Bolehkah ane menyampaikan satu kalimat? Boleh, ya?

"Lain lubuk, lain ikannya, lain padang, lain juga belalangnya!"

Beda daerah, tentu saja beda penyebutan untuk makanan yang sedang viral ini. Tetapi tetap sama bahan dan cara membuatnya, ye, kan, Gaes?

Makanan yang terbuat dari beras ketan, diisi gula aren, dan tentu saja ditaburi kelapa parut, agar jangan plontos.

Di Daerah, ane! Sumatera Barat. Makanan ini diberi nama Onde-Onde.

Konon katanya, ibu-ibu yang membuat makanan ini sering mengeluh karena pembuatannya membutuhkan waktu lama, dan ribet. Sehingga mereka sering berkata, "Ondeh Mandeh!"

Di luar itu semua, katanya kue ini menjadi perdebatan di tengah masyarakat, karena namanya tidak islami.

Namun, menurut ane sendiri. Nama itu terserah, yang penting halal dan bersih. Toh, akan tetap jadi kuliner kekayaan indonesia. Bukankah berbeda itu indah?

Karena jika semua disamakan, berarti kita sama dengan memakai sendal orang lain. Jadi, lebih baik pakai sendal masing-masing biar pas, ye, kan?

Jangan sampai hanya karena nama makanan persatuan di antara masyarakat jadi berantakan, sebab satu lidi ga akan ada gunanya, kecuali dijadikan tusuk sate dan akan terbuang.

Sedangkan jika lidi tersebut disatukan, akan menjadi sapu dan berguna bagi banyak orang, dan tentunya tahan lama.