Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sribaginda1Avatar border
TS
sribaginda1
Resiko Kerugian Pada Bisnis CPO Saat Harga Turun
  
Bisnis   CPO merupakan bisnis internasional terutama bagi perusahaan yang CPO nya diekspor ke luar negeri.

Dalam mengekspor CPO, transaksi bisa saja dilakukan dengan mata uang luar negeri, contohnya dollar. Jadi, saat melakukan pengiriman CPO ke luar negeri pembayaran dilakukan menggunakan dollar.

Di sini terdapat resiko dimana nilai tukar rupiah terhadap dollar berubah-ubah. Bisa naik, Bisa juga turun.


Contohnya, saat ini transaksi 1 ton CPO adalah  $600 atau sekitar Rp 8.400.000.    (1  Dollar = Rp14.000)asumsi biaya produksi adalah Rp. 5.000.000 per ton CPO. Maka keuntungan per ton CPO adalah

 

Harga Jual – Biaya Produksi =Keuntungan

Rp8.400.000 – Rp. 5.000.000  = Rp.3.400.000
 
Terdapat resiko dimana nilai tukar dollar dapat berubah.

Asumsikan nilai tukar dollar bulan depan turunmenjadi 1 Dollar = Rp 7.000. maka satu ton CPO yang $600 harganya adalah ($600 x 7.000) = Rp 4.200.000

Dengan biaya produksi satu ton CPO adalah Rp 5.000.000 maka perusahaan mengalami kerugian Rp 800.000per ton CPO.

 

Harga Jual – Biaya Produksi =Keuntungan

Rp4.200.000 – Rp. 5.000.000  = - Rp.800.000 (Rugi)
 
Ilustrasi di atas merupakan ilustrasi ekstrim dimana nilai tukar  dapat mempengaruhi penjualan.

Biasanya perusahaan melakukan hedging untuk mencegah resiko ini. Hedging adalah kegiatan mengunci nilai mata uang.

Apabila perusahaan memprediksi dollar akan melemah, maka perusahaan akan melakukan pembelian rupiah untuk mengunci nilai Dollar di angka Rp. 14.000

Setelah nilai mata uang dikunci, perusahaan amandalam melakukan produksi.

Resiko lain yang dapat dihadapi terkait perubahan harga adalah perubahan harga komoditi CPO.

Apabila bulan depan harga komoditi CPO berubah Menjadi $300 per ton. Walaupun kurs dollar tidak berubah, perusahaan tetap mengalami kerugian karena harga jual menjadi ($300 x Rp.14.000 = Rp 4.200.000). Masih di bawah ongkos produksi(Rp.5.000.000/ ton CPO).

Hal ini diantisipasi dengan menurunkan ongkos produksi, baik itu mengurangi karyawan, atau mengurangi pengeluaran lainnya.

Selain Dalam hal penjualan, perubahan harga bahan baku dan mata uang juga berpengaruh terhadap perusahaan yang membeli bahan baku dari luar negeri.

Contohnya perusahaan yang membeli besi dari luar negeri sebagai bahan baku. Jika, harga besi naik, ongkos produksi akan naik dan margin keuntungan semakin sedikit. Jika kenaikan ongkos produksi terlalu besar. Perusahaan terpaksa menaikan harga jual produk yang sudah jadi.

Kesimpulannya adalah, bagi industri CPO yang berskala internasional, perlu dilakukan pencegahan terhadap turunnya harga CPO.

Ada juga perusahaan yang tidak mengantisipasi resiko ini. Ketika terjadi penurunan harga CPO, perusahaan tersebut hampir bangkrut, menambah hutang kepada bank, dan melakukan pemangkasan karyawan
combustorAvatar border
combustor memberi reputasi
1
424
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Bisnis
BisnisKASKUS Official
69.9KThread11.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.