaing denganku sampai mendekati garis finish. Tapi kejadian tidak diinginkan terjadi.

Bondan terjatuh, dan sepertinya kakinya mengalami luka yang cukup parah. Bahkan seketika itu bondan berteriak kesakitan. Aku pun langsung menghentikan laju lariku. dan kemudian mendekati Bondan yang masih ku lihat kesakitan.

Beberapa peserta lomba yang lain terus berlari dan sepertinya tak mempedulikan Bondan, mungkin karena memang garis finish sudah dekat didepan mata.

Tapi nggak tau melihat hal itu aku tetap saja tidak bisa berlari, rasaku masih ada di Bondan, aku kemudian bertanya pada Bondan, apakah kamu masih bisa berdiri?, dan ketika itu bondan menjawab bahwa ia masih akan terus melanjutkan perlombaan ini dengan kondisinya.

Aku pun langsung memapah Bondan dan kita berjalan bersama, aku sambil memapah bondan dan bondan pun berjalan sambil meringis kesakitan.

Para penonton yang melihat bersorak-sorak seketika. Dan memberikan dukungan kepada Bondan "Ayo Bondan... Ayo Bondan".... seperti itu teriak mereka.

Disitu aku merasa menang, meski sebenarnya sudah ada banyak peserta lomba yang menyusulku dan sudah melewati garis finish.

Sampai pada garis finish aku dan bondan pun tertawa... kami berdua sampai kini masih kadang membicarakan momen ini ketika bertemu.

Disitu aku belajar bahwa kekalahan itu tidak selamanya KALAH...

Disini juga banyak pelajaran bahwa Pejuang dulu ketika berjuang juga banyak yang gugur akan tetapi mereka tetap berjuang mencapai garis finish bersama-sama. tidak untuk merdeka sendiri. tapi untuk merdeka bersama-sama.