Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Bisnis
  • Dampak Resesi Pada Investor Startup RI dari Singapura dan Korea Selatan

indonesiatechidAvatar border
TS
indonesiatechid
Dampak Resesi Pada Investor Startup RI dari Singapura dan Korea Selatan


Jurang resesi telah menghantui banyak negara di seluruh dunia mengingat saat ini pandemi Covid-19 belum juga teratasi. Pemerintah di tiap negara harus berjuang untuk menghadapi wabah virus sekaligus memastikan roda perekonomian tetap berputar.

Pada awal Juli 2020 lalu, ekonomi Singapura tergelincir ke dalam resesi setelah menyusut sebesar 41,2% pada kuartal kedua dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Korea Selatan pun turut memasuki resesi setelah produk domestik bruto (PDB) turun 2,9% jika dilihat year-on-year.

Kondisi resesi ini turut berpengaruh terhadap investor yang berasal dari kedua negara tersebut. Modal ventura melihat bahwa kondisi ini membuat para investor menjadi lebih selektif dalam memilih startup yang akan disuntikkan dana.

Temasek, perusahaan investasi milik pemerintah Singapura, tercatat banyak melakukan investasi pada startup Indonesia, seperti misalnya Gojek dan Tokopedia. Pada awal 2020, Temasek baru saja menyuntik dana sebesar Rp7,1 triliun ke Tokopedia.

Investor asal Korea Selatan, Shinhan GIB, juga akhir 2019 juga menyuntik dana kepada salah satu unicorn Indonesia, Bukalapak.

Eddi Danasaputro, CEO Mandiri Capital Indonesia, menilai bahwa investor asal Singapura yang berinvestasi di Indonesia pasti akan mengalami perubahan dalam jangka pendek. Meski demikian, Eddi melihat bahwa keberadaan uang bukan menjadi masalah utama di tengah pandemi ini, melainkan proses investigasi terhadap investasi potensial atau due diligence yang terhambat.

Tak semua investor memperhitungkan kondisi ekonomi makro saat menlakukan investasi, lanjut Eddi. Hal ini karena investasi yang dilakukan bersifat jangka panjang. Kondisi per sektor yang terdampak pandemi justru lebih diperhitungkan oleh investor.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia memang diprediksi minus 5% (kuartal II). Tapi, layanan terkait e-commerce kan rata-rata naik. Begitu juga startup pendidikan (edutech) dan kesehatan (healthtech),” lanjut Eddi memberi contoh.

Berikut merupakan prediksi Morgan Stanley terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi di beberapa negara.

Sebanyak 56 startup Indonesia mendapat pendanaan di tengah pandemi Covid-19. Para investor melihat bahwa startup merupakan pembuka jalan menuju era digital. Sektor startup yang paling banyak mendapat investasi ialah teknologi finansial (fintech), e-commerce, dan pendidikan (EduTech atau  EdTech).

SUMBER
0
177
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Bisnis
BisnisKASKUS Official
69.9KThread11.6KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.