Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

robbolaAvatar border
TS
robbola
Maling Gak Ada Ahlak (18+)


Angin malam mulai terasa menusuk persendian, cukup sepi seperti hari-hari biasanya.

Beberapa pemuda kampungku mulai saling mengirim pesan via WA. Suamiku beranjak dari kasur dan menyelimutiku.

"Bang, mau ronda keliling lagi?" ucapku manja.

"Iyalah, nih ada pesan katanya ada yang mencurigakan di dekat kandang sapi milik salah satu warga jarak lima rumah dari sini tapi masih keselatan dikit. Pokoknya kalau belum ketangkap masih akan terus diadakan ronda malam."

Aku hanya mengangguk, kemudian Bang Danil berlalu sambil membawa tongkat bisball dan senter.

"Bang, jangan lupa pakai jaket."

"Siap!"

Pintu sengaja dia kunci dari luar, aku melanjutkan tidur karena waktu masih menunjukkan pukul dua malam.

Hampir sepekan pemuda kampung melakukan ronda malam, setelah kejadian hilangnya salah satu sapi milik warga.

Keadaan diharapkan segera kondusif kalau malingnya tertangkap. Segala upaya dilakukan, sampai-sampai banyak ibu-ibu yang geregetan ikut memposting status di FB tentang berita perkembangan aksi maling di kampungku.

Mereka bukan hanya geregetan sama maling atau gara-gara barang yang dia curi. Tapi ada alasan terselubung, mereka mulai sebel karena jatah menghangatkan tubuh dibalik selimut bareng pasangan jadi berkurang. Info ini kudapatkan dari menguping tadi pagi di rumah tetangga.

Aku terlelap setelah sepuluh menit ngelamunin nasibku yang sama dengan nasib ibu-ibu di kampungku. Kedinginan sendirian

----

"Bang, pindah gih ... tidur kamar aja, kenapa tidur di depan TV?"

Suamiku bangun sambil mengucek matanya, dia menaikkan sarungnya sambil berjalan menuju kamar.

Adzan subuh mulai berkumandang, kelihatan dari wajah lesunya berarti malingnya belum tertangkap.

Aku melaksanakan sholat subuh, Bang Danil tidak jadi tidur, tapi langsung mandi kemudian sholat subuh.

Habis sholat subuh niatku menemaninya tiduran, kami pasangan baru menikah satu tahun dan belum dikaruniai anak. Jadi mau ngapain aja masih bebas.

"Sayang, kalau ditemani gini Abang malah gak jadi ngantuk nih...." ucapnya sambil mengulum senyum nakal.

Saya sudah paham arahnya kemana, hasrat yang sudah tertahan selama sepekan akhirnya ada waktu untuk menyalurkannya.

Baru saja kami mau memulainya, tiba-tiba suara pintu rumah ada yang menggedor dengan keras.

"Danil, ini Mang Ajiz sepeda motor Bik Zenab hilang pagi ini...ada yang melihat malingnya berlari ke arah timur. Ayo cepat nyusul."

" Kampret, maling sialan! Butuh konsentrasi penuh, tapi akhirnya ambyar. Maafkan aku ya Sayang."

Dengan wajah geregetan, akhirnya Bang Danil ikut keluar mengejar maling yang membawa sepeda Bik Zenab saudaranya ibu mertua.

Dengan rasa kesal yang tertahan aku memakai kembali baju yang sempat berserakan. Gatot alias gagal total.

----

Malam berikutnya Mas Danil masih ikut ngeronda dia kelihatan fresh karena siangnya tidur pulas sampai sore.

Aku mengamit lengannya, dia kelihatan berat untuk meninggalkanku.

"Hanin capek Bang, setelah nyuci tiga ember tadi sore. Ngangkat ember cucian juga gak dibantuin sama Abang, aslinya pengen minta pijet tapi Abang mau ngronda lagi," ucapku dengan nada merajuk.

Bang Danil menghentikan langkahnya, dia mengelus pundakku.

"Ya udah Nin, malam ini Abang mau izin gak ikut keliling jaga keamanan. Abang pijitin Hanin aja."

Aduh, ada yang meletup di dalam sini. Bahagia karena rengekanku berhasil, setelah beberapa malam hanya bertemankan suara kodok dan ciuman nyamuk nakal.

"Abang pijitin punggung dulu ya, kemudian lanjut ke kaki."

Aku mengangguk, enak sekali tubuhku seperti sepeda motor yang diservis, hampir saja terlelap karena pijitan tangan Bang Danil membuat tubuhku terasa rileks.

"Abang lanjutin mijit lainnya ya," ucapnya modus.

Sebelum memulai ritual malam penuh kerinduan, Bang Danil mematikan HP dan semua lampu.

"Bismillah, semoga aman sampai tujuan ya sayang."

"Amin, Bang!" jawabku kegirangan.

Malam ini akhirnya tunai kewajibanku menjemput pahala. Bang Danil terlihat pulas di sebelahku, rasa kantuk juga menggelayut di mataku tertahankan. Akupun terlelap dalam dekap hangatnya.

----

Pagi hari setelah solah subuh aku melangkah ke halaman belakang. Aku melotot melihat jemuran, kemarin semua tali terisi penuh tapi
sekarang yang kulihat hanya tinggal beberapa. Wah...payah ini, sepertinya semalam aku kemalingan. Jemuranku diembat maling dan kami tidak menyadarinya.

Aku bergegas menuju kamar, "Abang , bangun! Jemuran kita di angkut maling," ucapku sambil menggoyangkan pundak Bang Danil.

Dengan mata setengah terpejam dia menjawab, "bilang makasih."

"Bang, jemuran kita raib dicolong maling. Mana kemaren itu semua celana dalammu yang kotor aku cuci tak ada sisa di lemari. Gawat ini Bang!"

"APA?"

Dengan langkah sigap setengah berlari Bang Danil keluar dari pintu belakang, dia kelihatan geram.

"Terus gimana dong, berarti gak usah pakai celana dalam nih?"

Aku tertawa mendengar ucapan Bang Danil.

"Biar Hanin belikan di toko entar agak siangan."

Bang Danil menyalakan HPnya, dia kelihatan mengumpat.

"Semalam itu Hasun menghubungiku, memberikan kabar kalau ada maling yang tertangkap. Dan ada dua yang berhasil lolos."

"Abang nyesel semalem tidur nemenin Hanin?"

"Bukan gitu Sayang, andaikan Abang ikutan ronda mungkin jemuran kita aman. Besok-besok kalau nyuci pagi hari aja ya. Biar sorenya cucian kering dan gak perlu was-was jemuran hilang diambil maling."

---

Dua hari berselang, warga kampung berhasil menangkap komplotan maling yang meresahkan warga.

Bang Danil bercerita, sempat mengintrogasi salah satu dari mereka juga menanyakan jejak jemuran kami, mereka tidak menjawab.

Benar-benar maling gak ada akhlak, setelah didesak mau dibakar akhirnya mereka mengaku, kemana alur penjualan barang curian mereka selama ini.

Polisi ikut mengawal penangkapan maling malam itu. Ternyata pakaian Bang Danil ada di rumah salah satu pelaku. Polisi ikut menggeledah, banyak ditemukan barang bukti termasuk jemuran kami yang hilang.

Beberapa ada yang sudah dipakai, Bang Danil hanya mengambil bajunya yang masih rapi di lemari si maling.

Benar-benar bikin gemes, akhirnya kami persatuan ibu-ibu berdaster kembali bersorak bahagia, karena suami kita akan bebas ngeronda di rumah masing-masing.

💖Tamat 💖

padaswAvatar border
nomoreliesAvatar border
xchoichoiAvatar border
xchoichoi dan 9 lainnya memberi reputasi
10
3.1K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.