Apakah sama dengan pikiran kebanyakan orang yang menyangka mereka adalah bentukan seseorang atau organisasi yang mempunyai kesempatan memperoleh uang dari keadaan susah sebuah daerah?

Bila iya, mari simak laporan saya berikut. Bahwa ada tuduhan terhadap motif keuntungan finansial yang mereka inginkan dari sebuah kegiatan, itu tak dipungkiri. Tetapi niat tulus mengalahkan segala prasangka.

Tetap semangat berbuat, meski kadang hujatan memerahkan telinga diterima. Itu yang dikatakan Zen, salah satu relawan Satgaskom desa Sambirejo Kecamatan Rejoso Pasuruan.


"Tutur Zain menjawab pertanyaan saya berapa besaran honor yang diterima untuk menjadi bagian dari Satgas.

Saya mengenalnya cukup dekat, beberapa project sosial yang saya kerjakan untuk membantu desa bergeliat memang tanpa uang. Tidak satu senpun saya atau dia terima dari kegiatan sosial kami. Meski harus diakui itu butuh biaya.

Namun kami ringan saja merogoh kantong pribadi. Demi apakah? Demi suksesnya sebuah acara. Adalah pukulan yang tak ingin kami dapatkan bila gelaran agenda kegiatan gagal karena kurang dana. Sehingga tiap anggota, yang memang punya penghasilan tetap dari berbagai profesi itu bakal rela urunan. Menutup seluruh biaya pengeluaran.

Seperti untuk kegiatannya kali ini, yang saya diberi kesempatan mengulas, sekali lagi dia tegaskan.

Zain memberi penyuluhan membuat pelampung praktis
doc.pri



Ada Satgas Relawan yang dibentuk. Dalam rangka menampung aspirasi dan wadah kegiatan para Relawan Berbasis Komunikasi Radio/HT. Dengan visi misinya adalah mengawal segala kegiatan dan upaya untuk Membangun dan memajukan desa Sambirejo, kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan.

Lewat sektor Komunikasi baik dalam hal giat Sosial, Siaga Covid-19, giat Kemasyarakatan, Keagamaan, Kamtibmas, Kebencanaan, Pemberdayaan Masyarakat ataupun lain-lainnya.

Satgaskom ini bernaung dibawah Organisasi Komunikasi Nasional RAPI ( Radio Antar Penduduk Indonesia ) yang legalitas dan kiprahnya dalam berbagai kegiatan secara nasional telah lama bergema.





Pembentukan Satgaskom di Desa Sambirejo ini diinisiasi oleh ZAIN AR/JZ13UHV yang merupakan anggota sekaligus salah satu Pengurus RAPI 20 Pasuruan. Kemudian setelah terbentuk di desa Sambirejo diketuai Oleh Heri Kurniawansyah dan Abdul Rohman sebagai wakil ketua merangkap Bendahara.

Didukung penuh oleh relawan dari berbagai kalangan. Banser Ansor, Karang Taruna, Lesbumi NU, Kelompok Bank Sampah, Linmas, Komunitas Sepeda Onthel Kobber, Kelompok Seni Ardana dan lain-lainnya yg berada di Desa Sambirejo.

Beruntung keberadaan Satgaskom di desa Sambirejo ini juga memperoleh Apresiasi juga fasilitasi dari, Daifah, Kepala Desa Sambirejo. Sehingga dalam berkegiatan ada sinergi positif dengan pemerintah setempat.

"Saya berharap keberadaan Satgaskom ini dapat bersinergi dengan Semua pihak dan Lembaga yg ada di Desa Sambirejo untuk mendukung Program-program pemajuan di Desa Sambirejo. ' Sambirejo Bersatu, Pasti Bisa! " Tutur Daifah kala itu, dihiasi teriak lantang dalam sebuah kesempatan.

Dilakukan saat memberikan pembekalan dan semangat kepada para relawan yang betu-betul rela bertugas tanpa uang. Sebelum berangkat untuk berpartisipasi dalam Giat Operasi Masker 22 Juli 2020 kemarin.

Demikian juga untuk kegiatan - kegiatan lain. Misal mendampingi operasi masker, kampanye social distancing, menggiatkan kembali siskamling, bersama melakukan kegiatan keagamaan dengan ormas semisal NU.

Bahkan kegiatan membantu penanggulangan bencana mereka turut serta. Misal memetakan jumlah Kepala Keluarga yang terdampak banjir lalu turun ke lapangan membantu proses evakuasi pun penyaluran bantuan.

Ya, Rejoso memang daerah rawan banjir. Sehingga kondisi ini selalu dialami. Sehingga Satgas tak pernah absen pula ikut dalam kegiatan mengatasi masalah tradisi banjir ini.

Belum ada solusi tepat, namun setidaknya yang dilakukan memberikan efek manfaat. Itu saja tujuan Satgas itu ikut turut serta turun berkegiatan.

Ini berlaku untuk semua peristiwa, apapun yang dilakukan adalah semata pamggilan hati. Bahwa organisasi Rapi yang mereka pilih menjadi basic nama semata memudahkan koordinasi saja. Mengingat mayoritas anggota Satgas adalah juga anggota komunitas tersebut.

Jadi, masihkah kita tega menuduh mereka yang ikut terlibat menjadi relawan melakukan demi uang?

Seperti isue yang marak bergulir akhir-akhir ini. Banyak tuduhan disematkan pada pemerintah, atau lembaga sosial dalam situasi pandemi covid-19 ini. Disangka sedang memanfaatkan keadaan demi mendapat kucuran anggaran yang memang untuk itu telah disiapkan banyak oleh pemerintah.



Dengan imbas mereka bisa antipati atau bahkan memusuhi orang-orang berbaju relawan satgas. Ini pendidikan yang tidak baik bukan? Disaat kita butuh saling gandeng tangan, mengapa harus menebar permusuhan?

Maka mari dukung saja semua kegiatan. Setidaknya dengan doa agar semua kegiatan dilancarkan dimudahkan tanpa kendala.







Aniesday