Hari Air Sedunia merupakan hari peringatan air internasional yang diperingati setiap tanggal 22 Maret setiap tahunnya. Pada tahun ini PBB mengangkat tema “Water and Climate Change” (Air dan Perubahan Iklim) sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dunia atau khusus nya masyarakat di Kalimantan Barat betapa pentingnya air untuk keperluan sehari-hari. Provinsi Kalimantan Barat dengan julukan Provinsi “Seribu Sungai” julukan ini sejalan dengan kondisi di wilayah Kalimantan Barat sendiri yang memiliki banyak anak sungai yang dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung untuk keperluan sehari-hari oleh penduduk yang berada di sekitar bantaran sungai. Sungai sudah menjadi urat nadi sendiri bagi penduduk karena selain untuk keperluan sehari-hari sungai juga menjadi tempat sumber mata pencaharian bagi nelayan dan sebagai sarana transportasi bagi masyarakat yang akan memudahkan aktivitas. Akan tetapi, dengan seiringnya waktu sungai-sungai di Kalimantan Barat mengalami penurunan kualitas air sungai.
Sungai ini tentunya menjadi kebanggan tersendiri bagi penduduk Kalimantan Barat. Namun dengan seiring berjalannya waktu akankah kebanggan tersebut berubah menjadi kekhawatiran bagi masyarakat yang tinggal di pesisir sungai Kapuas? Dilansir dari Jurnal Studi Beban Pencemaran Sungai Kapuas Akibat Buangan Dari Drainase di Kecamatan Pontianak Utara Kota Pontianak, masyarakat kota Pontianak khususnya di Kecamatan Pontianak Utara sebagian besar menggunakan beberapa anak sungai / parit sebagai aliran pembuangan limbah, dimana di Pontianak masih menerapkan on site system dalam arti black water yang langsung dibuang ke tangki septik (septic tank) sedangkan grey water langsung dibuang ke anak sungai / parit  yang menyebabkan air sungai / parit tersebut menjadi tercemar sehingga kualitas air Sungai Kapuas menurun. Jika hal tersebut terus terjadi maka akan mengancam kesehatan masyarakat sekitar sungai dimana sungai akan tercemar yang juga akan mengancam keberadaan biota atau organisme air. Jika biota atau orgenisme air sudah tercemar maka secara tidak langsung manusia yang menggunakan atau yang mengkonsumsi makanan hasil dari Sungai Kapuas akan mengalami masalah kesehatan
Untuk meningkatkan kualitas air Sungai Kapuas perlu dilakukan program monitoring oleh pemerintah setempat. Dengan melakukan monitoring dari segi kualitas air sungai tersebut sangat penting untuk mengupayakan meningkatkan kualitas air Sungai Kapuas. Agar berjalan dengan baik program monitoring ini harus dilakukan secara teratur dan berkala. Kemudian data-data yang diperoleh dari hasil monitoring akan lebih baik jika bisa dilihat oleh publik khusunya penduduk Kalimantan Barat agar setiap orang dapat mengetahui bagaimana kondisi Sungai Kapuas yang sesungguhnya dan bisa menjadi sebagai referensi atau tumpuan untuk melakukan studi kasus pencemaran pada Sungai Kapuas. Selain melakukan program monitoring pemerintah juga harus membuat peraturan yang bisa ditaati oleh masyarakat. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat tentunya keinginan untuk meningkatkan kualitas air Sungai Kapuas akan tercapai. Karena untuk menanggulangi permasalahan seperti ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun kesadaran masyarakat juga sangat penting untuk mengembalikan Sungai Kapuas seperti dahulu. Kiranya pada peringatan hari air sedunia ini dapat menjadi acuan kepada semua orang dan pihak pemerintah untuk mengambil langkah yang lebih baik, jelas dan terarah untuk mengatasi permasalahan Sungai Kapuas ini. Selamat Hari Air Sedunia. 

REFERENSI
STUDI BEBAN PENCEMARAN SUNGAI KAPUAS AKIBAT BUANGAN DARI DRAINASE DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA KOTA PONTIANAK (Studi Kasus: Kelurahan Siantan Tengah dan Kelurahan Siantan Hilir). Vol 2, No 1.