Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

robbolaAvatar border
TS
robbola
maafkan ke egoisanku


Di sebuah rumah yang sederhana. Tinggallah kakak-beradik. Setiap harinya mereka selalu terlihat kompak satu sama lainnya. Akan tetapi, hari ini entah kenapa salah satu dari mereka tiba-tiba saling iri satu sama lainnya.

Entahlah apa yang membuat Shafitri tiba-tiba tidak menyukai kelakuan saudaranya Zaitun dan membuat saudaranya jadi bertanya-tanya dan kebingungan.

Membuat Kholifah sang kakak kebingungan mau membela yang mana.
Terlihat Zaitun datang mendekat ke meja makan.

"Mau makan dong?" Zaitun merajuk ke arah Ami.

"Makan ya, Dik?" Ami balik bertanya.

Terlihat Zaitun tersenyum, penuh pengharapan, "I--ya, mau?"

"Ambil aja ndiri!" Tanpa angin tanpa hujan Shafitri ngoceh ke Zaitun.

"Idih! Kamu kok gitu? Kenapa sama saudara sendiri jutek, sih?"

Kholifah menatap tajam ke arah Shafitri.

"Abis! Punya tangan sama kaki, eh malah nyuruh Kak Ami!" gerutu Shafitri.

"Emang nggak boleh gitu?" Ami berbalik ke arah Shafitri.

"Enggak boleh!" Shafitri memanyunkan bibirnya.

"Ada apa, sih?" Hesty muncul dari dalam kamar.

"Tuh kelakuan Bungsu!" ketus Kholifah.

"Iya ada apa? Audisa dan Umi pun jadi bingung.

"Itu, Itun manja banget!" Shafitri terus menyindir Zaitun.

"Hem ada apa, Kak Ami?" Putri yang jarang bicara akhirnya dia pun ngomong karena bingung melihat kelakuan saudaranya.

Di tengah obrolan mereka Fadillah, Rina, Hayati, Ri Dama, Fitri dan Ammi heran mendengar Zaitun dan Shafitri ribut. Satu sama lainnya saling bertanya-tanya.

"Ada apa?"

"Iya ada apa, sih?"

"Tuh Shafitri dan Zaitun berantem," celetuk Hesty.

"Iya, mereka kek anak kecil!" sungut Umi dan Ami bersamaan.

Shafitri semakin kesal. Sedangkan Zaitun hanya menunduk sedih. Sebuah buliran bening berhasil lolos dan jatuh di pipinya. Kejadian yang sama kini terulang kembali.

Zaitun terisak dan kesedihan di wajahnya semakin terlihat jelas. Pertahanannya kini runtuh air matanya kini semakin deras membasahi pipinya.

"Baiklah! Mungkin sebaiknya Zaitun harus pergi dari rumah ini! Sepertinya Shafitri tidak menyukai aku tinggal di sini!"

Zaitun berlari ke kamar dan terus menangis. Sedikit pun Shafitri tidak tergugah. Ami dan Umi mencoba untuk mehahan kepergian Zaitun. Mereka berdua menyusul ke kamar.

"Zaitun, jangan pergi? Kita bicarakan ini baik-baik," ujar Ami diikuti Umi.

"Apa yang mau dibicarakan lagi? Ini sudah kali keduanya Shafitri berbuat yang sama. Mungkin kehadiranku di rumah ini, hanyalah beban buat dia!"

Zaitun berurai air mata. Beberapa kali dia mencoba mengalah. Tetapi, Shafitri seolah-olah tidak menyukai dirinya.

"Zaitun, kamu jangan pergi! Kalau kamu pergi ... kamu akan tinggal di mana?" Ami terlihat menghapus air matanya.

Zaitun pun membawa semua baju-bajunya dengan perasaan sedih dia pun pamit pada Kholifah dan yang lainnya.

"Terima kasih telah mengijinkanku tinggal bersama kalian. Maaf jika selama ini ada kesalahan yang Zaitun buat," tuturnya dengan air mata di pipi.

"Sekarang aku akan pergi dan Shafitri maafkan jika sikapku kurang berkenan," pamitnya dan Zaitun meninggalkan rumah.

"Kamu jangan pergi?" Kholifah dan yang lainnya kembali menahan langkah Zaitun.

Sedikit pun Zaitun tidak menoleh dia tetap berjalan ke luar pagar. Tanpa ada yang menduga Shafitri mengejar Zaitun.

"Zaitun!"

"Zaitun ... maafkan, aku!"

Shafitri terus mengejar saudara angkatnya. Namun, Zaitun tidak menghiraukan panggilan Shafitri dan dia terus berjalan meninggalkan rumahnya.

"Zaitun, maafkan aku. Jujur selama ini aku cemburu sama kamu."

"Aku iri ... karena Kak Ami, Kak Kholifah dan yang lainnya lebih memperhatikan kamu. Sedangkan aku tak ada yang peduli."

Shafitri memegang tangan Zaitun, "Mungkin aku egois. Tapi, ini ... karena aku terlalu cemburu."

"Kasih-sayang Kak Ami, Kak Kholifah kini jadi terbagi. Tapi, aku sadar harusnya ini tak kulakukan padamu. Zaitun jangan pergi aku mau kamu tinggal bersama kami lagi."

"Kamu mau 'kan?" Shafitri terus memohon dan meminta maaf ke arah Zaitun.

Sesaat lamanya Zaitun terdiam. Tak ada sepatah kata yang terucap dari mulutnya. Melihat sikap Zaitun seperti itu, akhirnya Shafitri bersujud depan Zaitun.

"Zaitun, maafkan keegoisanku. Aku janji tidak akan menyakitimu lagi." Tangisan Shafitri akhirnya pecah.

"Iya, aku dah maafin kamu, kamu jangan seperti ini," ujar Zaitun.

Akhirnya hati Zaitun luluh dan mereka berdua saling berpelukan kembali.

"Nah gitu dong? Kalau seperti ini enak dilihat. Jangan berantem lagi."

Kholifah dan yang lainnya ikut bahagia melihat keduanya akur kembali.

#Selesai
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
283
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.