Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

robbolaAvatar border
TS
robbola
permintaan dewi

Sudah hampir dua tahun mereka tidak bertemu. Dewi yang awalnya pergi untuk menemani keluarganya yang sakit, secara mendadak -memutuskan untuk tinggal bersama ibunya. Tidak tahu bakal sampai kapan. Hingga hari ini, akhirnya dia bisa menghubungi Pras, sahabat lamanya itu.

[Pras, aku pulang bulan depan. Ke rumah, ya! Ada banyak hal yang ingin kuceritakan. Waktuku sebentar. Cuma tiga hari. Tidak tau kapan akan pulang lagi.]

Sebuah pesan WA itu tentu saja membuat Pras senang. Akan tetapi, bukan Pras namanya kalau tidak membuat Dewi kesal dulu.

[Yah, kalau ada waktu,] balas lelaki itu sambil terkikih. Tentu saja hanya sebuah lelucon. Mana mungkin dia benar-benar melakukannya?! Dan, seperti biasa, Dewi yang memang gampang cemberut pasti kembali ngambek seperti biasanya. Tapi tak perlu khawatir. Memang seperti itulah persahabatan mereka.

¤¤

Empat tahun lalu ketika keduanya masih sama-sama bekerja di kota yang sama.

"Jadi waktu itu hanya modus, Pras," tanya Dewi kepada lelaki yang masih asik dengan ponselnya itu.

"Awalnya." Lalu jawab lelaki bertindik itu santai. Hari itu mereka tengah membicarakan awal pertemuan keduanya di sebuah halaman kafetaria.

"Dulu aku nabrak kamu emang niat pengen kenalan, Ndut," ucap Pras lagi dengan sesekali memutar gelas kopi hitam kesukaannya. Membuat dahi Dewi mengernyit keras. Sebuah alasan konyol, lalu batin perempuan itu.

"Mana ada orang ngajak kenalan tapi nabrak beneran. Untung saja waktu itu kita nggak parah. Cuma lecet-lecet doang." Lalu timpalnya ke arah Pras yang masih cekikikan.

"Biar nggak mainstream, dong ... hahaha." Kembali sahut Pras.

Melihat hubungan keduanya, memang menyebalkan. Tak sedikit juga orang yang menganggap mereka aneh. Terlebih karena sifat mereka yang sangat kontras dan berlawanan. Pras yang memang benar-benar urakan dan Dewi yang seharusnya cukup pendiam.

"Terus, terus, luh sekarang nggak merasa bersalah, gitu," ucap gadis berkaca mata itu mencerca.

"Udah terlanjur, Ndut. Iya, maaf ...," sekali lagi Pras memasang tampang cengengesan.

Seperti yang Pras rencanakan. Melihat peluang untuk memilikinya sangatlah sulit, membuatnya memutar otak lebih gila untuk alasan itu.

Kebetulan Dewi memang sering pulang sendirian menjelang larut. Bukan alasan yang bagus jika harus mencegatnya di jalan hanya untuk sebuah perkenalan. Harus ada momentum yang kuat untuk itu. Satu-satunya cara, tabrak dia ketika berhenti di lampu merah. Itu yang Pras niatkan beberapa hari sebelumnya. Dan hasilnya ... dengan dalil ingin tanggung jawab atas lecet serta kerusakan pada sepeda, sebuah pertukaran nomor telepon akhirnya terjadi. Dan, misi pertama sukses.

Cukup tanggung jawab sebenarnya. Meskipun, seharusnya tidak perlu sampai berbuat seperti itu. Tapi, sekali lagi, pemikiran Pras memang berbeda dari orang biasa.

Sampailah pada saat saling mengenal, yang entah bagaimana ceritanya, mereka justru menjadi sepasang sahabat, bukan kekasih. Aneh memang.

Mungkin karena cerita itu.

Dewi yang sebenarnya harus menikah beberapa bulan sebelum bertemu Pras, harus rela mengubur keinginannya karena ulah sahabatnya sendiri. Kisahnya yang dimulai dari sejak masih sekolah SMA beberapa tahun dulu, harus kandas oleh orang yang dia percaya. Hal itu pula yang membuatnya begitu antipati dengan yang namanya cinta. Bahkan sampai ketiga kalinya Pras mengutarakan maksudnya. Jawaban Dewi tetap sama, "maaf, Pras. Aku tidak bisa."

Dari situlah Pras bisa memahami dan menaruh belas kasihan terhadap perempuan di depannya itu. Sampai membuatnya rela membuang niatnya, dan lebih memilih menjadi orang yang mampu membuat Dewi tertawa.

Dan, dia berhasil.

¤¤

Sudah satu bulan tepat sejak Dewi memberi tahu kepulangannya kepada Pras.

Pras yang memang sudah sangat merindukan temannya itu seperti mendapat suntikan nyawa tersendiri. Hari-harinya sedikit lebih ceria dari biasanya.

Pun juga Dewi. Yang kepalanya sudah dipenuhi susunan kisah yang ingin segera diceritakan kepada sahabatnya itu. Satu-satunya teman yang membuatnya betah berlama-lama mengumbar suara kecilnya. Satu-satunya teman yang akan mendengarkannya dengan seksama tanpa banyak menyela.

Empat jam kemudian, ketika waktu memasuki pukul 14:20, sebuah bus jurusan Bali-Lumajang dikabarkan telah tertabarak kereta api di wilayah Jember. Tak lama setelahnya, sebuah pesan kembali dibaca oleh Pras.

[Pras, aku pulang bulan depan. Ke rumah, ya! Ada banyak hal yang ingin kuceritakan. Waktuku sebentar. Cuma tiga hari. Tidak tau kapan akan pulang lagi.]

"Tak masalah. Aku memiliki banyak waktu untukmu!" Sebuah kalimat yang Pras ulang-ulang di depan Dewi.

Sekian.

#Mendadak kangen seseorang.
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
236
1
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.