Jakarta, Cyberthreat.id - Nama pendakwah Haikal Hassan yang kerap disapa Babe Haikal ikut terseret dalam kasus kasus penyebaran data pribadi Denny Siregar oleh akun Twitter @Opposite6891 dengan nama samaran Opposite6890. Haikal disebut-sebut pernah mengirimkan uang Rp5 juta untuk pemilik akun itu.

Setelah namanya ramai dibincangkan di sosial media, Haikal Hassan membuat klarifikasi di Twitter pada Sabtu malam (11 Juli 2020).

"Utk kasus adanya transferan ke opposite, saya bantu utk kebutuhan primer keluarganya di Jakarta. Dan ybs bukan org yg ada dlm daftar yg dikeluarkan polisi untuk dicari. Kalau ada data itu, mustahil saya mau transfer, karena itu membantu sebuah kejahatan," tulis Haikal Hassan sembari mencolek akun @xdigeeembok.

Pernyataan Haikal ini berbeda dengan yang diucapkan dalam wawancara dengan TV One pada Sabtu sore. Saat itu, Haikal mengatakan mengirim uang ke banyak orang. Ketika pewawancara bertanya apakah termasuk ke orang yang berada di balik akun Opposite, Haikal menjawab,"saya belum tahu, saya belum tahu."

Nama Haikal Hassan pertama kali disebut punya hubungan dengan akun @Opposite6891 oleh akun anonim @xdigeeembok pada 9 Juli lalu.

"Beh @haikal_hassan jgn biasain capture pernah transfer Rp 5 juta ke Wahyu Budi Laksono di Bank **A. Gak usah dicapture trus tanpa sengaja kesimpan ke Google Foto. Nah ayyy jadinya bisa ngintip. Ayyy skill-nya cuma segitu. Gak ada orang dalem di Bank," tulis @xdigeeembok.

Menurut akun itu, nama Wahyu Budi Laksono adalah orang dibalik akun @Opposite6891. Namun, tak ada informasi kapan uang tersebut dikirim.

Setelah namanya disebut-sebut, Haikal Hassan sempat berkomunikasi lewat direct messege dengan akun @xdigeeembok. Komunikasi itu lantas diunggah di Twitter oleh @digeeembok dan bisa diakses publik.

Sebelumnya, ketika kasus ini baru muncul, pada 7 Juli lalu, Haikal Hassan sempat mengomentari kasus penyebaran data pribadi Denny Siregar. Menurutnya, pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang meminta Telkomsel menginvestigasi kebocoran data Denny adalah tindakan yang berlebihan. Sebab, ia sendiri mengklaim beberapa kali datanya dibongkar.

"Lebay john. Data ane di bongkar mulu. WA ane kemarin blank. Lalu muncul lagi. IG ane tau-tau update. Tanpa ane sentuh. Gak usah baper kalau mau main di medsos. TIDAK ADA DATA YG RAHASIA," tulis Haikal.

Terkait pernyataan terbaru Haikal yang mengatakan mengirim uang ke Opposite karena yang bersangkutan tidak ada dalam daftar orang yang dicari polisi, netizen mengirim tangkapan layar pemberitaan Tempo.co pada 11 Maret 2019 yang berjudul "Identitas Teridentifikasi, Polri Buru Pemilik Akun @Opposite6890."

"Amnesia om? Pikun ya? Wkwkwk," komen akun @Birgaldo_Sinaga yang mengunggah tangkapan layar berita tersebut.

Berita itu merujuk kepada cuitan Opposite menjelang pemilu presiden 2019. Ketika itu, Opposite menuduh polisi membuat jaringan buzzer pro-Jokowi lewat aplikasi Shambar. Menurut Opposite, alamat IP aplikasi itu milik Mabes Polri. Polisi membantah tudingan tersebut dan memburu orang dibalik akun itu .

Akun @xdigeeembok juga menuding Haikal Hassan menyarankan Opposite kabur ke Belgia saat kasus itu mencuat pada Maret 2019.

Tentang tudingan ini, Haikal Hassan membantahnya.

"Saya menyarankan kabur? @xdigeeembok Silahkan tanyakan ke @CCICPolri. Gak ada yg rahasia bagi negara. Siapa yg cooperatif??? dan berkali-kali saya telah jelaskan langsung ke para petinggi Polri. Bahkan TOP LEVEL," tulis Haikal.

Seperti diberitakan sebelumnya, akun @Opposite6891 yang mengunggah data pribadi Denny Siregar mendapat suplai data dari Febriansyah Puji Handoko (FPH), seorang pegawai kontrak alias outsourcing di Grapari Telkomsel, Rungkut, Surabaya. FPH ditangkap polisi pada 9 Juli lalu dan diumumkan ke publik sehari kemudian. Sementara pemilik akun @Oppsite6891, menurut polisi masih diburu keberadaannya.

https://m.cyberthreat.id/read/7527/B...-Denny-Siregar